Advertisement
Digitalisasi Budaya, GKR Hayu: Di Spotify & i-Tunes Sudah Ada Gendhing Kraton
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Gusti Kanjeng Ratu Hayu mengatakan bahwa Keraton Yogyakarta Hadiningrat melakukan digitalisasi untuk menyebarluaskan budaya kepada khalayak Indonesia dan dunia.
Putri keempat dari Sri Sultan Hamengku Buwono X ini merupakan Panghageng Tepas Tandha Yekti atau kepala divisi yang bertanggung jawab atas IT dan dokumentasi.
Advertisement
Gusti Hayu mengatakan pihaknya banyak melakukan perekaman kegiatan kebudayaan seperti pertunjukan wayang, tarian tradisional hingga kehidupan dalam Keraton.
BACA JUGA : Ungkapan GKR Hayu Saat Sekaten Dianggap Identik dengan
Semua rekaman tersebut dapat disaksikan oleh warganet melalui media sosial seperti Instagram dan kanal YouTube resmi Keraton.
"Digitalisasi budaya ini kita banyak ngerekam sekarang. Divisi saya kan divisi IT, kita kerjasama dengan divisi tari. Setiap pementasan wayang wong kita foto, pakai dengan riasan juga. Karena karakter tariannya bergantung dengan pose," ujar Gusti Hayu dalam peluncuran "Mentari Nusantara" secara virtual, Sabtu (6/2/2021).
Tak hanya foto dan video, Keraton Yogyakarta juga memiliki instrumentalia musik Jawa yang diunggah pada layanan streaming digital sehingga dapat didengarkan oleh anak-anak muda.
BACA JUGA : Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat Gelar Upacara Adat Mitoni
Gusti Hayu menyadari bahwa generasi saat ini sangat lekat dengan gawai dan internet, sehingga pihaknya melakukan pendekatan budaya dengan cara yang moderen.
"Di Spotify dan iTunes sudah ada gendhing-gendhing Jawa Keraton Yogyakarta, jadi kita juga coba hadir di tempat-tempat para Army [sebutan penggemar grup idola BTS] itu hadir, di YouTube kita ada juga," kata Gusti Hayu.
Gusti Hayu mengatakan melakukan modernisasi bukan berarti ikut berkiblat pada budaya Barat, melainkan membuat sebuah inovasi agar bisa diterima oleh masyarakat yang hidup dengan kemajuan teknologi.
BACA JUGA : KABAR KAMPUS: GKR Bendara Beberkan Penerapan
"Ini pesan dari Sri Sultan X yang saya pegang sampai sekarang bahwa modernisasi itu bukan berarti westernisasi, jadi budaya lokal pun yang sudah ada sebelum budaya impor masuk juga bisa modern tinggal bagaimana kita mengapresiasi dan mengimprovisasi," ujar Gusti Hayu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Kerugian Negara Akibat Kasus yang Menjerat Tom Lembong Rp194 Miliar
Advertisement

Taman Kyai Langgeng Magelang Kini Sediakan Wisata Jeep untuk Berpetualang
Advertisement
Berita Populer
- Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting di Gunungkidul, Warga Diberikan Bantuan Indukan Ayam Petelur
- Jalur dan Titik Keberangkatan Trans Jogja Melewati Kampus, Sekolah, Rumah Sakit, dan Malioboro
- Ubur-ubur Sudah Bermunculan di Sejumlah Pantai Kulonprogo, Wisatawan Diminta Waspada
- Disnakertrans Bantul Alokasikan Anggaran JKK dan JKM untuk Masyarakat Miskin Esktrem
- Sekolah Rakyat di DIY Masih Kekurangan Guru, DPRD Nilai Terlalu Terburu-Buru
Advertisement
Advertisement