Advertisement

Atasi Kekeringan, Suharsono Ingin Perbanyak Sumur Bor

Ujang Hasanudin
Minggu, 22 September 2019 - 10:07 WIB
Nina Atmasari
Atasi Kekeringan, Suharsono Ingin Perbanyak Sumur Bor Sejumlah warga mengantre untuk mendapatkan jatah air bersih. - Harian Jogja/Desi Suryanto

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL-- Bupati Bantul Suharsono ingin memperbanyak sumur bor sebagai solusi mengatasi kekeringan yang terjadi setiap tahun. Sumur bor tersebut nantinya harus ada di tiap dusun yang menjadi langganan kekeringan.

Rencananya pembangunan sumur bor akan diperbanyak pada 2020 mendatang karena anggaran tahun ini tidak memungkinkan. "Saya enggak mau setiap tahun terjadi kekeringan. Harus ada solusi bisa dengan sumur bor," kata Suharsono, di sela-sela menghadiri pembentukan Desa Tangguh Bencana di Lapangan Guwosari, Pajangan, Bantul, Sabtu (21/9/2019).

Advertisement

Suharsono mengaku terenyuh dalam beberapa kali ikut dropping atau penyaluran air besih ke warga. Beberapa dusun yang ia datangi diketahui ada potensi air bersih jika dibangun sumur bor denan kedalaman tertentu. Pihaknya langsung menindaklanjuti agar organisasi perangkat daerah (OPD) terkait mendata semua dusun yang mengalami kekeringan.

Selain itu juga pendataan sumber-sumber potensi air yang bisa dimanfaakan. Setelah terdapat potensi air maka bisa langsung didata untuk dibangun sumur bor dan peralatannya.

"Nanti dilengkapi penampungan dan jaringan, kran. Bila perlu dibangun juga beberapa kamar mandi, biar masyarakat yang pulang dari kebun bisa menggunakannya, " ujar Suharsono.

Meski berencana memperbanyak sumur bor, sementara ini unuk memenuhi kebutuhan air bersih maayarakat, Pemkab Bantul tetap melaksanakan dropping air. Kepala Pelaksana Badan Penananan Bencana Daerah (BPBD) Bantul, Dwi Saryanto mengatakan, selama musim kemarau sampai saat ini instansinya sudah menyalurkan air beraih sebanyak 550 tangki air beraih berdasarkan permintaan warga yang diajukan ke BPBD.

Jumlah air bersih yang disiatribusikan tersebut, kata Dwi, belum termasuk yang didistribuaikan OPD lainnya dan instansi wasta. "Kalau dengan lembaga lainnya diprediksi lebih dari 1000 tangki air sudah terdistribusi ke wilayah dampak kekerinan," kata Dwi.

Sementara dampak kekeringan hampir sama dengan tahun lalu yakni 14 desa di tujuh kecamatan. Hanya yang tadinya satu atau dua dusun bertambah menjadi 3-4 dusub. Tujuh kecamatan dampak kekeringan ada du Piyungan, Dlingo, Pleret, Imogori, Pundong Kretek, dan Kasihan.

Dwi mengklaim sejauh ini Pemkab masih sanggup mengatasi kekeringan sehingga status penanganannya masih siaga darurat kekerinan dan belum sampai level darurat. Meski angaran dropping air terbatas, namun Pemkab masih memiliki dana tidak tersuga yang sewktu-waktu basa digunakan dalam kondisi mendesak.

Soal sumur bor ini lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) juga sudah melakukannya. Bahkan sudah 18 titik sumur bor yang dibangun dan tersebar di Jogja, Gunungkidul, dan Kulonprogo. Pembangunan aumur denan kedalaman 50-100 meter tersebut menghabiskan anggaran sekutar Rp50 juta per sumur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Gempa Magnitudo 5,3 Guncang Gorontalo

News
| Kamis, 25 April 2024, 04:07 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement