Advertisement
5 Padukuhan di Maguwoharjo Dilintasi Tol Jogja-Solo, Sekolah hingga Masjid Terdampak
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Fasilitas umum, mulai dari sekolah hingga masjid di Kalurahan Maguwoharjo terdampak pembangunan Tol Jogja-Solo yang melintas di wilayah tersebut.
Plt. Lurah Maguwoharjo, Heri Santoso membenarkan adanya bangunan sekolah yang juga terdampak. Hanya saja bukan bangunan utama sekolah yang terdampak. "Maguwo itu SMA itu ada [yang kena tol] tapi enggak sampai bangunan utama hanya di pojokan," kata Heri, Selasa (7/1/2024).
Advertisement
Selain sekolah, satu masjid dan musala di Kalurahan Maguwoharjo kata Heri juga dipasang terdampak tol. "Masjid ada [yang terdampak] di Al Huda di dekat klinik tapi itu cuma kena yang di utara enggak sampai bangunannya," ujarnya.
Selain kawasan sekolah dan masjid, tol juga akan melintasi kawasan Casa Grande. Hanya saja semakin ke arah barat, area yang terdampak tol tidak dalam atau hanya mengenai pinggir-pinggir bidang tanah. "Casa Grande itu hanya di depannya enggak sampai ke bangunan, kalau mendekati bangunan hanya yang sisi timur, [wilayah] timur itu mendekati bangunan, tetapi semakin ke barat itu hanya di halaman, di pinggir-pinggir," ujar dia.
Saat ini belum diketahui harga tanah terdampak tol di area Casa Grande. Hanya saja Heri mencatat harga tertinggi bidang tanah yang selama ini dibayarkan dalam Uang Ganti Rugi (UGR) mencapai Rp14 juta-Rp19 juta per meter persegi. "Kalau harga tertinggi yang sudah [dibayar] kalau enggak salah, Rp14-juta sampai Rp19 juta yang sudah terlaksana di Sanggrahan," ujar dia.
Heri mengungkapkan belum semua warga terdampak tol telah menerima pembayaran uang ganti rugi. Dari lima padukuhan di Kalurahan Maguwoharjo yang terdampak Tol Jogja-Solo, padukuhan Pugeran disebut Heri belum menerima pembayaran UGR. "Belum selesai semua. Ada beberapa, Pugeran belum ada satupun yang dibayar," ujarnya.
Secara umum, jalan Tol Jogja-Solo ruas Purwomartani-Maguwo melintasi lima padukuhan di Kalurahan Maguwoharjo. Kelima padukuhan tersebut mencakup Ringinsari, Sembiko, Maguwo, Sanggrahan dan Pugeran.
Selain warga Pugeran yang disebut Heri belum menerima uang ganti rugi, beberapa warga di padukuhan lain juga masih ada yang belum menyelesaikan pembayaran karena persoalan administrasi. "Ke timur [Pugeran] masih ada beberapa yang belum [dibayar UGR], ada pemberkasan kurang, mungkin belum selesai surat menyurat terkait dengan konsinyasi dan sebagainya," jelasnya.
Pembangunan jalan Tol Jogja-Solo Seksi 2 Paket 2.1 Purwomartani-Maguwo bakal dibangun melayang (elevated).
PT. Daya Mulia Turangga (DMT) selaku kontraktor pembangunan sebelumnya sempat membocorkan bila jenis konstruksi tol yang dikerjakan di area tersebut akan dibangun secara melayang. "Rencana besar desainnya bahwa Paket 2.1 ini full elevated. Tidak ada timbunan [at grade]," kata Humas PT. Daya Mulia Turangga, Agung Murhandjanto pada Rabu (11/9/2024) lalu.
Agung memperkirakan penggarapan tol dengan konstruksi melayang di ruas Purwomartani-Maguwo ini tak lepas dari konstruksi melayang yang juga akan diterapkan di Ring Road. Bila benar melayang, tol ini akan membentang secara elevated kurang lebih 3,5 kilometer dari Purwomartani hingga Maguwoharjo. "Mungkin tersambung dengan yang ada di ring road, ini kan nanti keluarnya kan dari Lotte ini ke barat. Kemudian turunnya di sekitar Casa Grande. Ramp On/Off di sekitar Casa Grande.”
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Dukung Swasembada Pangan, Kemendes PDT Alokasikan Dana Desa Rp16 Triliun
Advertisement
Asyiknya Camping di Pantai, Ini 2 Pantai yang Jadi Lokasi Favorit Camping Saat Malam Tahun Baru di Gunungkidul
Advertisement
Berita Populer
- Dishub Gunungkidul Naikkan Tarif Sewa Los dan Kios di Terminal Semin
- DPRD dan Pemkot Jogja Anggarkan Rp80 Miliar untuk Program MBG, Namun Belum Dimulai
- 5 Padukuhan di Maguwoharjo Dilintasi Tol Jogja-Solo, Sekolah hingga Masjid Terdampak
- Dewan Kebudayaan Kulonprogo Minta Pentas Ketoprak Tak Dipusatkan Hanya di Taman Budaya
- Anggaran Makan Bergizi Gratis Tahap Pertama Dianggarkan Rp14,1 Miliar
Advertisement
Advertisement