Advertisement
Warga Berharap Jalur Longsor di Gedangsari Diperbaiki Secara Permanen
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Pemerintah Kalurahan Tegalrejo, Gedangsari berharap kepada Pemkab Gunungkidul segera memperbaiki kerusakan jalan akibat longsor yang terjadi 16 Februari 2023. Meski jalur sudah bisa dilalui, tetapi hingga sekarang belum ada tanda-tanda diperbaiki.
Lurah Tegalrejo, Sarjono mengatakan, belum ada penanganan signifikan terhadap longsor perbukitan di wilayahnya yang sempat memutus akses jalan masyarakat. Agar bisa dilalui warga kerja bakti mengurangi material longsoran sehingga jalan yang sempat tertutup bisa dilalui. “Jalan yang tertutup berstatus milik kabupaten. Kami berharap bisa segera diperbaiki,” kata Sarjono kepada wartawan, Kamis (12/10/2023).
Advertisement
Menurut dia, penanganan yang dilakukan secara swadaya oleh masyarakat hanya bersifat sementara. Untuk akses, pada saat kemarau seperti sekarang masih bisa dilalui, baik kendaraan roda dua maupun roda empat. “Material tanah yang sempat menutupi jalan hanya disingkirkan dengan dibuang ke jurang di samping jalan sehingga bisa dilalui,” katanya.
BACA JUGA: Sering Terjadi Bencana, Komisi III Dorong Peningkatan Kualitas Jalan di Wilayah Utara
Meski demikian, lanjut Sarjono, saat memasuki musim hujan kondisinya akan sangat berbahaya. Hal ini dikarenakan bisa memicu terjadinya longsor susulan. “Makanya kami berharap bisa segera diperbaiki. Sebab, kalau musim hujan jelas tidak bisa dilewati karena akan sangat berbahaya dikarenakan ada potensi longsor susulan,” katanya.
Hal senada diungkapkan oleh Carik Tegalrejo, Sugiyanto mengatakan, bukit longsor yang menutup jalan kabupaten terjadi 16 Februari 2023 lalu. Menurut dia, material longsor yang menutup jalan sangat menggangu warga. Pasalnya, akses menjadi terputus sehingga warga harus memutar sejauh enam kilometer untuk bisa beraktivitas.
Meski demikian, Sugiyanto mengakui ada inisiatif warga untuk membuka jalan yang tertutup longsor. Upaya kerja bakti pembukaan sudah dimulai sejak pertengahan April lalu.
Total ada tujuh padukuhan yang warganya mengandalkan jalan ini untuk beraktivitas sehari-hari. Ketujuh padukuhan meliputi Ketelo; Gupit; Cremo; Ngipik; Hargosari; Soko dan Batuturu. “Biasanya lewat jalur yang ini, tapi karena tertutup longsor maka harus memutar sejauh enam kilometer,” katanya.
Dia berharap material longsoran bisa segera ditangani agar aktivitas warga kembali normal. Menurutnya, jalur alternative yang dinilai terlalu jauh dan kondisinya juga berbahaya karena terlalu ekstrem. “Naiknya ekstrem sehingga berbahaya bagi warga maupun anak-anak sekolah yang beraktivitas. Mudah-mudahan bisa segera dikeruk agar akses kembali normal,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Garuda Indonesia Kerahkan 976 Petugas untuk Layani Penerbangan Haji
Advertisement
Piknik dan Camping di Nawang Jagad Kaliurang: Info Lokasi, Jam Buka, dan Biaya Tiket Masuk
Advertisement
Berita Populer
- Dinsosnakertrans Kota Jogja Mendorong Perusahaan Bikin Koperasi Karyawan
- Kelurahan Cokrodiningratan Jogja Segera Bangun 648 Titik Biopori Kompos
- Ada Pembuangan Sampah Ilegal di Gunungkidul, Begini Respons Pemda DIY
- Marbot Masjid di Kota Jogja Dapat Fasilitas BPJS Ketenagakerjaan
- Eko Suwanto: Sultan Grond dan Pakualaman Grond untuk Kesejahteraan Masyarakat
Advertisement
Advertisement