Advertisement
Warga Patehan Jogja Mengolah Sampah Kulit Buah Jadi Bahan Baku Sabun

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Warga Patehan, Kemantren Kraton, Kota Jogja, Dwi Lestari, memiliki cara unik dalam mengolah sampah organik. Mulai dari metode biopori hingga pembuatan ecoenzim menjadi sabun seraba guna dilakukan untuk mengurangi pembuangan sampah.
Dwi Lestari merupakan Ketua Bank Sampah Pualam RW 3 Kelurahan Patehan. Di samping kegiatannya di bank sampah mengelola sampah anorganik, di rumahnya sendiri ia melakukan berbagai metode pengelolaan sampah organik.
Advertisement
“Lima metode yang saya lakukan untuk mengelola sampah organik, mulai dari komposter, biopori, ember tumpuk, lusida [lubang sisa dapur] dan pembuatan ecoenzim untuk dijadikan sabun. Lusida dan biopori untuk sisa makanan. Kalau ember tumpuk dan komposter untuk khusus yang masih mentah atau segar,” ujarnya, Rabu (12/3/2025).
BACA JUGA: THR ASN 2025 di Sleman Naik, BKAD Siapkan Rp60 Miliar
Khusus untuk sampah kulit buah yang masih segar, ia mengolahnya menjadi ecoenzim. “Ecoenzim tersebut saya kembangkan untuk menjadi sabun. Dikonsumsi sendiri bisa untuk cuci baju, cuci piring, buat pel dan buat badan,” kata dia.
Pembuatan ecoenzim ini membutuhkan bahan kulit buah segar minimal lima macam, gula dan air dengan perbandingan 3:1:10. “Kulit buah biasanya yang dikonsumsi di rumah, ada pisang, papaya, mangga, apel, pir, jeruk,” ungkapnya.
Bahan-bahan tersebut dimasukkan ke dalam sstoples dengan kapasitas dua kali lipat jumlah air. Semua bahan harus dalam kondisi bersih karena kalau tidak akan menimbulkan bau tidak sedap. “Masukkan air dan gula, lalu masukkan kulit buah,” katanya.
Setelah semua bahan masuk, stoples ditutup rapat dan didiamkan selama minimal tiga bulan. Setelah tiga bulan, pemanenan dipisah antara air bening, endapan dan ampas kulit buah. Air bening digunakan untuk membuat sabun, endapan digunakan bisa digunakan untuk masker atau parem, ampas kulit buah bisa untuk kompres, penyerap bau hingga pupuk.
Adapun proses selanjutnya pembuatan sabun yakni cairan bening ecoenzim ditambahkan NaOH atau soda api dan minyak goreng. Semakin bagus kualitas minyak yang dipakai, sabun yang dihasilkan pun akan semakin bagus. Biasanya ia menggunakan olive oil atau palm oil.
Minyak jelantah juga bisa dipakai dalam pembuatan sabun ini, tapi sebaiknya tidak digunakan untuk badan. Campuran NaOH menjadikan sabun tersebut berbentuk padat. Sedangkan kalau ingin membuat sabun cair, digunakan campuran methyl ester sulfonate (MES) dan garam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Anggota Komisi III dari Fraksi PDIP di DPR Siap Mengawal Sidang Kasus Hasto Kristiyanto
Advertisement

WISATA TURKIYE: Ingin Melihat Jubah Nabi Muhammad SAW, Datanglah ke Masjid Hirkai Serif
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Imsak dan Buka Puasa Ramadan 2025 untuk Wilayah Jogja dan Sekitarnya, Rabu 12 Maret 2025
- Dukung UMKM, Pemkab Sleman Gelar Pasar Ramadan
- Pengurus Tidak Aktif, 75 Koperasi di Bantul Dihapus
- Gagal Pertahankan Tren Kemenangan, PSS Sleman Tumbang Ditangan Persis Solo
- Jadwal Lengkap KRL Jogja Solo Hari Ini, Rabu 12 Maret 2025, Naik dari Stasiun Tugu Jogja hingga Palur
Advertisement
Advertisement