Advertisement

RSUD Saras Adyatma Bantul Masih Kekurangan Dokter Spesialis Berstatus PNS

Jumali
Senin, 20 Januari 2025 - 13:17 WIB
Ujang Hasanudin
RSUD Saras Adyatma Bantul Masih Kekurangan Dokter Spesialis Berstatus PNS Dokter / ilustrasi Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL--RSUD Saras Adyatma (RSSA) Bambanglipuro, Bantul saat ini kekurangan dokter spesialis yang berstatus PNS. Alhasil, untuk memenuhi kebutuhan minimal untuk dokter spesialis, saat ini RSSA mengandalkan dokter spesialis dengan status kontrak atau belum PNS.

"Dan, saat ini di RSSA baru ada satu orang dokter spesialis untuk  satu spesialis. Untuk lebih berkualitas, tentunya kami butuh tidak hanya satu kan.  Jadi bisa dikatakan kalau kurang [dokter spesialis], kami pasti kurang," kata Direktur RSSA Tri Wahyuni, Senin (20/1/2025).

Advertisement

Lebih detail, Yuyun-panggilan akrab Tri Wahyuni mengungkapkan, saat ini pihaknya baru memiliki satu dokter spesialis bedah, satu dokter spesialis obsitery dan ginekologi, satu dokter spesialis anastesiologi, satu dokter penyakit dalam, dan satu dokter spesialis radiologi, satu dokter spesialis anak serta satu dokter spesialis patologi klinik. Dari dokter yang ada tersebut, belum berstatus PNS.

"Tapi, untuk melakukan pelayanan minimal, kami sudah cukup [dengan keberadaan dokter tersebut].  Tapi kalau optimal, memang belum bisa memenuhi," jelas Yuyun.

Oleh karena itu, Yuyun mengaku telah meminta kepada Pemkab Bantul untuk merekrut dokter spesialis pada perekrutan CPNS. Selain itu, Yuyun juga mengungkapkan saat ini RSSA juga butuh banyak tambahan tenaga kesehatan untuk mengoptimalkan pelayanan ke masyarakat. "Dan, soal eksekusinya kami serahkan ke BKPSM Kabupaten Bantul dan Pemerintah Pusat," ungkapnya.

BACA JUGA: RS Saras Adyatma Bantul Siap Terapkan Standar KRIS

Ketua Komisi D DPRD Bantul Pramu Diananto Indratriatmo mengakui  persoalan kekurangan dokter spesialis yang berstatus PNS memang dialami oleh RSSA. Ia berharap agar kebutuhan tersebut bisa segera terpenuhi.

"Agar pelayanan RSSA ke depan bisa lebih optimal," harapnya.
Di sisi lain, Yuyun mengungkapkan, RSSA terus mengembangkan pelayanan pada 2025. Salah satunya adalah mengoptimalkan fasilitas baru berupa gedung baru di RSSA.

Di mana sebelum adanya gedung baru, RSSA memiliki 50 tempat tidur dengan tingkat keterisian mencapai 20 persen, sedangkan untuk fasilitas rawat jalan setiap hari RSSA ada 100 pasien yang mengakses.

Yuyun menyatakan dengan adanya fasilitas gedung baru telah membuat RSSA memiliki tambahan ruang rawat inap (ranap) kelas standar (KRIS), kelas satu, kamar bersalin, kamar operasi, dan penunjang fasilitas lainnya.

"Totalnya ada 35 tempat tidur tersebar dari ruang ranap KRIS, kelas satu, bersalin, perinatal atau bayi, dan ruang rawat intensif. Pada pekan pertama bulan ini sudah kami manfaatkan dan optimalkan," ungkapnya.

Selain itu, Yuyun mengakui pada 2025, pembenahan sejumlah sarana prasarana akan dilakukan untuk menambah kenyamanan dan juga pelayanan kepada para pasien di RSSA. "Tapi skalanya kecil, sesuai anggaran yang ada," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pakar Intelijen Sebut Kenaikan Anggaran Harus Diiringi Kesejahteraan Prajurit

News
| Senin, 20 Januari 2025, 17:07 WIB

Advertisement

alt

Bali Masuk Urutan Dua Wisata Terbaik di Dunia Menurut TripAdvisor

Wisata
| Sabtu, 18 Januari 2025, 20:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement