Advertisement

Final LCC Sejarah, Disbud Yogyakarta Usung Konsep Jelajah Sejarah

Sirojul Khafid
Rabu, 13 Juli 2022 - 05:47 WIB
Sirojul Khafid
Final LCC Sejarah, Disbud Yogyakarta Usung Konsep Jelajah Sejarah Suasana LCC Jelajah Sejarah di Kawasan Malioboro, Jogja, Selasa (12/7/2022). - Ist

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta menyelenggarakan babak final Lomba Cerdas Cermat (LCC) Sejarah Tingkat Kota Yogyakarta Tahun 2022 di sepanjang kawasan Malioboro, Jogja, Selasa (12/7/2022). Babak final ini diikuti 20 dari 32 kelompok yang berhasil disaring pada babak penyisihan.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang menggelar lomba secara konvensional, Dinas Kebudayaan tahun ini mengusung konsep Jelajah Sejarah yang diisi permainan di beberapa titik lokasi.

Advertisement

Plh Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Ratih Ekaningtyas, mengatakan Jelajah Sejarah menjadi inovasi belajar dalam rangka menambah pengayaan materi pembelajaran kesejarahan bagi generasi muda. Kawasan Malioboro dipilih sebagai lokasi jelajah karena relevan dengan tema LCC Sejarah tahun ini yaitu “Rangkaian Peristiwa Serangan Umum 01 Maret dan Keistimewaan Yogyakarta”.

Malioboro banyak terdapat bangunan-bangunan yang menyimpan memori dari rangkaian peristiwa Serangan Umum 01 Maret dan simbol-simbol keistimewaan Yogyakarta. “Kami berharap melalui kegiatan ini, generasi muda menjadi lebih antusias dalam mempelajari sejarah lokal maupun nasional, tidak hanya melalui sebuah buku tebal melainkan melalui observasi lapangan,” kata Ratih dalam keterangan tertulis yang diterima Harian Jogja, Selasa (12/7/2022).

BACA JUGA: Duh, Belasan Angkutan Umum Kena Razia Dishub Jogja

Adapun tujuh titik yang yang harus dilalui peserta yaitu di Parkir Abu Bakar Ali, Hotel Grand Inna Malioboro, Teras Malioboro 2, Regol Selatan Kepatihan, Rumah Tan Djin Tsing Ketandan, Benteng Vredeburg, dan Taman Pintar.

Pada masing-masing pos, peserta diberikan soal pengayaan untuk menguji sejauh mana wawasan sejarahnya. Misalnya, di Pos 2 Hotel Grand Inna Malioboro peserta diminta untuk menyelesaikan soal ‘Teka Teki Sejarah’. Sementara di Pos 4 Regol Selatan Kepatihan peserta diuji ketelitiannya untuk ‘Menyusun kartu lini masa’ dari seorang tokoh sejarah.

Di pos 5 Rumah Tan Djin Tsing peserta diminta untuk menceritakan sejarah dan filosofi tentang salah satu bangunan di kawasan Sumbu Filosofi. Di pos ini kedalaman wawasan sejarah sangat diuji. Selanjutnya di pos 6 Benteng Vredeburg, peserta diajak bermain tebak kata yang tentu menguji kekompakan dan kelihaian strategi mereka untuk memecahkan setiap clue yang diberikan.

Hadir sebagai tim juri sejarawan UGM Bahauddin, Julianto Ibrahim, serta Erwin Djunaedi dari Komunitas Malam Museum.

Ratih menuturkan dalam penyelenggaraan kegiatan ini melibatkan tim pembuat soal dari kalangan akademisi, Musyawarah Guru Mata Pelajaran Sejarah, dan Komunitas Sejarah di Yogyakarta. “Hal ini ditujukan agar dalam proses pelaksanaan Jelajah Sejarah ini tidak hanya diperoleh juara yang unggul dalam bidang kognitif, melainkan juga unggul dalam hal keberanian mengambil resiko dan tepat dalam mencari solusi pemecahan suatu masalah,” katanya.

BACA JUGA: Terbaru, Jembatan Srandakan III di Atas Sungai Progo Jadi Pelengkap Keindahan Jalur Pansela, Ini Bocoran Desainnya

Salah satu juri, Erwin Djunaedi, menyatakan ketika pembelajaran sejarah dikemas dengan konsep Jelajah Sejarah ternyata menimbulkan minat generasi muda untuk belajar sejarah. Sehingga kemudian nilai-nilai sejarah dapat diterima dan dicerna oleh para peserta dan terbentuk logika berpikir yang sangat historis.

“Semoga ke depannya bisa berkembang kegiatan-kegiatan seperti ini sehingga banyak generasi muda yang mencintai sejarahnya,” kata Erwin.

Antusiasime peserta dapat terlihat dari kostum yang dikenakan dalam kegiatan jelajah sejarah ini. Salah satunya Bella Cristina peserta dari SMA Negeri 2 Yogyakarta yang memilih kostum petani. Ia menjelaskan bawa kostum yang ia kenakan terinspirasi dari patung peringatan monumen Serangan Umum 01 Maret yang salah satunya patung seorang petani.

“Petani menjadi sala satu simbol rakyat biasa yang turut serta memperjuakan kedaulatan bangsa Indonesia dari Agresi Militer Belanda II,” kata Bella.

Di babak grand final, terpilih Juara 1 yaitu Tim A dari SMA Negeri 1 Yogyakarta, Juara 2 Tim E dari SMA Negeri 5 Yogyakarta, Juara 3 yaitu Tim F dari SMA Negeri 8 Yogyakarta, Juara Harapan 1 yaitu Tim F dari MAN 1 Yogyakarta, dan Juara Harapan 2 yaitu Tim R dari SMA Negeri 2 Yogyakarta. Juara pertama dalam lomba ini nantinya akan menjadi wakil dari Kota Yogyakarta di penyelenggaraan LCC Sejarah Tingkat Daerah Istimewa Yogyakarta.

BACA JUGA: Gelar PLM di DIY, Perpusnas RI Libatkan Pionir Inklusi Sosial

Tahun ini Dinas Kebudayaan juga memberikan hadiah bagi tiga nominee yaitu kategori yel-yel terbaik diberikan pada Tim J kontingen MAN 2 Yogyakarta, kategori kelompok terkompak untuk Tim E kontingen SMA N 5 Yoyakarta, dan kostum terunik untuk Tim C dari Kontingen SMA N 2 Yoyakarta.

Sebagai bentuk apresiasi kepada peserta lomba di babak grandfinal, masing-masing juara berhak mendapatkan piala, sertifikat dan uang pembinaan. Juara 1 berhak mendapatkan uang pembinaan senilai Rp. 5.000.000,00; Juara 2 mendapatkan Rp. 4.500.000,00; Juara 3 Rp. 4.000.000,00; Juara Harapan 1 Rp. 3.500.000,00; dan Juara Harapan 2 senilai Rp. 3.000.000,00. Sedangkan juara nominee dari tiga ketegori masing-masing mendapatkan uang pembinaan sebesar Rp. 1.000.000,00.

Lomba ini diharapkan memberikan pengalaman baru bagi generasi muda dalam mengenal sejarah bangsanya lewat sebuah kegiatan penelusuran jejak-jejak masa lampau di sebuah bangunan  dalam bingkai Jelajah Sejarah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kuta Selatan Bali Diguncang Gempa Berkekuatan Magnitudo 5,0

News
| Jum'at, 26 April 2024, 21:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement