Advertisement
Anjlok, Awalnya Rp120.000 per Kg, Cabai Rawit Kini Dijual Rp12.000 di Gunungkidul
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Harga cabai rawit di Gunungkidul anjlok drastis. Di awal Maret lalu, harganya sempat menembus Rp120.000 per kilogram, tapi untuk saat ini dijual Rp12.000 per kilogram.
Salah seorang pedagang, Ines mengatakan, terpaksa menjual cabai di pinggiran jalan di Kota Wonosari. Menurut dia, hampir semua cabai harganya turun. Sebagai contoh untuk cabai rawit merah dijual Rp12.000 per kilogram, sedangkan cabai keriting merah dijual Rp7.000 per kilogram. “Harganya murah. Beda dengan beberapa bulan lalu yang tembus di atas Rp100.000 per kilogram,” katanya, Senin (23/8/2021).
Advertisement
BACA JUGA: Anggota DPRD Bantul Dipukul hingga Berdarah Saat Melerai Tetangga Bertengkar! Massa Kepung Polsek
Ines mengungkapkan harga cabai yang terus anjlok sudah berlangsung sejak beberapa waktu lalu. Ia tidak tahu persis penyebab harga anjlok, namun dari sisi ketersediaan stok sangat melimpah di pasaran.
Salah seorang petani cabai di Kalurahan Bejiharjo, Karangmojo, Arif Sulistyo membenarkan harga cabai sedang anjlok. Ia menilai harganya sedang tidak bersahabat ke petani karena harganya sangat murah.
“Untuk cabai keriting merah dihargai Rp6.000 di tingkat petani. Sedangkan untuk cabai rawit merah dibeli dengan harga Rp9.000 per kilonya,” katanya.
Menurut dia, harga cabai yang murah sudah berlangsung sejak dua pekan ini. Penyebabnya karena panen yang melimpah sehingga stok di pasaran di setiap kota banyak tersedia. Akibatnya harga menjadi anjlok karena di tingkat pasaran dijual murah.
Arif mengakui anjloknya harga cabai sangat merugikan petani karena modal yang dikeluarkan mencapai jutaan rupiah agar bisa panen. Kondisi ini berbeda dengan harga jual beberapa bulan lalu atau tepatnya pada Maret yang melambung tinggi hingga Rp120.000 per kilogram untuk cabai rawit.
BACA JUGA: Pengawasan Pelancong Malioboro Dimulai dari Kedatangan Bus
Ia pun berharap ada kestabilan harga sehingga tidak ada yang dirugikan. Pasalnya, jika harga terlalu tinggi konsumen yang dirugikan. Sedangkan saat harganya rendah, petani yang dirugikan. “Jangan naik turun, kalau bisa terus stabil sehingga ada kepastian harga,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
10 Orang Tewas Usai Dua Helikopter Militer Malaysia Tabrakan, Berikut Kronologinya
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- MPBI DIY Bakal Mengawal Penyaluran THR Lebaran yang Belum Tuntas
- Januari-April, Belasan Anak di Jogja Terpapar Kasus Flu Singapur, Berikut Gejalanya
- 6 Pelaku Parkir Liar di Jalan Perwakilan Hanya Didenda Rp300 Ribu, Satpol PP Jogja: Terbukti Bersalah
- Gempa Pacitan M 5,1 Dirasakan Hingga Jogja, Warga Langsung Keluar Rumah
- Rayakan Seni Fotografi Panorama dengan Epson International Pano Awards ke-15
Advertisement
Advertisement