Advertisement

Kisah Sanggar Seni Kinanti, Lahirkan Ribuan Penari di Jogja dan Terbuka untuk Anak Berkebutuhan Khusus

Sunartono
Selasa, 29 Juli 2025 - 09:07 WIB
Sunartono
Kisah Sanggar Seni Kinanti, Lahirkan Ribuan Penari di Jogja dan Terbuka untuk Anak Berkebutuhan Khusus Pertunjukan tari di Sanggar Seni Kinanti Sekar. - Istimewa.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Kota Jogja menjadi salah satu pusat budaya di Indonesia. Sanggar seni budaya pun tumbuh subur di kota gudeg ini. Salah satunya Sanggar Seni Kinanti Sekar yang berdiri dari sebuah gang sempit di kawasan Jalan Brigjend Katamso, Prawirodirjan, Kota Jogja.

Sanggar ini sangat populer di kalangan pegiat seni, khususnya seni tari. Karena telah melahirkan ribuan penari di Jogja. Sanggar ini didirikan sepuluh tahun silam, tepatnya 24 Juli 2015 oleh Kinanti Sekar Rahina, sosok yang sejak lahir dididik dengan seni oleh sang ayah maestro Pantomim Indonesia asal Jogja, Jemek Supardi.

Advertisement

BACA JUGA: Ini Dampak Dibukanya Tol Jogja-Solo Terhadap Peningkatan Pergerakan Orang dan Barang di DIY

Selain melahirkan ribuan penari, sanggar ini banyak menorehkan prestasi selama satu dasarwarsa. Di antaranya memenangkan Youth Creative Competition yang diselenggarakan UNESCO dan mendapatkan pendampingan lanjutan hingga saat ini. Kemudian penghargaan Apresiasi Prestasi Seni dan Budaya Anak Yogyakarta yang diberikan oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X pada 2023. Selain itu berkontribusi memeriahkan penyelenggaraan HUT ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 2024.

Memasuki tahun ke sepuluh, sanggar ini berkomitmen menghadirkan ruang edukasi senibudaya yang mengedepan nilai luhur. Sanggar ini didirikan tak sekadar mengajarkan anak-anak menari lalu selesai. Lebih dari itu, mendukung pengembangan potensi seni sebagai aktivitas kebebasan ekspresi dan mengolah pribadi peserta didik dengan penanaman nilai keluhuran budaya melalui pembelajaran seni pertunjukan.

"Sanggar Seni Kinanti Sekar terus berusaha untuk memberikan ruang bagi anak dalam mengolah diri, agar menjadi pribadi yang mau dan berani menuangkan gagasan, pengetahuan, bertanggung jawab dan cakap dalam berinteraksi sosial dan mampu mengoptimalkan kemampuan peserta didik dalam apresiasi, kreativitas dan estetika," kata Kinanti Sekar Rahina dikutip Senin (28/7/2025).

Menariknya lagi, sejak didirikan tahun 2015, sanggar ini sangat inklusif, mau menerima dengan terbuka anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus untuk ikut menari. "Menari bukan hanya sekedar hiburan tapi ruang ekspresi untuk siapa pun dan tidak ada pengecualian karena menari adalah hak setiap tubuh. Inilah yang menjadi nilai tawar yang tidak semua sanggar memilikinya," ujar alumni Seni Tari ISI Jogja ini.

Karena sifatnya yang inklusif membuat banyak usia anak hingga dewasa berlatih di sanggar ini. Tercatat saat ini memiliki 32 kelas aktif dengan 264 siswa, setiap kelas dibatasi hanya 10 anak. Maka tidak heran jika sanggar ini sudah melahirkan ribuan penari.

BACA JUGA: Kadin DIY Dorong Standar Kemiskinan Indonesia Ikut Versi Bank Dunia

Saat ini, sanggar ini memiliki enam tempat pelatihan tari mulai dari Rumah Kelas Pagi Yogyakarta, Sendangsari Minggir Sleman, Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X di Pendhopo Jayadipuran, Pendhapa Royal Ambarrukmo Yogyakarta, Kedai Animalika Jl Kaliurang KM 9,3 dan Tembi Rumah Budaya.

"Kami memperhatikan dua nilai, kebebasan ekspresi dan bersahabat dengan alam. Metode yang digunakan adalah inkuiri dan kontekstual, di mana siswa bisa berpartisipasi dalam proses belajar dan dekat dengan lingkungan sekitar, sehingga memiliki kepekaan tentang apa yang terjadi di lingkungan sekitar dan dapat berperan aktif," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Profil Shane Tamura, Pelaku Penembakan Brutal di Manhattan

News
| Selasa, 29 Juli 2025, 18:17 WIB

Advertisement

alt

Agenda Wisata di Jogja Pekan Ini, 26-31 Juli 2025, Bantul Creative Expo, Jogja International Kite Festival hingga Tour de Merapi 2025

Wisata
| Sabtu, 26 Juli 2025, 05:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement