Advertisement
Gara-Gara Anggelan, Sampah di Selokan Mataram Kian Parah

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Daerah hilir Selokan Mataram tepatnya di Kecamatan Kalasan banyak ditemui sampah. Tumpukan sampah tersebut mandek lantaran debit air berkurang selama musim kemarau. Dari pantauan Harian Jogja di lokasi, air selokan semakin surut memasuki kawasan Desa Purwomartani. Kondisi itu membuat sampah tidak terbawa sampai ke titik akhir selokan.
Kondisi tersebut semakin diperparah dengan anggelan atau penghambat air yang dibuat warga dengan tujuan menaikkan debit air di pintu sadap agar bisa mengalir ke lahan pertanian. Anggelan dari bambu itu mengakibatkan sampah menumpuk dan membuat Selokan Mataram terlihat kotor.
Advertisement
Seorang warga bernama Sutarjo, 65, yang setiap hari melintas di jalan Selokan Mataram merasa terganggu dengan pemandangan itu. "Saya memilih jalan di sekitar selokan karena bisa sambil melihat-lihat pemandangan alam. Enggak ruwet seperti kalau saya lewat Jalan Jogja-Solo. Tapi sayang sekarang banyak sampah di selokan," katanya, Rabu (5/9/2018).
Ia berharap hal ini segera ditangani oleh pemangku kepentingan. Sebab ia menilai Selokan Mataram sebagai salah satu warisan budaya yang harus dilestarikan dan dijaga kebersihannya.
Petugas Teknik Pos Pengamat Selokan Mataram II Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO), Sriyana, mengungkapkan petugas rutin membersihkan selokan setiap Jumat. Tidak hanya itu, jika terlihat banyak sampah di luar hari Jumat, petugas turun ke lapangan untuk membersihkan. Namun karena jumlah sampah terlalu banyak, tidak semuanya bisa terangkut. Apalagi jumlah petugas di Pos Pengamat Selokan Mataram II hanya 19 orang, sementara Selokan Mataram II membentang sepanjang 15,8 km mulai Kecamatan Mlati sampai Kalasan. Hal tersebut membuat kinerja pembersihan tidak maksimal.
Sriyana mengatakan banyaknya sampah selalu terjadi setiap musim kemarau. Debit air yang berkurang membuat sampah-sampah yang terbawa dari hulu berhenti di daerah hilir yaitu di Kalasan. "Risiko di hilir itu seperti ini [menampung sampah]. Yang membuang sampah tidak hanya di hulu, masyarakat di sini juga ada. Kami hanya bisa mengimbau [jangan membuang sampah di selokan] tetapi masyarakat kurang responsif, kami juga tidak bisa memberi sanksi atau denda," kata dia.
Sriyana menghitung setidaknya ada sekitar tujuh saluran ilegal berupa anggelan yang ada di Selokan Mataram II. Keberadaannya menjadi beban tambahan di lapangan karena membuat pemandangan di Selokan Mataram kumuh.
Berdasarkan pemantauan, sampah yang menumpuk di anggelan tidak hanya kantung plastik, botol, dan buah kelapa, tetapi juga perlengkapan rumah tangga seperti kasur dan bantal. Sampah-sampah tersebut menghambat arus air sehingga kondisi di Selokan Mataram di wilayah timur semakin surut dan bahkan mengering.
Pada Minggu (9/9/2018) sukarelawan pasangan bakal calon presiden-wakil presiden, Joko Widodo-Ma'aruf Amin akan menggelar mancing gratis bersama di Selokan Mataram. Menurut info yang beredar,, Kalasan akan termasuk dalam titik pemancingan. "Jadi atau tidaknya acara itu [mancing gratis bersama] kami sudah berencana menambah debit air dari hulu agar sampah-sampah terbawa arus air," kata Sriyana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Jembatan Kaca Tinjomoyo Resmi Dibuka, Ini Harga Tiketnya
Advertisement
Berita Populer
- Mutasi Pejabat Kulonprogo, Kepala Dislautkan dan Dispertapa Tukar Guling
- Pilihan Lurah Serentak di Gunungkidul Digelar 2026
- Jembatan Pandansimo Akan Dibuka Penuh 10 Oktober 2025
- Rp5,4 Miliar Disiapkan untuk Peningkatan 4 Ruas Jalan di Sleman
- 45 Perahu Wisata Hias Berkompetisi di Laguna Pantai Glagah
Advertisement
Advertisement