Advertisement

Ratusan Guguran Lava dan Dua Kejadian Awan Panas Picu Perubahan Morfologi Kubah Merapi

Catur Dwi Janati
Minggu, 18 Februari 2024 - 18:57 WIB
Abdul Hamied Razak
Ratusan Guguran Lava dan Dua Kejadian Awan Panas Picu Perubahan Morfologi Kubah Merapi Foto pengamatan visual BPPTKG menunjukkan guguran awan panas di Gunung Merapi, Kamis (25/1/2024). - ist - BPPTKG

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat sejumlah aktivitas Gunung Merapi selama sepekan terakhir. Guguran lava terjadi ratusan kali pada pekan ini dan memicu perubahan kubah lava.

Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso mengungkapkan selama sepekan 9 - 15 Februari 2024, tercatat ada 189 kali guguran lava ke arah selatan dan barat daya. Dua di antaranya mengarah ke hulu Kali Boyong dengan jarak maksimal mencapai 1,4 kilometer. 

BACA JUGA: Harga Beras Medium di Kota Jogja Tembus Rp16.000 per Kg

Advertisement

"187 kalu ke hulu Kali Bebeng sejauh maksimal 1.700 meter. Suara guguran juga tersebut dua kali dari Pos Babadan dengan intensitas kecil," kata Agus dikonfirmasi pada Minggu (18/2/2024).

Berbeda dengan guguran lava yang terjadi ratusan kali, selama sepekan tercatat dua awan panas guguran terjadi ke arah barat data atau hulu Kali Bebeng. Jarak luncur maksimalnya mencapai 1,5 kilometer. 

Aktivitas guguran lava maupun awan panas guguran ini berdampak pada morfologi kubah Gunung Merapi. Diterangkan Agus morfologi kubah barat daya teramati mengalami perubahan pekan ini. 

"Morfologi kubah barat daya teramati adanya perubahan akibat adanya aktivitas awan panas guguran dan guguran lava," tegasnya. 

BACA JUGA: Hasil Real Count KPU, Berikut 15 Nama Politisi dengan Raihan Suara Terbanyak Sementara Caleg DPR RI dari Dapil DIY

Sementara morfologi kubah tengah relatif tetap dan tidak mengalami perubahan. Berdasarkan analisis foto udara tanggal 10 Januari 2024, volume kubah barat daya terukur sebesar 2.666.300 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.358.400 meter kubik.

Merujuk sejumlah aktivitas vulkanik di Gunung Merapi yang masih cukup tinggi yakni berupa erupsi efusif, maka status aktivitas Gunung Merapi ditetapkan dalam tingkat Siaga. Agus merekomendasikan masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Tidak Hadir dalam Sidang Sengketa Pileg, 2 Pemohon Dianggap MK Tidak Serius

News
| Senin, 29 April 2024, 22:07 WIB

Advertisement

alt

Komitmen Bersama Menjaga dan Merawat Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Kamis, 25 April 2024, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement