Sebelum Ditutup Permanen, TPST Piyungan Dibikin Terasiring Setinggi 140 Meter
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Kawasan Zona A dan Zona B TPST Piyungan dibikin terasering sebelum nantinya ditutup permanen untuk dipindah ke lokasi transisi. Terasering diperkirakan mencapai ketinggian 140 meter di atas permukaan laut.
Kepala Balai Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup DIY, Jito menjelaskan penataan TPST Piyungan dilakukan supaya tidak menimbulkan masalah, tidak longsor dan lindinya bisa tertangani sehingga tidak mencemari lingkungan, sehingga dilakukan optimalisasi TPST Piyungan.
Advertisement
BACA JUGA: Buka sampai Malam saat Liburan, Perputaran Uang Pasar Beringharjo Tembus Rp5 Miliar per Hari
Upaya pengoptimalan itu memerlukan anggaran besar dan Pemda DIY tidak sepenuhnya mampu sehingga meminta bantuan ke Kementerian PUPR. “Posisi sekarang [optimalisasi TPST] masih jalan, posisi selesai sampai Juni [2022] nanti,” katanya saat ditemui di Kantor DLH DIY Jalan Argolubang, Baciro, Kota Jogja, Rabu (11/5/2022).
Dia mengatakan dalam klausul kontrak luaran terkait optimalisasi tersebut, TPST akan dibuat terasering dengan ketinggian sampai 140 meter di atas permukaan laut.
Dengan banyaknya volume sampah yang masuk setiap harinya, perkiraan awal pada Maret 2022 untuk zona A TPST Piyungan sudah tidak mampu menampung lagi.
Adapun zona A setelah dilakukan penataan terasering ternyata masih bisa ditekan dengan ketinggian posisi saat ini 136 meter dpl. Sedangkan untuk zona B ketinggian saat ini mencapai 108 mdpl.
“Jika nanti sudah mencapai ketinggian 140 meter sudah tutup semuanya [zona A dan zona B] kami pindah TPA Transisi. Terasering proses penyelesaian. Untuk terasing zona A ini pekerjaannya sudah mencapai 95 persen, tinggal setelah ditata yang paling atas volumenya ada penurunan,” ujarnya.
BACA JUGA: Warga Jogja Pilih Tumpuk Sampah di Depan Rumah, Ini Foto-Fotonya..
Adapun lahan yang disiapkan untuk TPA transisi seluas 1,9 hektare dan 2,3 hektare yang berada di sebelah timur laut dari zona A dan zona B. Setelah zona Z dan zona B mencapai 140 meter dpl kemudian ditutup dengan lapisan geotekstil kemudian dilapisi tanah dan ditanami rumput.
“Saat ini sedang disiapkan untuk lokasi transisi, kalau zona A dan B untuk bisa sampai ketinggian 140 meter, bisa dipakai lima sampai enam bulan [pembuangan sampah],” katanya.
Pemanfaatan zona A dan zona B atau lahan lama dengan durasi sekitar lima sampai enam bulan tersebut bisa tercapai dengan catatan volume sampah masih sebatas normal. Karena faktanya terjadi kenaikan dari sebelumnya 600 ton per hari saat ini 770 ton per hari.
“Itu di luar lebaran yang bisa mencapai 900 ton per hari, kalau naik terus setiap harinya mungkin tidak sampai enam bulan ke depan,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Libur Natal dan Tahun Baru, Potensi Pergerakan Orang Diprediksi Mencapai 110,67 Juta Jiwa
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Indeks Masih Jomplang, Penguatan Literasi Keuangan Sasar Mahasiswa UGM
- Undangan Memilih Pilkada Gunungkidul Didistribusikan ke 612.421 Warga
- Satu-satunya yang Gelar Kampanye Akbar, Heroe-Pena Gandeng 15.000 Kawula Muda
- Jadwal Terbaru KRL Jogja-Solo Jumat 22 November 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo
- Jadwal SIM Keliling di Kulonprogo Jumat 22 November 2024
Advertisement
Advertisement