Advertisement

Warga Tepus Patroli Siang Malam di Ladang, Ini Penyebabnya

David Kurniawan
Rabu, 06 September 2023 - 15:07 WIB
Maya Herawati
Warga Tepus Patroli Siang Malam di Ladang, Ini Penyebabnya Warga berpatroli untuk mencegah serangan monyet ekor panjang di area pertanian warga di Kalurahan Purwodadi, Tepus, Selasa (5/9/2023). - ist - Kalurahan Purwodadi

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Warga Kalurahan Purwodadi, Tepus, Gunungkidul harus bekerja keras untuk mengusir kawanan monyet ekor panjang dan ancaman hewan liar yang menyerang ternak. Hingga sekarang, warga sudah mengamankan satu anjing liar yang diduga menjadi pelaku serangan terhadap ternak milik masyarakat.

Ulu-Ulu Kalurahan Purwodadi, Suroyo mengatakan, di musim kemarau ada ancaman yang terjadi hampir secara bersamaan. Di waktu siang, terdapat potensi serangan monyet ekor panjang di lahan pertanian.

Advertisement

Adapun waktu malam terdapat potensi serangan hewan liar terhadap ternak warga yang dipelihara di ladang. “Seperti pengalaman di tahun-tahun sebelumnya, ancaman ini terjadi hingga Oktober mendatang,”  katanya, Rabu (6/9/2023).

Untuk mengantisipasi serangan ini, warga membuat kelompok untuk berpatroli. Patroli tidak hanya dilakukan siang hari, tapi saat malam hari juga dilakukan yang sama.  

“Ancamannya ada dua. Selain serangan hewan liar, di siang hari juga ada ancaman monyet yang menyerang lahan pertanian milik warga,” katanya.

BACA JUGA: Jenazah Seniman dan Rektor ISI Jogja Profesor Timbul Raharjo Mendapat Penghormatan Terakhir di Kampus

Suroyo menambahkan, untuk serangan hewan liar terakhir terjadi pada 14 Agustus 2023. Di bulan Agustus ada beberapa serangan yang menyebabkan delapan ekor kambing warga mati.

“Sebenarnya ada 11 ekor yang diserang, tapi tiga ekor kambing bisa melarikan diri,” katanya.

Ia menuturkan, pasca-serangan, warga langsung meningkatkan kewaspadaan dengan berpatroli. Adapun hasilnya mendapatkan satu ekor anjing liar yang diduga menjadi pelaku penyerangan.

“Di tangkap pada 31 Agustus lalu di perbukitan yang penuh semak belukar. Setelah digiatkan patroli, hingga sekarang belum ada serangan lagi,” katanya.

Jogoboyo Kalurahan Purwodadi, Suyanto menambahkan, serangan hewan liar terhadap ternak warga sudah terjadi sejak bertahun-tahun lalu. Peristiwa serangan tak lepas dari kebiasaan yang memelihara ternak di tengah hutan atau ladang.

Kebiasaan ini, di satu sisi memudahkan dalam mencari pakan. Namun, di sisi lain juga menyimpan bahaya dikarenakan pengawasannya berkurang, khususnya saat malam hari.

“Serangan terhadap ternak terjadi malam hari dan pemilik tidak tahu karena tinggal di rumah sehingga tidak bisa mengawasi kandang yang lokasinya jauh di landing,” katanya.

Suroyo mengakui sudah membuat imbauan agar memindahkan kandang mendekat ke rumah agar mudah dalam pengawasan. “Tapi memang, masih ada warga yang nekat memelihara ternak jauh dari rumah,” katanya.

Tak Berani Menembak

Patroli untuk mengantisipasi serangan hewan liar dan monyet ekor panjang, warga juga dibekali dengan senapan angin. Meski demikian, untuk mengusir monyet yang menyerang lahan pertanian, senapan tidak dipergunakan, dengan dalih menghindari serangan yang lebih besar.

Ulu-Ulu Kalurahan Purwodadi, Suroyo mengatakan, patroli atau ronda untuk mengurangi risiko serangan terhadap ternak bisa menggunakan senapan. Sebagai buktinya pada 31 Agustus 2023 lalu, warga menangkap seekor anjing liar, yang diduga pelaku penyerangan terhadap ternak dengan cara ditembak. “Kalau anjing liar ditembak tidak masalah,” katanya.

Namun demikian, sambung Suroyo, hal ini tidak berlaku untuk mengusir kawanan monyet. Aktivitas membawa senapan hanya bertujuan menakut-nakuti agar kawanan pergi dari ladang.

Menurut dia, warga tidak berani menembak dikarenkaan bisa memicu turunnnya kawanan monyet yang lebib banyak. Suroyo bercerita, aktivitas menembak pernak dilakukan dan ada monyet yang terluka.

Hanya saja, hal tersebut tidak membuat monyet takut karena pada keesokan harinya datang kawanan dengan jumlah yang lebih besar. “Area yang dirusak juga semakin luas. Jadi, senapan yang dibawa hanya untuk menakut-nakuti,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pelatih Shin Tae-yong Diusulkan Dapat Gelar Kehormatan Warga Negara Indonesia

News
| Minggu, 28 April 2024, 11:47 WIB

Advertisement

alt

Komitmen Bersama Menjaga dan Merawat Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Kamis, 25 April 2024, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement