Advertisement
Peningkatan Kasus PMK Tak Signifikan, DKPP Bantul Tak Tutup Pasar Hewan
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL--Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul memastikan tidak menutup operasional sejumlah pasar hewan yang ada di Bumi Projotamansari. Pasalnya, meski ada peningkatan jumlah sapi yang mati dan positif penyakit mulut dan kuku (PMK), namun jumlahnya dinilai belum signifikan.
"Sampai hari ini ada 32 ekor sapi yang mati karena PMK. 249 ekor sapi positif PMK dan dua ekor sapi dipotong paksa. Melihat perkembangan yang tidak signifikan tersebut, maka kami tidak menutup operasional pasar hewan di Kabupaten Bantul," kata Kepala DKPP Kabupaten Bantul Joko Waluyo, Kamis (9/1/2025).
Advertisement
Selain karena perkembangan hewan yang mati dan terifeksi dinilai tidak signifikan, Joko mengaku DKPP Bantul juga mempertimbangkan terkait perekonomian. Di mana, jika pasar hewan di Kabupaten Bantul ditutup nantinya akan berdampak kepada perekonomian para peternak dan terganggunya transaksi keuangan.
"Kami tidak ingin itu terjadi. Meskipun, kami akui selama sepekan terakhir, jumlah sapi yang dijual di pasar hewan mengalami penurunan. Saat ini tinggal 20 persen. Di pasar Imogiri itu biasanya ada 800 ekor sapi yang dijual, saat ini turun saat ini tinggal 20 persen," jelas Joko
Terkait dengan banyaknya sapi yang mati karena PMK, Joko mengaku saat ini DKPP Bantul masih melakukan kajian dan penelitian. Sebab, ada indikasi wabah PMK ini bersamaan dengan merebaknya penyakit SE (Septicaemia Epizootica) atau penyakit ngorok yang menyerang sapi.
BACA JUGA: 948 Ternak Kena PMK, Dinas Pertanian Dorong Vaksin Mandiri
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Pasteurella multocida dan bersifat akut dan fatal. "Penyakit SE sering terjadi pada musim hujan dan dapat menyebabkan kematian pada sapi yang daya kekebalan tubuhnya lemah," imbuh Joko.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan DKPP Kabupaten Bantul, Novriyeni mengungkapkan saat ini DKPP terus melakukan berbagai upaya pengendalian untuk menekan angka kasus PMK ini.
"Kami sudah melakukan vaksinasi terhadap 274 ekor sapi, disinfeksi di 55 lokasi, edukasi pencegahan di 153 lokasi, dan pengobatan terhadap 119 ekor sapi,” kata Novriyeni.
Novriyeni juga berharap agar pasokan dosis vaksinasi dari pemerintah pusat dan CSR dari sejumlah pihak segera tiba.
"Sebab, populasi sapi di Bantul cukup besar yang mencapai 70 ribu ekor sapi," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Sinkhole Selebar 10 Meter Muncul di Jepang, Begini Fakta-Faktanya
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Dinas Kesehatan Bantul Minta Warga Waspadai Leptospirosis
- Kementerian PU Melarang Penambangan Pasir di Kali Progo, Aturan Segera Terbit
- 100 Hari Prabowo-Gibran, Performa HAM dalam Peraturan Perundang-Undangan Dinilai Suram
- Pakai Tanah Kas Desa, Kalurahan Pacarejo Gunungkidul Kembangkan Melon
- Jadwal KRL Jogja Solo Hari Ini, Jumat 31 Januari 2025, Berangkat dari Stasiun Lempuyangan hingga Purwosari
Advertisement
Advertisement