Dikritik karena Bias Gender, KPU Jogja Minta Maaf dan Bakal Ganti Maskot Pilkada 2024
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—KPU Kota Jogja akan segera mengganti maskot Pilkada Kota Jogja sebelum pelaksanaan pemungutan suara. Penggantian maskot ini menyusul somasi yang dilayangkan Forum Perempuan Peduli Pilkada Kota Jogja yang menilai maskot Pilkada Kota Jogja bias gender.
KPU Kota Jogja telah menindaklanjuti somasi yang dilayangkan pekan lalu itu dengan rapat pleno, dengan hasil KPU Kota Jogja meminta maaf maskot tersebut menimbulkan persepsi bias gender dan akan mengganti maskot yang lebih inklusif, paling lambat pada 19 November 2024.
Advertisement
Ketua KPU Kota Jogja, Noor Harsya Aryosamodro, menjelaskan sebelum penggantian maskot, KPU Kota Jogja akan menggelar focus group discussion (FGD) bersama sejumlah elemen untuk merumuskan desain maskot yang baru tersebut.
“Kami akan menindaklanjuti persiapan FGD sebagai bagian dari tuntutan Forum Perempuan Pilkada Kota Jogja. FGD akan digelar 15 November 2024 dengan mengundang stakeholder terkait untuk meredesain maskot yang inklusi sebagai spirit pemilihan di Kota Jogja yang inklusi,” ujarnya, Rabu (13/11/2024).
Meski demikian, dalam desain maskot baru nantinya KPU Kota Jogja tidak akan menghilangkan unsur buah kepel sebagai objek utama dalam maskot hasil sayembara. “Kepelnya tetap, tapi kepel yang inklusi. Kalau kemaren kan dianggap kepel yang maskulin,” tuturnya.
KPU Kota Jogja hari ini mulai berproses menghapus maskot lama dari media sosial dan materi sosialisasi. Ia menyebutkan maskot dalam bentuk boneka yang telah diproduksi ada sekitar 300 buah yang sudah didistribusikan ke 14 kemantren, 45 kalurahan dan sejumlah lembaga terkait.
Pada maskot boneka yang telah didistribusikan tersebut, pihaknya tidak menarik dari peredaran, hanya tidak menggunakannya kembali dalam setiap kegiatan. KPU Kota Jogja juga tidak akan membuat maskot baru dalam bentuk boneka karena sudah tidak ada anggaran untuk itu.
“Itu yang kemaren, sekarang kita bicara kedepan sudah tidak ada lagi penggunaan maskot bias gender itu untuk bahan sosialisasi. Tapi kami tidak membuat boneka lagi, anggarannya sudah terlaksana dan selesai. Redesainnya untuk dua dimensi dan digital,” paparnya.
Kemudian untuk tuntutan permintaan maaf kepada masyarakat, KPU Kota Jogja dalam waktu dekat akan membuat publikasi permintaan maaf. “Kami akan merumuskan pers rilis, surat permohonan maaf kepada masyarakat Kota Jogja sebagai pemilik kedaulatan pilkada ini, kami sebagai pelayan publik akan melakukan hal itu,” katanya.
Koordinator Forum Perempuan Peduli Pilkada Kota Jogja, Renny A. Frahesty, menuturkan walau sudah ada itikad baik dari KPU Kota Jogja, namun tuntutan mereka belum sepenuhnya dikabulkan. “Tuntutan kami pertama minta maaf kepada publik karena memproduksi maskot bias gender, kedua menyatakan maskot tidak berlaku, ketiga menarik dari peredaran,” paparnya.
Ia menghargai itikad baik KPU Kota Jogja yang telah menerima masukan, berencana mengganti dan menargetkan batas waktu penggantian maskot. “Kami tunggu perkembangannya. Kewajiban warga negara kan mengawasi semua kebijakan publik, karena dibuat dengan dana publik,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Gelar Operasi, Dishub Jogja Temukan Masih Banyak Kendaraan Uji Kir Mati
- Ini Cara Calon Wali Kota Wujudkan Iklim Inklusivitas di Kota Jogja
- Rencana Pindah dan Pembangunan RPH Baru di Bawuran Bantul Terancam Gagal
- Museum Wayang Beber Sekartaji Jadi Jujugan Wisatawan Mancanegara
- Uji Coba Makan Gratis di DIY Libatkan 2.000 Siswa di Sleman dan Bantul
Advertisement
Advertisement