Pemkab, Pemkal dan Pelaku Wisata di Bantul Telah Bersiap Hadapi Cuaca Ekstrem
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Bantul beserta pelaku wisasta serta Pemerintah Kalurahan setempat dipastikan telah berkoordinasi dan siap menghadapi adanya fenomena cuaca ekstrem yang akan terjadi beberapa waktu ke depan.
Sejauh ini para pelaku wisata di tepi-tepi sungai di Kabupaten Bantul sudah paham apa yang harus dilakukan saat hujan deras berlangsung. Termasuk kemungkinan menutup sementara objek wisata yang ditawarkan kepada para pengunjung.
Advertisement
BACA JUGA: BMKG DIY Prediksi Hujan Terjadi pada Hari Pemungutan Suara 27 November 2024
Sekretaris BPBD Bantul Ribut Bimo Haryo Tejo mengungkapkan, telah menggelar rapat koordinasi dari berbagai sektor, termasuk wisata. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi potensi kebencanaan di setiap wilayah.
"Kami sudah antisipasi, kami juga undang Pemkal dan Kapanewon juga terkait dengan cuaca ekstrem. Kami sudah minta kepada pelaku wisata di pinggir sungai untuk lebih waspada. Selain itu, kami juga minta pelaku wisata di beberapa titik untuk waspadai kemungkinan terjadinya longsor," jelas Ribut, Senin (25/11/2024).
Sementara, Subkoordinator Kelompok Substansi Promosi Kepariwisataan Dispar Bantul, Markus Purnomo Adi mengungkapkan, jika dirinya telah memberikan imbauan kepada para pelaku wisata yang berada di dekat aliran sungai untuk lebih berhati-hati. Jika kondisinya sangat berbahaya, Dispar telah meminta agar wisata di tempat tersebut ditutup.
"Dan, rata-rata pelaku wisata yang berlokasi di tepi-tepi sungai di Kabupaten Bantul pada saat ini sudah paham hal-hal apa yang harus dilakukan ketika kondisi hujan deras berlangsung," imbuh Ipung-panggilan akrab Markus Purnomo Adi.
Menurut Ipung, untuk wisata yang berlokasi di tepi-tepi sungai di Kabupaten Bantul, pada musim hujan berpotensi banjir. Sedangkan, para pelaku wisata tersebut sudah paham apa yang harus dilakukan. Karena diakui oleh Ipung, para pelaku wisata tersebut saling berkomunikasi antara pelaku wisata satu dengan yang lainnya.
"Karena, biasanya, kalau di daerah dataran tinggi sedang terjadi hujan maka dua atau tiga jam ke depan akan banjir. Nah, komunikasi ini biasanya sudah ada dan perlu ditingkatkan. Jika tidak memungkinkan kondisinya ya mereka paham apakah akan menutup objek wisatanya untuk sementara," jelas Ipung.
Ipung menambahkan, berdasarkan data yang ada di Dispar Bantul, setidaknya ada 10 objek wisata yang berada di tepi-tepi sungai di Kabupaten Bantul. Objek wisata di tepi sungai tersebut tidak hanya ada di Kapanewon Piyungan namun menyebar di beberapa lokasi.
"Oleh karena itu penting adanya komunikasi antarpelaku wisata," ungkap Ipung.
Terpisah, Lurah Sriharjo, Imogiri, Titik Istiwayatun Khasanah mengungkapkan di wilayahnya saat ini ada dua titik objek wisata yang berada di tepi-tepi sungai yang aktif. Sejauh ini Pemkal telah memberikan edukasi dan mengingatkan kepada para pengelola untuk lebih memperhatikan kondisi alam.
"Tapi mereka sudah sangat paham. Kalau air sudah coklat, mereka pasti menutup objek wisatanya. Mereka tidak mau ambil risiko juga. Kami sendiri akan terus mengingatkan kepada para pelaku objek wisata di tempat kami terkait kewaspadaan menghadapi cuaca ekstrem," ucap Titik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Belasan Terdakwa Pungli Rutan KPK Dituntut hingga Enam Tahun Penjara
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Watsons Resmi Buka Toko Baru di Jogja City Mall
- Ada 160 Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak di Bantul, Sekda: Yang Tidak Tercatat Lebih Banyak
- Diduga Ngebut, Kawasaki Z250 Tabrak Motor dan Mobil Parkir, Pengendara Luka-luka
- Kunjungi Pasar Prawirotaman, Mendag Pastikan Harga Minyakita Turun Pekan Ini
- Antisipasi Kecurangan Jelang Nataru, Mendag Budi Santoso Bakal Cek SPBU Seluruh Indonesia
Advertisement
Advertisement