Advertisement
Status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi di Sleman hingga Akhir Februari 2024

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman menyebut status siaga darurat bencana hidrometeorologi di Bumi Sembada masih berlangsung hingga akhir Februari 2024.
BPBD Sleman juga mengingatkan masyarakat bahwa seluruh kapanewon (kecamatan) di wilayah itu berpotensi terjadi bencana angin kencang dan bencana hidrometeorologi lainnya pada musim hujan saat ini.
Advertisement
"Bencana hidrometeorologi berpotensi terjadi di seluruh kapanewon di Sleman, terutama wilayah yang sebelumnya pernah terjadi bencana angin kencang," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sleman Makwan di Sleman, Jumat (12/1/2024).
Menurut dia, dengan kondisi tersebut Pemerintah Kabupaten Sleman telah menetapkan status siaga darurat bencana hidrometeorologi untuk seluruh wilayah di daerah itu. "Status siaga darurat ini diberlakukan sejak 1 Desember 2023 hingga akhir Februari 2024," katanya.
Ia mengatakan sebagai langkah antisipasi, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan mewaspadai setiap tanda-tanda cuaca.
"Masyarakat juga dapat melakukan mitigasi guna meminimalkan dampak yang ditimbulkan seperti memangkas batang pohon di sekitar yang dinilai rawan tumbang," katanya.
Makwan mengatakan selain itu juga perlu melakukan pemeriksaan terhadap konstruksi atap rumah, apakah ada paku-paku yang lepas atau kayu yang rapuh, sehingga cukup rawan jika diterpa angin kencang. "Kemudian, atap yang terbuat dari seng atau galvalum juga perlu dicek lagi kekuatannya," katanya.
Ia mengatakan untuk potensi terjadinya banjir, longsor dan genangan air saat hujan deras, masyarakat juga diimbau untuk lebih peduli dengan lingkungan sekitarnya untuk memastikan kondisi saluran air, aliran sungai maupun kontur tanah cukup aman.
"Selain itu, jika terjadi hujan deras dengan durasi yang cukup lama di puncak Gunung Merapi di Sleman juga berpotensi menimbulkan banjir lahar hujan, untuk itu masyarakat juga harus waspada agar tidak melakukan aktivitas di aliran sungai berhulu Gunung Merapi, termasuk aktivitas pariwisata," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Mulai Cair 5 Juni 2025, Ini Besaran Bantuan Subsidi Upah untuk Pekerja
Advertisement

Berikut Sejumlah Destinasi Wisata Berbasis Pedesaan di Bantul
Advertisement
Berita Populer
- Penataan Kawasan Kridosono Jadi Garden City Mengemuka dalam Diskusi Arsitek DIY
- DKPP Bantul Imbau Panitia Kurban Gunakan Bungkus Ramah Lingkungan dan Tidak Cuci Jeroan di Sungai
- Pemda DIY Resmikan Griya Batik untuk Dukung Jogja sebagai Kota Batik Dunia
- Bisnis Pengelolaan Sampah Ilegal Marak di Bantul, Warga Terganggu Asap dan Bau Menyengat
- Lestarikan Lagu Anak dan Daerah, Ratusan Siswa Tampil Pakai Baju Adat di Taman Budaya Yogyakarta
Advertisement