Advertisement
Truk Tertimbun Material Merapi, BPBD Sleman: Jangan Abaikan Peringatan Dini
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN--Hujan deras yang terjadi di puncak Gunung Merapi menyebabkan banjir lahar hujan, Selasa (19/4/2022). Akibatnya, ada tiga truk penambang pasir terjebak. Satu truk di Kali Gendol dan dua truk lainnya di Kali Woro. Tidak ada korban jiwa yang dilaporkan dari peristiwa tersebut.
Itulah sebabnya, BPBD Sleman mengingatkan agar para penambang pasir di sungai-sungai yang berhulu di Merapi diminta tidak mengabaikan peringatan dini terjadinya hujan di puncak Gunung Merapi.
Advertisement
"Kalau sudah ada peringatan dini karena terjadi hujan lebat di puncak Gunung Merapi, segera keluar dari sungai, tidak perlu ditunda-tunda lagi," kata Kepala Pelaksana BPBD Sleman Makwan kepada Harianjogja.com, Selasa (19/4/2022).
BACA JUGA: Banjir Lahar Hujan di Lereng Merapi, Truk Terkubur di Kali Gendol
Dijelaskan Makwan, saat ini material Merapi di wilayah atas gunung masih banyak. Jika terjadi hujan deras di puncak, maka hal itu akan berpotensi banjir lahad hujan di aliran sungai-sungai berhulu Merapi.
Dia mengatakan, banjir lahar hujan yang terjadi sebenarnya relatif aman jika masyarakat tidak beraktivitas di aliran sungai. Pasalnya, kondisi tanggul dan dam penahan banjir di sungai-sungai berhulu Merapi saat ini masih mampu menampung material yang terbawa banjir.
BACA JUGA: Kabar Baik, Status PPKM Sleman Turun ke Level 2
Sayanganya, kata Makwan, beberapa kali kejadian banjir lahar yang menerjang dan menimbun kendaraan angkutan material maupun alat-alat penambangan disebabkan karena terlambat dalam antisipasi. Terkadang, katanya, penambang dan armadanya terlambat naik. Alat berat dan penambang masih berada di aliran sungai. Saat berupaya naik ke tempat yang aman terlanjur diterjang banjir.
"Oleh karenanya, jangan mengabaikan peringatan dini. Yang sering menjadi alasan karena mereka [penambang] 'tanggung' dan melanjutkan aktivitas penambangan material," ujar Makwan.
Sebelumnya, Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Jogja Warjono mengatakan cuaca ekstrim berpotensi terjadi di wilayah Sleman. Hal itu terjadi karena banyak pembentukan awan CB atau kumulonimbus akibat udara hangat di sekitar Gunung Merapi. Pembentukan awan Cb tersebut, katanya, lumrah terjadi saat peralihan musim atau pancaroba. Kondisi tersebut menyebabkan hujan akan turun dengan intensitas hujan disertai angin dan petir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Pemerintah Pastikan Tidak Impor Bawang Merah Meski Harga Naik
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Danais Kembali Dikucurkan untuk Mendukung Program Becak Listrik di 2024
- Heroe Poerwadi Kumpulkan Berkas Pendaftaran Cawali ke DPD Golkar Kota Jogja
- Kereta Api Terlambat, Daops 6 Yogyakarta Minta Maaf
- PENINGKATAN KAPASITAS SDM WISATA: Dispar DIY Gelar Pelatihan Penyelenggaraan Event
- Dari Luar Negeri? Jangan Lupa Isi e-CD Jika Turun di YIA
Advertisement
Advertisement