Sudah Masuk Musim Penghujan, BPBD Bantul Tetap Dropping Air ke Wilayah Terdampak Kekeringan
Advertisement
Harianjogjja.com, BANTUL— Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul terus berkoordinasi dengan instansi terkait di antaranya Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat dalam penanganan dampak kekeringan akibat kemarau panjang 2024.
"Dari DLH ikut mengkoordinasikan, jadi selama ini kami koordinasi untuk persiapan penanganan kekeringan maupun menghadapi musim penghujan," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Bantul Antoni Hutagaol saat dikonfirmasi di Bantul, Kamis.
Advertisement
Menurut dia, koordinasi dengan instansi terkait tersebut di antaranya dalam mendistribusikan bantuan air bersih ke wilayah yang masyarakatnya terdampak kekeringan atau kesulitan air bersih karena ketersediaan air di sumber yang menipis.
"Karena sampai saat ini kami masih fokus untuk penanganan wilayah terdampak kekeringan. Droping air masih terus berjalan, karena permintaan dari masyarakat masih terus," katanya.
Berdasarkan data droping air bersih wilayah Bantul di BPBD Bantul, sejak 29 Juni sampai dengan 28 Oktober 2024, pemerintah Bantul telah mendistribusikan bantuan air bersih ke wilayah kekeringan sebanyak 891 tangki atau setara sebanyak 4.445.000 liter.
Detail armada tangki air tersebut, sebanyak 272 tangki dari BPBD Bantul, sebanyak 173 tangki dari Palang Merah Indonesia, sebanyak 136 tangki dari Tagana Dinas Sosial Bantul, sebanyak 60 tangki dari DLH Bantul, dan donasi dari masyarakat maupun lembaga tercatat sebanyak 250 tangki.
"Sementara untuk data penerima manfaat air bersih tersebut sebanyak 2.992 KK (keluarga) terdiri sebanyak 13.557 jiwa, yang tersebar di 10 kecamatan, 24 kelurahan, 62 dusun atau pedukuhan," katanya.
Lebih lanjut dikatakan, droping air bersih untuk penanganan wilayah kekeringan tersebut mengacu pada Surat Keputusan (SK) Bupati Bantul Nomor 442 Tahun 2024 tentang Status Siaga Darurat Kekeringan di Kabupaten Bantul.
"Berdasarkan perkiraan musim kemarau tahun 2024, beberapa wilayah di Bantul terutama daerah perbukitan dan dataran tinggi berpotensi terjadi kekeringan, dan kekurangan air bersih," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Viral, Bayi Kuda Nil Thailand Ini Sejak Awal Ramal Donald Trump Menangi Pilpres AS
Advertisement
Menikmati Keindahan Teluk Triton Kaimana, Tempat Wisata Unggulan di Papua Barat
Advertisement
Berita Populer
- Ganti Rugi Lahan Tol Solo-Jogja-YIA di Sedayu Tembus Rp51 Miliar, Segini Detail Harganya
- Dinilai Bias Gender, Maskot Pilkada Jogja Diminta Ditarik dari Peredaran
- Sedang Dirobohkan, Begini Penuturan Warga Sekitar tentang Bangunan Gama Bookstore
- Revitalisasi Taman Affandi Sudah 75%, Beragam Tanaman Mulai Ditanam
- Banyak Jalan Gelap, Bantul Masih Butuh Ribuan LPJU
Advertisement
Advertisement