Advertisement
Tol Jogja Solo dan Jogja Bawen Pernah Dibahas di Panitikismo Kraton 2022 Silam, Ini Hasilnya

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR dan dua pengelola tol Jogja Solo dan Jogja Bawen pernah melakukan pembahasan terkait proyek ini di Panitikismo, Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat pada 10 Juni 2022 silam. Panitikismo merupakan salah satu lembaga yang berwenang soal urusan tanah Sultan Grond.
Saat itu perwakilan dari Kementerian PUPR yang hadir adalah Dirjen Bina Marga, Hedy Rahadian, Direktur Jalan Bebas Hambatan Budi Harimawan Semihardjo, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Tengah DIY Wida Nurfaida, Sekretaris Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Triono Junoasmono. Kemudian dari pengelola tol adalah Direktur Utama PT Jogjasolo Marga Makmur (JMM) Adrian Priohutomo dan Direktur Teknik JMM Pristi Wahyono serta Direksi PT Jasamarga Jogja Bawen (JJB).
Advertisement
BACA JUGA : Sultan Enggan Lepas Kepemilikan Tanah untuk Tol Jogja
Dalam pertemuan itu pihak Kraton dipimpin oleh Penghageng Kawedanan Hageng Punakawan Datu Dana Suyasa GKR Mangkubumi. Sebagaimana dikutip dalam laman Jasa Marga GKR Mangkubumi menyampaikan terkait keistimewaan sumbu filosofi. Pembangunan jalan tol harus tetap menghormati dan memperhatikan aspek historis dari Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan situs cagar budaya di wilayah DIY.
“Kami berharap pembangunan jalan tol di DIY ini dapat memahami dan memperhatikan situs-situs cagar budaya dan bangunan bersejarah, seperti makam-makam dan juga wilayah selokan mataram serta bangunan bersejarah yang tidak hanya berada di sekitar lingkungan Kraton. Kemudian adanya sumbu filosofi dan garis imaginer [dari Gunung Merapi sampai laut selatan] agar dapat menjadi perhatian bagi semua pihak yang terlibat,” kata GKR Mangkubumi sebagaimana dikutip lama resmi Jasa Marga.
Dirjen Bina Marga Hedy Rahadian kala itu menyatakan pemerintah berkomitmen untuk memperhatikan, melestarikan bangunan bersejarah, situs cagar budaya dan purbakala yang berada DIY. Pembangunan Jalan Tol Jogja-Solo maupun Jogja Bawen sangat memperhatikan kearifan lokal. Sebagai informasi, salah satu contoh penyesuaian desain jalan tol yang pernah dilakukan di wilayah Jawa Tengah adalah adanya rekayasa konstruksi jalan tol yang semula at grade menjadi elevated (melayang) untuk menghindari situs Yoni di Desa Keprabon, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten.
BACA JUGA : Pengerjaan Fisik Tol Jogja-Bawen Seksi 1 Capai 18.76%
“Nantinya hal ini juga yang akan menjadi perhatian JMM sebagai Badan Usaha Jalan Tol dalam kegiatannya di wilayah DIY terutama kaitannya dengan sumbu-sumbu filosofis dan garis imaginer yang telah disampaikan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Hasil Pemeriksaan Kecelakaan Pesawat Udara Air India, Kedua Mesin Mati di Udara Setelah Lepas Landas
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- 23 Kambing Mati di Turi Sleman Akibat Keracunan Pakan
- Lurah Srimulyo Membantah Tuduhan Korupsi Penyalahgunaan Tanah Kas Desa
- SPMB 2025, Banyak SMP Negeri di Bantul Kekurangan Siswa, Ternyata Sebagian karena ke Pondok Pesantren
- Kasus Pelecehan Anak di Kasihan Dilaporkan ke Polres Bantul, Korban Siswi Berusia 6 Tahun
- Siapkan Surat-Surat! Polres Bantul Gelar Operasi Patuh Progo 14-27 Juli 2025
Advertisement
Advertisement