Advertisement
Ada Kendala Pedagang Sepuh, Baru Dua Pasar di Gunungkidul Pakai E-Retribusi
Salah satu pedagang sayuran di Pasar Beringharjo, Dhanty melayani pembeli, Rabu (17/4/2024). Harga cabai di pasar ini turun Rp35.000 per kg sehari setelah Lebaran. - Harian Jogja - Alfi Annissa Karin
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Perdagangan (Disdag) Kabupaten Gunungkidul menyampaikan bahwa pembayaran retribusi digital atau e-retribusi baru menyasar Pasar Playen dan Argosari. Meski begitu, e-retribusi tersebut belum maksimal penggunaannya.
Kepala Bidang Pengelolaan Pasar Disdag Gunungkidul, Wasana mengatakan e-retribusi tersebut menggunakan quick response code indonesian standard (QRIS) dan electronic data capture (EDC) yang dikerjasamakan dengan Bank BPD.
Advertisement
“Penggunaan e-retribusi belum maksimal. Belum semua pedagang tersasar e-retribusi. Hanya pedagang di kios yang baru kami sasar karena setiap hari bisa buka. Selain itu, pedagang juga harus tanggap teknologi. Kalau sudah sepuh masih sulit,” kata Wasana dihubungi, Kamis (9/5/2024).
BACA JUGA: Klaim Telah Memiliki Koalisi di Pilkada Gunungkidul, Sutrisna Wibawa: Masih Cair
Disdag, kata Wasana dituntut untuk menerapkan e-retribusi di seluruh pasar. Dalam pelaksanaannya, Disdag akan bekerja sama dengan UPT Pengelolaan Pasar Wilayah I dan II.
Adapun untuk mempercepat program digitalisasi, Disdag telah memberikan pelatihan digitalisasi pasar dengan materi dagang lewat media sosial atau online pada 2023. Tahun lalu, pelatihan menyasar pedagang pasar, pedagang kaki lima yang tergabung dalam asosisasi pedagang kaki lima (APKLI), dan pedagang dari car free day. Ada sekitar 20 orang yang ikut pelatihan.
Tahun ini, Disdag akan mendorong agar pedagang di pasar-pasar melakukan penjualan secara digital.
Bupati Gunungkidul, Sunaryanta menyoroti kelesuan aktivitas di beberapa pasar tradisional di Bumi Handayani. Hal itu terkait erat dengan fenomena masyarakat yang mulai beralih ke pasar digital.
Kata dia, pedagang pasar perlu bertransformasi atau menyesuaikan diri seiring perkembangan teknologi yang semakin maju. Dengan begitu, mereka dapat bersaing dengan pelaku usaha besar.
BACA JUGA: Jelang Hari Raya Iduladha, Dosen Peternakan UGM Bagikan Cara Simpan Daging Kurban
"Jika tidak mengikuti transformasi teknologi saya khawatir pedagang akan tertinggal," kata Sunaryanta.
Sebab itu, pensiunan TNI AD itu meminta Disdag untuk memberikan pelatihan dengan materi yang sesuai dengan kondisi sumber daya manusia dan dilakukan bertahap sesuai kemampuan para pedagang.
“Pada saatnya nanti para pedagang ini akan menyesuaikan sistem mulai dari perangkat yang digunakan, SDM, jaringan internet, lambat laun semua akan mengarah ke sana,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Tarif dan Jadwal DAMRI Semarang Jogja PP, 28 Okt 2025
- Viral, Pasien Asam Lambung Diduga Ditolak IGD Puskesmas Dlingo
- Tim TAA Polda DIY Diterjunkan untuk Usut Kecelakaan Maut di Rongkop
- Terjerat Pinjol, Pemuda di Jogja Nekat Gadaikan Kamera Rental
- Trauma, Sejumlah Pelajar di DIY Mulai Menolak Menerima Menu MGB
Advertisement
Advertisement




