Advertisement
Angka Stunting Tinggi, Bantul Gencar Sosialisasikan Kesehatan Reproduksi
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPPKBPMD) Bantul gencar menyosialisasikan kesehatan reproduksi kepada calon pengantin dan remaja usia siap nikah. Upaya tersebut dilakukan untuk menekan angka balita stunting dan juga membangun keluarga yang harmonis.
Kepala Seksi Advokasi dan Pergerakan Bidang Pengendalian Penduduk DPPKBPMD Bantul Erni Kumarawati mengatakan sosialisasi kesehatan reproduksi dan pengetahuan stunting bagi calon pengantin dan remaja usia siap nikah dilakukan secara bertahap. Setiap pertemuan dibatasi 60 orang untuk menerapkan protokol kesehatan di tengah Pandemi Covid-19.
Advertisement
BACA JUGA: 2 Jembatan Dibangun di Maguwoharjo dan Kalitirto, Salah Satunya Jembatan Gantung
“Sosialisasi ini untuk membekali, mempersiapkan diri sebagai calon ayah dan calon ibu dari sisi agama. Kemudian materi kesehatan reproduksi disampaikan dari puskesmas seputar bagaimana menyiapkan organ reporduksi calon ayah dan ibu supaya masing-masing pasangan bisa merencanakan kapan harus hamil, kapan harus menyusui dan bagaimana mengatur jarak kelahiran dan cara merawat bayi agar bebas penyakit termasuk stunting,” kata Erni seusai Sosialisasi Pemahaman Kesehatan Reproduksi dan Stunting di Pendopo Manggala Parasamya, Kompleks Pemkab II Manding, Rabu (3/11/2021).
Erni mengatakan stunting merupakan persoalan yang harus dipecahkan bersama-sama. Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh akibat kurangnya gizi kronis terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan (HPK). Menurut dia, anak dari keluarga kaya juga bisa mengalami stanting.
Terpisah, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Bantul, Fauzan, mengatakan angka stunting di Bantul masih cukup tinggi meski ada tren menurun. Dia mencatat angka stunting pada 2018 lalu 4.733 balita atau 9,75% dari total 48.553 balita yang diukur di posyand.
BACA JUGA: Pencuri Motor 2019 Lalu Tertangkap saat Beraksi Kembali
Kemudian pada 2019 sedikit menurun, yakni ada 3.725 balita atau 7,73% dari total 48.181 balita. Kemudian pada 2020 lalu ada 1.816 balita stunting. Jumlah ini sedikit karena balita yang dikur pada tahun tersebut juga hanya 18.638 balita. “Tahun 2020 sedikit bahkan 2021 belum ada data stunting karena adanya pandemi Covid-19 sehingga tidak ada pengukuran,” kata Fauzan.
Menurut Fauzan, penanganan stunting juga dilakukan Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan Bantul terkait penyediaan protein seperti susu, daging, dan ikan untuk balita. Kemudian, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bantul bertanggung jawab menyediakan sanitasi yang bersih dan sehat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Cabuli Santri, Pengasuh Pesantren Divonis 15 Tahun Penjara dan Denda Rp1 Miliar
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Peringatan BMKG, Waspada Hujan Lebat Disertai Petir di Wilayah DIY, Hari Ini Kamis 18 April 2024
- Pola Baru Kunjungan Wisatawan Selama Libur Lebaran 2024, Pusat Kuliner dan Oleh-oleh Ramai
- Stok Darah dan Jadwal Donor Darah di Wilayah DIY Kamis 18 April 2024
- Pilkada 2024, KPU Jogja Gandeng Disdukcapil Memastikan Akurasi Data Pemilih
- Baznas Kota Jogja Luncrukan Madrasah Al-Quran bagi Difabel Tuna Netra
Advertisement
Advertisement