Advertisement
Sudah 3 Bulan, Nelayan Pantai Samas Tidak Melaut

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL - Nelayan di Pantai Samas, Srigading, Kecamatan Sanden, Bantul masih belum berani melaut. Mereka pun sudah menghentikan aktivitas melaut sejak Mei lalu.
Salah seorang nelayan di Pantai Samas, Mugari mengatakan, kondisi gelombang di pantai selatan sudah mulai membaik. Namun demikian, hal tersebut belum menjadi jaminan karena banyak nelayan yang belum berani kembali beraktivitas di laut untuk menangkap ikan.
Advertisement
Menurut dia, untuk sekarang ikan sulit didapatkan. Jika ingin mendapatkan hasil yang lebih, nelayan harus melaut di malam hari. Namun permasalahannya, kata Mugari, pada saat malam angin berembus sangat kencang sehingga tidak memungkinkan untuk menangkap ikan.
"Kalau siang sebenarnya cuaca baik, tapi ikannya sulit didapatkan sehingga nelayan lebih memilih menghentikan aktivitas penangkapan," kata Mugari, Kamis (23/8/2018).
BACA JUGA
Dia menjelaskan, nelayan berhenti menangkap ikan di laut sejak Mei lalu. Hal ini terjadi karena faktor alam yang membuat usaha penangkapan tidak maksimal. Sebagai gantinya, kata Mugari, nelayan beralih menjadi petani atau mengganti tangkapan ikan dengan mencari kepiting di muara sungai.
"Jadi meski berhenti melaut, tapi kami tetap mendapatkan penghasilan meski tidak sebanyak seperti menangkap ikan di laut," tuturnya.
Hal tak jauh berbeda diungkapkan Tatang, nelayan lain di pesisir Selatan Bantul. Menurut dia, kondisi paceklik ikan merupakan hal biasa dan terjadi setiap tahun. Biasanya musim paceklik ini terjadi pada rentang waktu Mei sampai September. "Di bulan-bulan ini banyak nelayan yang menghentikan aktivitas melaut karena ombak yang relatif tinggi," ungkapnya.
Tatang menuturkan, meski tidak melaut, nelayan tetap beraktivitas. Salah satunya dengan mengubah cara penangkapan. Jika di waktu normal, nelayan mencari ikan di laut, maka pencarian menggunakan jarit eret yang dipasang di pinggir pantai. "Ini jadi solusi karena nelayan tetap bisa memeperoleh hasil," katanya.
Menurut dia, pemasangan jaring eret hanya solusi jangka pendek. Hal ini terjadi karena hasil yang didapatkan tidak sebanyak seperti saat menangkap ikan di laut.
"Perbandingannya satu bading sepuluh. Jika di laut bisa memperoleh 100 kilogram, dengan jaring eret nelayan hanya bisa menangkap sebanyak sepuluh kilo," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Jembatan Kaca Tinjomoyo Resmi Dibuka, Ini Harga Tiketnya
Advertisement
Berita Populer
- Mutasi Pejabat Kulonprogo, Kepala Dislautkan dan Dispertapa Tukar Guling
- Pilihan Lurah Serentak di Gunungkidul Digelar 2026
- Jembatan Pandansimo Akan Dibuka Penuh 10 Oktober 2025
- Rp5,4 Miliar Disiapkan untuk Peningkatan 4 Ruas Jalan di Sleman
- 45 Perahu Wisata Hias Berkompetisi di Laguna Pantai Glagah
Advertisement
Advertisement