Advertisement
Jogja Didera Kasus Intoleransi, Jogja Color Walk Tegaskan Kebinekaan

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA- Gelar Budaya Jogja Color Walk dan Jogja Menari (JCWJM) akan menegaskan kembali kemajemukan dan kebhinekaan di Jogja.
Ketua I Panitia Kegiatan Jogja Color Walk dan Jogja Menari (JCWJM) Heru Krisna mengatakan kegiatan tersebut diharapkan bisa memberikan sumbangsih besar bagi keberagaman, kemajemukan dan kebhinekaan di Jogja. "Kami Keluarga Alumni Teladan Yogyakarta [KATY] ingin memberikan sumbangan bagi kota budaya ini khususnya, dan Indonesia pada umumnya," katanya saat jumpa pers di Jogja Galery, Jumat (21/12/2018).
Advertisement
Belakangan ini, Jogja mendapat sorotan terkait adanya kasus intoleransi dan kerukunan umat beragama. Teranyar adalah kasus pemotongan salib nisan warga beragama Katholik, di Kotagede, Jogja.
Gelaran JCWJM, kata Heru, bisa menjadi kegiatan positif untuk mengajak seluruh masyarakat untuk merajut rasa kebhinekaan. Walaupun gelaran tersebut reuni alumni SMA teladan, namun dalam kegiatannya melibatkan masyarakat.
“Kita perlu menghadirkan banyak kegiatan positif, kreatif, edukatif dan inspiratif bagi masyarakat di kota budaya dan pariwisata ini,” katanya.
Menurut Heru, jumlah peserta yang mendaftar dalam kegiatan Jogja Color Walk diklaim sebanyak 12.000 orang. Adapun yang menjadi peserta Jogja Menari sekitar 4.440 peserta. Kegiatan yang akan digelar pada Minggu (23/12/2018) tersebut ditargetkan bisa memecahkan rekor MURI. Presiden RI ketujuh, Joko Widodo masih dijadwalkan untuk bisa menghadiri even tersebut. “Ada lima warna yang akan ditaburkan pada peserta. Itu menyiratkan kebhinekaan dan Pancasila,” katanya.
Wakil Ketua Panitia Mardiah Suci Hardianti mengatakan kegiatan tersebut juga digelar untuk meneguhkan semangat kebhinekaan Indonesia di tengah-tengah bangsa ini menghadapi tahun politik. Menurutnya, kebhinekaan bangsa suku ras dan agama di Indonesia menjadi kekayaan yang sangat berharga.
“Kami ingin membantu untuk mengangkat pariwisa di Jogja. Ini momentum yang tepat karena bersamaan dengan libur akhir tahun. Kegiatan ini bisa mengangkat karakter wisata dan budaya Jogja,” katanya.
Reni Kusumowarndani, Koordinator Jogja Menari mengatakan untuk mengusung konsep budaya pada reuni tahun ini pihaknya melibatkan berbagai sanggar seni tari di DIY agar mampu memecahkan rekor MURI. Jogja Menari diharapkan bisa menjadi momen tahunan. “Nantinya peserta akan melakukan flasmob atau menari bersama Tari Jaranan sebuah tari kreasi baru yang mudah diterima semua kalangan," katanya.
Pihaknya juga menggelar workshop pelatihan menari yang dipandu oleh para penata tari. Workshop tersebut digelar agar Jogja Menari bisa dilakukan secara berkesinambungan. Selain menjadi daya tarik wisata, kegiatan ini juga dilakukan untuk meningkatkan ikatan persaudaraan dan memupuk kecintaan terhadap warisan budaya lokal. “Tujuan menari salah satunya bentuk keprihatinan terhadap menurunnya rasa memiliki kebudayaan Indonesia," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Pembangunan Sekolah Rakyat Ditargetkan Rampung Sebanyak 135 Lokasi pada 2026
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Pembangunan Jalan Alternatif Sleman-Gunungkidul Segmen B Segera Dimulai, Pagu Rp73 Miliar
- Luncurkan SPPG di Tridadi Sleman, Menko Muhaimin Ungkap Efek Berantai Bagi Masyarakat
- Produk UMKM Kota Jogja Diminati Peserta Munas VII APEKSI 2025
- Investasi di Sektor Utara Gunungkidul Bakal Digenjot
- Polisi Menangkap Tiga Pelaku Penganiayaan Ojol Pengantar Makanan di Pintu Masuk UGM
Advertisement