Advertisement

Gejayan Dadi Siji, Gerakan Menolak Kekerasan Jalanan dengan Cara Asyik

Abdul Hamied Razak
Jum'at, 15 April 2022 - 19:37 WIB
Bhekti Suryani
Gejayan Dadi Siji, Gerakan Menolak Kekerasan Jalanan dengan Cara Asyik Lima tersangka kasus kejahatan jalanan saat jumpa prs di Mapolda DIY Senin (11/04/2022). Aksi para tersangka menewaskan seorang remaja di Jalan Gedongkuning, Kota Jogja pada Minggu (3/4/2022) dini hari lalu.-Harian Jogja - Gigih M. Hanafi

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN- Aksi kekerasan jalanan atau klithih yang kembali marak akhir-akhir ini menuai keprihatinan masyarakat.

Sebagai bentuk upaya penanggulangan aksi klithih, pemuda Padukuhan Santren, Gejayan, Caturtunggal, Depok, Sleman mencetuskan gerakan sosial menolak aksi kekerasan jalanan dengan membentuk paguyuban "Gejayan Dadi Siji".

Advertisement

Pengagas gerakan sosial Tolak Aksi Kekerasan Jalanan ini sekaligus Ketua Karangtaruna Padukuhan Santren, Calvin Bagus Pratama mengatakan Gejayan Dadi Siji dibentuk untuk menciptakan tempat dan aktivitas positif yang asik sesuai karakter kalangan milenial atau generasi muda saat ini. Gerakan tersebut diawali deklarasi atau pernyataan bersama pemuda di kampungnya untuk menolak aksi kekerasan jalanan.

"Kemudian gerakan ini akan kami perluas dengan menyasar anak-anak muda, khususnya kalangan remaja usia sekolah di sekitar kampung," katanya, Jumat (15/4/2022).

Calvin menjelaskan, hampir setiap sekolah tingkat SMA, bahkan SMP biasanya ada semacam geng. Antar geng tersebut kerap berseteru dan membuat keributan di jalanan, termasuk klithih. "Kami mencoba mengalihkan mereka dari asik berkeliaran di jalanan, menjadi asik kongkow di satu titik tempat untuk melakukan aktivitas yang menyenangkan, tapi tidak merugikan masyarakat. Yang penting melokalisir atau menyempitkan ruang gerak dulu agar lebih mudah diawasi," ujarnya.

Selain kalangan pemuda dan pelajar di lingkungan Padukuhan, gerakan sosial tolak aksi kekerasan jalanan juga menyasar komunitas hobi. Ada yang hobi game, musik, olah raga, motor, penggemar burung dan sebagainya. Kampanye tersebut digencarkan juga melalui sosial media, terutama group-group komunitas hobi. Konten yang diunggah juga dengan cara-cara milenial, seperti meme dengan seruan "Jogja Adem Ayem Harga Mati", "Daripada Nglitih Mending Ngopi" dan sebagainya.

Selain itu, komunitas ini juga mengunggah informasi-informasi event hobi, atau melempar wacana menggelar event komunitas, meski dalam skala kecil. Hal itu untuk lebih menyibukkan anak-anak muda ke hal-hal positif. "Jadi edukasi yang kami lakukan dengan cara yang asik. Anak-anak perlu di beri ruang yang lebih mengasyikkan tapi tidak membahayakan masyarakat. Kalau caranya kaku atau bahkan dengan keras juga, malah kontraproduktif," ujar Calvin.

BACA JUGA: Warung Jamu Cekok, Tempat yang Paling Ditakuti Anak-Anak Jawa

Untuk menanggulangi aksi kekerasan jalanan, katanya, perlu peran aktif anak-anak muda karena banyak kasus klithih pelakunya masih berusia remaja. "Gerakan ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran dari para remaja yang tadinya asik di jalanan bisa terinspirasi, kami bawa menjadi asik di ruang-ruang kreatif yang tidak merugikan masyarakat," katanya.

Salah seorang tokoh masyarakat Gejayan, Eko Hapriyanto sekaligus pembina Paguyuban Gejayan Dadi Siji mengatakan gerakan sosial yang digagas anak-anak muda ini mendapatkan dukungan dari masyarakat. Ia berharap upaya kreatif dan asyik yang dilakukan paguyuban Gejayan Dadi Siji akan menginspirasi pemuda pemuda lain di DIY dan nasional.

"Harapannya gerakan tolak aksi kekerasan jalanan yang dilakukan paguyuban gejayan dadi siji ini akan ditiru kelompok kelompok pemuda lain di seluruh Jogja. Sehingga jogja addm ayem dan aman nyaman terjaga" kata Eko. (Abdul Hamid Razak)

Paguyuban "Gejayan Dadi Siji" menjadi wadah kalangan muda untuk menciptakan tempat dan aktivitas positif yang asik sesuai karakter kalangan milenial untuk menolak aksi kekerasan jalanan dengan cara asik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Es Krim Magnum Ditarik karena Mengandung Plastik dan Logam, Ini Kata BPOM

News
| Rabu, 24 April 2024, 17:07 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement