Advertisement

DIY Produksi Ratusan Becak Kayuh dengan Tenaga Penguat, Geser Bentor?

Yosef Leon
Minggu, 01 Januari 2023 - 08:37 WIB
Sunartono
DIY Produksi Ratusan Becak Kayuh dengan Tenaga Penguat, Geser Bentor? Sejumlah becak kayuh tradisional terparkir di kawasan Hotel Pesona Malioboro, Jumat (23/12/2022). Dinas Perhubungan DIY berencana untuk mengganti becak kayuh tradisional dengan becak kayuh tenaga penguat 2023 mendatang. - Harian Jogja/Yosef Leon.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA-- Dinas Perhubungan DIY berencana untuk memperkenalkan kembali becak kayuh bertenaga penguat pada tahun depan. Belasan purwarupa kendaraan itu telah diproduksi oleh sejumlah instansi. Secara konseptual tidak ada yang baru pada becak kayuh tenaga penguat itu, hanya saja proyek ini digadang-gadang bakal dikerjakan bertahap untuk menggantikan seluruh jenis moda becak yang beroperasi di wilayah setempat.

Deretan becak kayuh wisata terparkir rapi di salah satu sudut hotel di kawasan Malioboro, Jumat (23/12/2022) pagi. Sejumlah pebecak tampak sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Masuk musim ramai wisatawan para pebecak kayuh terlihat hanya sesekali melayani permintaan penumpang untuk diantar berkeliling di kawasan sekitar. Lain hal dengan becak motor (bentor) yang beberapa kali wara-wiri dengan membawa dua sampai tiga orang penumpang dalam sekali menarik. 

Advertisement

BACA JUGA : Tak Menghilangkan Nuansa Tradisional, Becak Listrik

"Penumpang sekarang kalau mau naik becak itu lihat bagian belakangnya dulu mas. Kalau becak kayuh pasti seperti terlihat enggan. Tapi kalau ada mesinnya mereka mau. Karena merasa kasihan mungkin. Padahal kita di sini juga ada tiga unit becak kayuh listrik," kata Ketua Paguyuban Becak Wisata Jogja Paimin ditemui di pangkalan becak wisata Hotel Pesona Malioboro. 

Paimin bukan orang yang asing di dunia becak kayuh. Ia sudah malang melintang di dunia transportasi tradisional itu. Di tengah gempuran berbagai moda transportasi darat dan bahkan daring, ia tetap setia mengais rezeki dan bertahan dengan kendaraan tersebut. Beberapa kali pula paguyubannya jadi ajang proyek percontohan dari becak kayuh tenaga alternatif, namun selalu kandas di tengah jalan.

"Sebenarnya kami memang sangat terbantu dengan becak kayuh tenaga penguat. Bayangkan kalau antar penumpang dari Gedung Agung ke Stasiun Tugu, kan jauh jadi kalau pakai itu lebih lumayan dan tidak terlalu capai," ujarnya. 

Di paguyuban itu sebenarnya sudah ada tiga unit becak bertenaga listrik yang dibuat oleh Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan (PSEKP) dan Inovation Center for Automatic (ICA) UGM. Becak itu dikenalkan pada 2018 lalu yang dilengkapi dengan motor listrik 48 Volt menggunakan tenaga aki 48 Volt 12 Ah dan daya 1.500 Watt. Fitur tambahan yang disematkan pada unit tergolong sederhana berupa lampu sign dan lampu kota, serta klakson. 

Penggunaannya diklaim tahan tiga sampai empat jam untuk sekali pengisian baterai dengan jarak tempuh 30-35 Km. Pebecak cukup menarik tuas gas yang telah dipasang menyerupai dengan kendaraan sepeda motor jika ingin memperkuat laju kendaraan tanpa mengayuh. Menurut Paimin penggunaan becak listrik itu sudah cukup nyaman karena tenaga listriknya hanya dipakai sesekali jika pebecak merasa tak kuat saat melewati kondisi jalan yang agak menanjak.

BACA JUGA : Sultan Jogja Tegaskan Bentor & Skuter Listrik Tak Boleh

"Hitung-hitungannya masih masuk dengan tarif yang diberlakukan. Karena hanya di seputaran Malioboro saja dengan rentang tarif Rp20.000-Rp30.000. Paling jauh ya hanya ke Kraton atau Stasiun Tugu. Saya juga baru ganti tiga baterai seharga Rp1.050.000," kata dia. 

Paimin menyebut total ada sebanyak 800-1.000 orang anggota becak kayuh tradisional yang terdata di Dinas Perhubungan. Ia mengaku siap jika ke depan becak kayuh tenaga penguat diluncurkan dan diproduksi secara massal. Unit becak yang ada dan belum dilengkapi dengan teknologi alternatif penguat berikut aksesoris dan fitur-fiturnya, bisa saja tinggal dipasang tanpa harus membeli unit baru yang nilainya mencapai puluhan juta. 

"Ya kalau bisa sebelum Pemilu 2024 sudah selesai dan diganti semua dengan becak kayuh tenaga penguat. Kami sarankan juga pakai Danais dan khusus kepada warga yang ber KTP Jogja," imbuhnya.

Tahun 2023 

Dinas Perhubungan DIY memproyeksikan kebutuhan becak kayuh tenaga penguat di wilayah setempat mencapai angka 600 unit yang akan direalisasikan sampai 2026 mendatang secara bertahap. Program ini tidak terlepas dari dukungan untuk mewujudkan ekosistem transportasi yang berkelanjutan dan kembali ke moda angkutan umum. Nantinya layanan becak kayuh akan difokuskan pada kawasan Sumbu Filosofi dengan sistem zona. Sarana dan prasarana pendukung tengah disiapkan salah satunya stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) yang rencananya akan ditempatkan di Ngabean. 

Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan DIY Sumariyoto menyebut, pada 2022 ini pihaknya telah memproduksi sebanyak 17 purwarupa kendaraan becak kayuh dari empat instansi masing-masing empat dari Dinas Perhubungan Kota Jogja, Balai Latihan Pendidikan Teknik dan Dinas Perhubungan DIY serta lima unit dari Balai Pengembangan Teknologi Tepat Guna (BPTTG). Dari belasan purwarupa itu nantinya akan dipilih satu yang dinilai paling sempurna sesuai dengan Perda 5/2016 tentang Moda Transportasi Tradisional Becak dan Andong untuk kemudian diproduksi secara massal. 

"Tahun depan rencananya akan kita uji coba dengan operator becak untuk menilai langsung mana yang paling nyaman dan cocok ekosistemnya. Bisa dipilih salah satu dari belasan unit itu tadi atau malah jadi penggabungan unit dari beberapa instansi untuk kemudian kita proses ulang produksinya, setelah final kemudian dibuat SK Gubernur untuk produksi massal," kata Sumaryoto. 

BACA JUGA : Begini Spesifikasi Lengkap Becak Listrik Jogja yang Bakal 

Belasan prototipe yang diproduksi oleh empat instansi itu tetap harus mengacu pada spesifikasi yang telah ditetapkan dalam Perda No. 5/2016. Semua purwarupa harus mempertahankan onderdil kayuh pada becak agar roh alat transportasi itu tidak hilang. Komponen tenaga penguat yang bisa dikolaborasikan dengan berbagai macam teknologi oleh masing-masing produsen purwarupa, agar becak becak kayuh tetap bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman.

"Kami niatnya tetap melestarikan atau tidak meninggalkan ciri khas becak namun digabungkan dengan teknologi masa kini. Secara bentuk dan operasional itu tidak bertentangan dengan Perda," ungkapnya. 

Adapun dana operasional untuk memproduksi minimal empat becak kayuh dari setiap instansi dianggarkan senilai Rp200 juta yang berasal dari Dana Keistimewaan. Secara bertahap setiap tahun akan diproduksi sebanyak 100 unit becak kayuh tenaga penguat sampai 2026. Hanya saja untuk tahun 2023 berencana memproduksi sebanyak 50 unit saja sebagai bagian dari tahap uji coba untuk melihat respons masyarakat dan pebecak terhadap program ini. 

"Kalau kita lihat bisa membantu masyarakat kemudian nantinya oleh pelanggan responsnya bagus, ya bisa saja dua tahun selesai, cuma kan tergantung keuangan daerah juga," kata dia.

BACA JUGA : Modifikasi Becak Listrik Masih Ujicoba

Selain mempersiapkan moda dan juga SPKLU-nya, Dinas Perhubungan DIY mengaku juga telah menyusun peta zonasi untuk operasional becak kayuh itu ke depannya. Sumariyoto mengakui harus ada zona-zona tertentu yang diberlakukan untuk layanan becak kayuh agar tidak bertentangan dengan alat transportasi umum lainnya. Di sisi lain, kelembagaan resmi yang akan menaungi para pebecak juga harus disiapkan agar nantinya setelah dalam tahap operasional punya program yang berkelanjutan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Program Desa Bersih Narkoba Bisa Menggunakan Dana Desa

News
| Selasa, 23 April 2024, 17:57 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement