Tandai Aktifnya Kembali Ronda, Warga RT 01 Jalakan Gelar Wayangan
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Sebagai bentuk perwujudan semangat gotong royong, masyarakat RT 01 Dusun Jalakan, Kalurahan Triharjo, Kapanewon Bantul menggelar pentas wayang kulit purwa bertajuk Wahyu Katentreman yang dibawakan oleh dalang Ki Kenci Wisnu Aji. Pentas wayang itu digelar di area sekitas pos ronda RT 01 Dusun Jalakan, Sabtu (19/10/2024).
Ketua RT 01 Dusun Jalakan, Jumiran mengatakan bahwa pergelaran wayang kulit purwa itu sejatinya sebagai peresmian sekaligus penanda kembali aktifmya aktivitas ronda di RT 01. Pasalnya sejak pandemi Covid-19 melanda, aktivitas ronda pun ditiadakan.
Advertisement
"Baru tahun ini diadakan lagi. Pentas wayang ini sekaligus untuk meresmikan ronda itu. Itulah sebabnya, kami memilih tempat ini [pos ronda] sebagai lokasi pentas wayang," kata Jumiran saat ditemui di lokasi acara, Sabtu malam.
BACA JUGA : Kraton Yogyakarta Gelar Wayang Wong Lampahan Darmadewa Darmadewi Episode 1 Bertajuk Lair
Menurut Jumiran, dengan difungsikannya lagi aktivitas ronda, diharapkan bisa menjadikan suasana di lingkungan masyarakat menjadi lebih aman, tenteram, dan kondusif. "Karena itulah, kami akhirnya sepakat, lakon yang dibawakan adalah Wahyu Katentraman."
Sementara itu, Lurah Triharjo, Suwardi mengapresiasi inisiatif warga RT 01 Dusun Jalakan menggelar pentas wayang purwa. "Ini adalah contoh bentuk guyub rukun dan gotong royong masyarakat. Ya seperti inilah karakter masyarakat Indonesia, " ucap dia.
Terlebih, sejak 2003, UNESCO telah menetapkan wayang kulit sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity. "Jadi apa yang dilakukan warga RT 01 ini adalah salah satu upaya untuk melestarikan seni tradisi," kata Suwardi.
Dalang Ki Kenci Wisnu Aji menjelaskan lakon Wahyu Katentreman merupakan salah satu jenis lakon carangan. Lakon carangan merupakan lakon yang keluar dari standar lakon Mahabharata dan Ramayana, tetapi lebih pada tokoh dan kisah yang berdasarkan dua lakon pakem itu.
Adapun, lakon Wahyu Katentraman merupakan salah satu cerita dalam dunia pewayangan yang sarat dengan makna filosofis dan spiritual yang memiliki arti wahyu atau anugerah yang membawa ketenangan dan kedamaian.
BACA JUGA : Perhelatan WJNC #9 Kembali Digelar, Angkat Tema Gatotkaca Wirajaya
Dalam konteks pewayangan, wahyu merupakan simbol dari pengetahuan ilahi atau kearifan yang hanya bisa dicapai oleh mereka yang memiliki hati yang bersih dan pikiran yang jernih.
Lakon ini menggambarkan pencarian spiritual oleh para ksatria atau raja untuk mendapatkan wahyu demi menciptakan kedamaian di kerajaannya. "Lakon ini bisa memberikan teladan kepada masyarakat soal upaya untuk menciptakan ketentraman," kata Ki Kenci.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Kena OTT KPK, Gubernur Bengkulu Dibawa ke Jakarta untuk Pemeriksaan
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- 3 Alasan Relawan Bolone Mase Mendukung Penuh Kustini - Sukamto di Pilkada Sleman
- KPU Bantul Petakan TPS Rawan Bencana Hidrometeorologi, Ini Lokasinya
- Lestarikan Warisan Budaya Tak Benda, Kementerian Kebudayaan Gelar Indonesia ICH Festival di Jogja
- Kampanye Pilkada Kulonprogo Rampung, Logistik Siap Dikirim
- Begini Komitmen Paslon Pilkada Jogja untuk Mewujudkan Birokrasi Bersih Tanpa Korupsi
Advertisement
Advertisement