Advertisement
200 Hektare Lahan Pertanian di Srandakan Terendam Air, Mentan Minta BBWSO Segera Menangani
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Ratusan hektare lahan pertanian di Poncosari, Srandakan, Bantul, mengalami gagal panen lantaran terendam air dalam beberapa tahun terakhir. Peristiwa serupa terakhir terjadi pada 2024 lalu. Kementerian Pertanian (Kementan) meminta agar Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) segera melakukan penanganan.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan pihaknya mendorong agar BBWSSO segera menangani saluran irigasi yang menyebabkan banjir di wilayah tersebut. "Jangan dilakukan secara bertahap [perbaikan saluran irigasi]," katanya, Rabu (15/1/2025).
Advertisement
Amran pun meminta agar BBWSSO dapat menangani genangan air di wilayah tersebut hingga akhir 2025. Menurutnya, hal itu akan mendorong produktivitas pertanian di wilayah tersebut. Ia memberikan bantuan sebanyak 3,5 ton bibit padi kepada petani yang sawahnya terendam air. Dia menilai bantuan tersebut diberikan untuk mengurangi kerugian yang ditanggung petani ketika gagal panen.
BACA JUGA :DKPP Bantul Jadwalkan Penyaluran Vaksin PMK pada Februari 2025
Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi atau Titik Soeharto mendorong penanganan saluran irigasi di wilayah tersebut dalam waktu dekat. Saat ini pemerintah tengah berupaya menerapakan tata kelola saluran irigasi yang berkelanjutan untuk mendukung produktivitas pertanian.
"Infrastruktur irigasi dan tata kelola sumber daya air yang berkelanjutan harus menjadi prioritas untuk mencegah dampak bencana di masa yang akan datang," ujarnya.
Ketua Gapoktan Sari Kismo, Amar Woro Sunu menuturkan wilayah Poncosari berada di sisi hilir saluran irigasi. Saat musim penghujan aliran air dari Bendung Kamijoro yang melalui saluran irigasi di wilayah tersebut meluap dan menggenangi lahan persawahan seluas 200 hektar milik tujuh kelompok tani. "Setahun kami menanam [padi] tiga kali, tapi hanya panen sekali," ujarnya.
Selama setahun pihaknya menanam padi-padi-palawija. Produktivitas padi di sana pun mencapai 8-9 ton per hektar dalam sekali panen. Genangan air tersebut menyebabkan lahan persawahan tersebut mengalami gagal panen. Hal itu membuat petani merugi sekitar Rp5 juta untuk satu hektar lahan pertanian yang gagal panen.
"Lahan yang tergenang banjir harus dilakukan pengerukan dengan segera. Kalau tidak, ketika hujan, kita tanam, nanti mati lagi [gagal panen]," ujarnya.
Genangan air disana telah terjadi selama lebih dari lima tahun. Pihaknya pun telah mengajukan permintaan agar saluran irigasi tersebut dikeruk. Namun, dalam dua tahun belakangan menurutnya belum ada langkah penanganan dari BBWSSO selaku penanggungjawab pengelolaan saluran irigasi tersebut. "Harapan kami [saluran irigasi] bisa diperbaiki," katanya.
BACA JUGA : DKPP Bantul Jadwalkan Penyaluran Vaksin PMK pada Februari 2025
Kepala BBWSSO, Gatut Bayuaji mengaku genangan air di wilayah tersebut disebabkan karena aliran air di saluran irigasi tidak lancar. "Ada klap dan sedimentasi yang menyebabkan saluran drainase [irigasi] kurang lancar. Kita akan tangani secara bertahap," ujarnya.
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih berharap pihak-pihak terkait dapat segera menangani genangan air di lahan persawahan tersebut. "Mohon Pak Menteri dan pihak terkait bisa [memperbaiki saluran irigasi], supaya dapat menyelamatkan ratusan hektar lahan pertanian padi," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Ketua DPD RI Usulkan Dana Zakat untuk MBG, Kepala BGN: Kami Fokus Pakai APBN Dulu
Advertisement
Bali Masuk 20 Besar Destinasi Wisata Terbaik di Asia Tahun 2025
Advertisement
Berita Populer
- Perbaikan Jalan Sentolo-Nanggulan Rp2 Miliar, Warga Minta Libatkan Tenaga Kerja Lokal
- Datangi DPRD Kota Jogja, Pedagang Teras Malioboro 2 Minta Pengundian Diulang
- Tak Perlu Repot, Kini Bikin Paspor Tinggal ke Kantor Mal Pelayanan Publik Bantul
- DKPP Bantul Jadwalkan Penyaluran Vaksin PMK pada Februari 2025
- Begini Langkah Dinas Pariwisata Gunungkidul untuk Mencapai Target 3,5 Juta Wisatawan di 2025
Advertisement
Advertisement