Advertisement
Bicara soal Potensi Konflik Saat Kampanye Terbuka, Bawaslu DIY: Seperti Lingkaran Setan
![Bicara soal Potensi Konflik Saat Kampanye Terbuka, Bawaslu DIY: Seperti Lingkaran Setan](https://img.harianjogja.com/posts/2024/01/18/1161954/ketua-bawaslu-diy-mohammad-najib.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Bawaslu DIY mewanti-wanti pelaksanaan kampanye terbuka Pemilu 2024 yang bakal digelar dalam waktu dekat. Masyarakat dan tim pemenangan peserta Pemilu diharapkan bisa menjaga diri untuk menciptakan kondusivitas selama pelaksanaan kampanye terbuka dijalankan.
Ketua Bawaslu DIY, Mohammad Najib mengatakan pelaksanaan kampanye terbuka harus dilihat dari dua sisi yakni masyarakat dan juga aparat. Di segi masyarakat pihaknya berharap agar setiap individu bisa menjaga diri. Sebab, potensi terjadinya gesekan dan konflik dinilai lebih besar pada kampanye terbuka.
Advertisement
"Meskipun lebih banyak masyarakat Jogja yang lebih paham untuk bagaimana berpartisipasi dengan baik tapi memang ada pihak-pihak yang menggunakan cara-cara yang tidak benar," katanya, Kamis (18/1/2024).
Najib menyebut, partai politik dan tim pemenangan peserta Pemilu harus bisa menahan diri dan taat pada regulasi. Kampanye terbuka diharapkan berjalan dengan aksi yang damai dan partisipatif tanpa mengganggu kenyamanan masyarakat lainnya.
"Meskipun memang dalam banyak hal terjadi persoalan di lapangan pasti mereka akan merasa itu di luar kontrol dirinya, kita juga tidak mudah mengurai persoalan itu karena apa ini kan seperti lingkaran setan ya," ujarnya.
Menurut Najib, hal-hal yang seperti ini biasa sengaja dipelihara oleh partai politik untuk menunjukkan eksistensi kelompok masing-masing. "Apakah partai memanfaatkan kelompok itu atau sebaliknya, agar dia bisa melakukan tindakan pelanggaran hukum supaya dia dapat backup dari aktor politik," kata Najib.
BACA JUGA: Jadwal Kampanye Hari Ini, Ganjar ke Ngawi, Mahfud di Jakarta
Pihaknya juga mengajak serta aparat pengamanan untuk berperan aktif. Sebab biasanya gesekan yang terjadi sudah masuk ke dalam tanah pidana umum dan bukan lagi pada kewenangan Bawaslu meskipun konteksnya masih dalam Pemilu 2024. Apalagi Jogja menjadi salah satu daerah yang menjadi barometer nasional.
"Kami yakin polisi dan TNI punya aparat yang bisa mendeteksi potensi gesekan di lapangan dan sejarah Pemilu Jogja kita enggak pernah luput dari tradisi gesekan itu sendiri. Tentu ini jadi PR semuanya, kami tidak ingin ini ada pembiaran bagi para aparat sekecil apapun harus ada antisipasi karena kita tidak mau itu malah merusak citra Jogja," kata Najib.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2025/02/12/1203964/tol-jogja-solo.jpg)
Komisi Yudisial Turun Tangan Usut Dugaan Salah Eksekusi Lahan Sengketa
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2025/02/07/1203446/ray.jpg)
Hangat dan Intimnya Romantic Dinner Hari Valentine bareng Pasangan di Royal Garden
Advertisement
Berita Populer
- Diminta Bisa Tingkatkan Kinerja dan Likuiditas, Bank Bantul Disuntik Modal Rp100 Miliar
- Siap Ikuti Retret, Danang Maharsa Makin Rajin Berolahraga Setiap Pekan
- Tahun Ini Hanya Puluhan Unit RTLH Direhabilitasi di Bantul, Ribuan Unit Masih Belum Tersentuh
- Diancam Penjara 15 Tahun, Suami Pembunuh Istri di Bantul Mengaku Tak Berniat Membunuh
- Pemilihan Kepala Dukuh Badegan Bantul, Masyarakat Minta Dipimpin Warga Asli
Advertisement
Advertisement