Advertisement

Ratusan Warga Gunungkidul Suspek Chikungunya

Andreas Yuda Pramono
Senin, 30 Desember 2024 - 15:37 WIB
Maya Herawati
Ratusan Warga Gunungkidul Suspek Chikungunya Nyamuk - Ilustrasi - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul mencatat ada 245 pasien suspek chikungunya di Gunungkidul selama 2024.

Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dan Zoonosis Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Gunungkidul, Yuyun Ika mengatakan 245 warga tersebut mengalami gejala klinis yang mengarah pada penyakit chikungunya. “[Pasien] Terduga atau suspek chikungunya 2024 ada 245 orang,” kata Yuyun, Senin (30/12/2024).

Advertisement

Yuyun menambahkan khusus di Kapanewon Paliyan dan Semanu selama dua bulan terakhir 2024 ada 77 suspek chikungunya. Rinciannya di Paliyan ada 64 kasus dan Semanu ada 13 kasus.

Dari 64 kasus tersebut, empat warga positif chikungunya melalui pemeriksaan uji serologi. Sedangkan, 13 kasus/ warga sisanya negatif chikungunya. Kata Yuyun, pemeriksaan terakhir Dinkes lakukan pada Desember 2024.

BACA JUGA: Diduga Melanggar Kode Etik Soal Penolakan PPN 12 Persen, Rieke Diah Pitaloka Bakal Dipanggil MKD

Menurut Yuyun, banyaknya kasus chikungunya terjadi berdampingan dengan demam berdarah dengue (DBD) yang juga kasusnya sedang tinggi saat ini. Hanya, dia belum dapat menyampaikan angka terbaru kasus demam dengue.

Kepala Dinkes Gunungkidul, Ismono mengatakan penemuan suspek kasus chikungunya telah ditindaklanjuti dengan mengecek lokasi untuk menggelar penyelidikan epidemiologi (PE).

Apabila hasil PE menyatakan perlu ada fogging, maka Dinkes akan melakukan fogging dengan radius 100 meter dari lokasi penemuan kasus.

Di sisi pencegahan, Puskesmas memberi edukasi untuk kebersihan lingkungan dan memberikan pelayanan kesehatan sesuai regulasi.

Adapun gejala chikungunya antara lain demam tinggi, ruam kemerahan, nyeri otot dan sendi, nyeri tulang dan sendi, sakit kepala, dan mual lemas.

Di lain pihak, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wonosari, Dyah Prasetyorini mengatakan gejala chikungnya mirip dengan gejala demam berdarah dengue (DBD). Berbeda dengan DBD yang memiliki fase dengue shock syndrome (DSS), chikungnya tidak berpotensi menyebabkan kematian.

Dyah menjelaskan curah hujan tinggi meningkatkan habitat nyamuk melalui genangan-genangan air.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kapolri Naikkan Pangkat 10.548 Perwira Awal Tahun Ini

News
| Kamis, 02 Januari 2025, 13:47 WIB

Advertisement

alt

Tidak Hanya di Pusat Kota, Asita DIY Ajak Wisatawan Menginap Hotel di Kulonprogo

Wisata
| Selasa, 31 Desember 2024, 08:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement