Advertisement

84 Tanah Longsor Terjadi di DIY Selama Oktober-November

Lugas Subarkah
Minggu, 23 November 2025 - 15:47 WIB
Jumali
84 Tanah Longsor Terjadi di DIY Selama Oktober-November Tanah Longsor / Ilustrasi Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY mencatat telah terjadi 84 titik tanah longsor di wilayahnya sejak status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi diberlakukan pada pertengahan Oktober 2025. Kabupaten Bantul, yang terdampak cukup parah, bahkan telah meningkatkan statusnya menjadi Tanggap Darurat.

Kabid Penanganan Darurat BPBD DIY, R. Tito Asung Kumoro Wicaksono, menjelaskan bahwa dalam periode 15 Oktober hingga 22 November 2025, tercatat 314 kejadian cuaca ekstrem, 84 tanah longsor, dan 2 banjir di DIY.

Advertisement

“Dampak kejadian cuaca ekstrem terjadi di wilayah Bantul sebanyak 48 titik, Gunungkidul 108 titik, Kulonprogo 27 titik, Sleman 44 titik, dan Kota Jogja 87 titik,” ujarnya, Minggu (23/11/2025).

Sementara untuk tanah longsor, Gunungkidul mencatat 24 titik, Kulonprogo 56 titik, Bantul 1 titik, Sleman 1 titik, dan Kota Jogja 2 titik. “Sedangkan kejadian banjir terjadi di wilayah Kulonprogo sebanyak dua titik,” tambahnya.

Bencana hidrometeorologi yang cukup signifikan terjadi pada Jumat (21/11/2025). Beberapa titik terdampak meliputi Kota Jogja, dengan satu atap rumah roboh di Kemantren Jetis, serta Kabupaten Sleman, di mana satu pohon tumbang menimpa becak dan mengakibatkan dua korban jiwa di Ring Road Utara, sebelah timur Monumen Jogja Kembali.

BPBD DIY sedang mengajukan perpanjangan status Siaga Darurat yang sebelumnya berakhir pada 19 November, mengingat potensi bencana hidrometeorologi masih tinggi. "Sudah kami ajukan ke Gubernur DIY," kata Tito.

Di Kabupaten Bantul, satu titik tanah longsor memutus akses jalan di Kapanewon Imogiri. Sementara di Kulonprogo, satu pohon tumbang menimpa rumah di Kapanewon Panjatan, dan di Gunungkidul, kejadian serupa terjadi di Kapanewon Karangmojo.

“Tanah longsor di Imogiri menyebabkan satu ruas jalan ambrol dan tidak bisa dilalui. Terdapat rekahan aspal di Jalan Sompok dengan panjang sekitar 22 meter dan kedalaman sekitar 1 meter. Longsoran ini dipicu curah hujan tinggi dan limpasan air dari perbukitan yang menggerus tanah di bawah aspal. Talud jalan tidak kuat menahan sehingga jebol,” paparnya.

Ia mengingatkan, jika hujan deras kembali terjadi, rekahan di Jalan Sompok berpotensi melebar dan ambrol akibat air yang masuk ke dalam celah tersebut. “Dua dusun dapat terisolasi, yaitu Dusun Wunut [3 RT] dan Dusun Sompok [2 RT], dengan total sekitar 400 jiwa, karena tidak ada akses jalan alternatif,” ungkapnya.

Tim lapangan telah melakukan asesmen, mendirikan posko di Kalurahan Sriharjo serta posko lapangan di SSB Sompok dan Jetis RT 04 Selopamiro, dan melakukan pemantauan berkala. “Sampai pagi ini, rekahan di Sompok belum bertambah. Dari malam hingga pagi tidak terjadi hujan,” katanya.

Sebanyak 7 KK (16 jiwa) terpaksa mengungsi akibat bencana ini. Pemerintah Kalurahan Sriharjo akan memenuhi kebutuhan logistik para pengungsi dan berkoordinasi dengan Puskesmas Imogiri II untuk pemeriksaan kesehatan.

Pemkab Bantul telah menerbitkan SK Tanggap Darurat yang berlaku sejak Jumat (21/11/2025). SK ini memerintahkan Kepala Pelaksana BPBD Bantul untuk mengoordinasikan perangkat daerah dalam penanganan darurat bencana banjir, tanah longsor, dan angin kencang di beberapa wilayah setempat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

Pemimpin G20 Adopsi Deklarasi soal Bencana hingga Energi

Pemimpin G20 Adopsi Deklarasi soal Bencana hingga Energi

News
| Minggu, 23 November 2025, 17:47 WIB

Advertisement

Bromo Tutup saat Wulan Kapitu, Ini Jadwal dan Aksesnya

Bromo Tutup saat Wulan Kapitu, Ini Jadwal dan Aksesnya

Wisata
| Selasa, 18 November 2025, 20:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement