Advertisement
10 Keluarga di Bantul Berangkat Transmigrasi ke Kaltim
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Bantul memberangkat 10 Kepala Keluarga (KK) untuk transmigrasi ke Bulungan, Kalimantan Timur, pada Senin (2/12/2019).
Sebanyak 10 KK tersebut diantaranya ialah, dari Desa Muntuk ada 2 KK 5 jiwa, Desa Mangunan 3 KK 9 jiwa, Desa Bangunjiwo 1 KK 2 jiwa, Desa Jambidan 1 KK 3 Jiwa, Desa Bantul 1 KK 3 Jiwa, Desa Mulyodadi 1 KK 2 jiwa dan Desa Gadingsari Kecamatan Sanden ada 1 KK 3 Jiwa.
Advertisement
Kepala Disnakertrans Bantul, Sulistyanto, mengatakan 10 KK tersebut mendapatkan dua hektare lahan untuk dikelola. Menurutnya selama ini transmigran selalu menemui kendala ketika akan membuka lahan.
"Rata-rata transmigran mendapatkan 2 hektare lahan untuk dikelola. Yang jadi persoalan biasanya transmigran sudah datang namun lahan belum dibuka sehingga mereka harus membuka lahan dan membutuhkan waktu lama, 1 hektare untuk pekarangan dan 1 hektarenya untuk lahan pertanian," jelas Kepala Disnakertrans Bantul, Sulistyanto, pada pelepasan transmigran di Gedung Transito Bantul, Senin (2/12/2019).
Ia juga menjelaskan jika tiap KK mendapatkan biaya jaminan hidup (jadup) sebesar Rp10 juta dan bantuan sembako selama satu tahun. Sebelum berangkat pihak Disnakertrans telah memberikan pelatihan pengelolaan lahan.
"Sebelum mereka berangkat itu diberikan pelatihan seperti pengolahan pertanian kelapa sawit, karet, beternak dan sebagainya. Diharapkan mereka juga dapat membuka warung kelontong karena posisi lokasi transmigrasi jauh dari pusat perbelanjaan," terangnya.
Sejauh ini jumlah trasmigran yang menunggu daftar ada sekitar 70 KK dengan lokasi tujuan Kalimantan dan Sumatra.
Acara tersebut turut dihadiri Bupati Bantul, Suharsono. Ia berharap transmigran bisa betah dan merasa nyaman tinggal di kawasan transmigrasi.
"Perjuangan menuju kesuksesan bermula dari sini, semoga 10 kepala keluarga ini bisa betah disana dan bisa meraih hidup yang lebih sejahtera lagi," katanya.
"Waktu di Kepolisian saya juga pernah merantau seperti mereka, intinya saat merantau itu kita harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan, semoga mereka bisa seperti saya," tambahnya.
Sementara itu Pasutri transmigran asal Sukorame Dlingo Arif Agung Rohmadi, 22 dan Susi Wulandari mengaku optimistis dengan bertransmigrasi kehidupan lebih baik dibanding dengan yang ada di Bantul saat ini.
"Selama di Bantul saya bekerja serabutan karena lapangan kerja susah, saya sangat berterima kasih kepada pemerintah Bantul karean sudah membuat progam seperti ini. Semoga saya sama istri saya bisa hidup bahagia di tempat yang baru," kata Arif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Mendag Sebut Kemendag Tak Tinggal Diam Mengetahui Perdagangan Pakaian Bekas Impor Kembali Marak
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Organda DIY Pastikan Tak Ada Bus Pakai Klakson Telolet saat Mudik Lebaran
- DBD di Kota Jogja Meningkat, Tercatat ada 49 Kasus
- Penyelundupan Pil Koplo di Lapas Jogja Digagalkan, Kemenkumham DIY
- Rentetan Gempa Bawean Terus Menurun, BMKG Catat Gempa Susulan Mencapai 333 Kali
- BRI Bagikan Paket Sembako dan Santunan bagi Anak Yatim di Jogja
Advertisement
Advertisement