3 Jurus Jitu Kepala BKKBN untuk Tekan Angka Stunting
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menilai Tim Pendamping Keluarga (TPK) memiliki peran pentign dalam upaya penurunan angka stunting di masyarakat. Pasalnya, tim ini bisa memberikan pengaruh terhadap pola perilaku dalam mewujudkan keluarga yang berkualitas.
“Dimulai dari keluarganya sendiri. Kemudian ke tetangga-tetangganya untuk bisa merubah pola hidup yang lebih berkualitas,” kata Hasto saat menghadiri Sinergi Penguatan Tenaga Lapangan untuk Menyukseskan Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting di DIY di Sleman City Hall, Sabtu (15/6/2024).
Advertisement
Dia menjelaskan ada tiga kunci untuk mewujudkan perilaku Masyarakat yang berkualitas sehingga stunting bisa ditanggulangi. Kunci pertama berkaitan dengan konsumsi, Masyarakat harus membiasakan diri makan makanan yang bergizi dan sehat.
Hasto tidak menampik masih ada Sebagian kalangan yang makan secara sembarangan seperti nasi bersama dengan mie dan lainnya. Hal ini menjadi tugas dari TPK untuk memberikan pengertian pentingnya makanan bergizi seperti nasi dengan lauk telur atau ikan lengkap sayuran.
“Tidak sulit mendapatkan makanan bergizi karena dengan telur sudah mencukupi dalam upaya pencegahan stunting. Selain itu, ikan lele kandungan gizinya juga lebih tinggi ketimbang daging sapi,” ungkapnya.
Adapun kunci kedua berkaitan dengan Kesehatan reproduksi. Ia tidak menampik, TPK sudah paham berkaitan dengan masalah reproduksi seperti menikah jangan terlalu muda, memberikan jarak kelahiran yang tidak terlalu dekat.
BACA JUGA: Ribuan Tim Pendamping Keluarga di DIY Dikumpulkan untuk Percepatan Penurunan Stunting
“Ini harus disosialisasikan. Misalkan saat menikah ada pendampingan terhadap calon mempelai Perempuan untuk memastikan lingkar lengan mencapai 23,5 centimeter. Kalau kurang, ada upaya penambahan gizi agar mencapai bobot yang ideal,” katanya.
Kunci terkahir pencegahan stuting menyangkut masalah lingkungan. Menurut Hasto, sanitasi lingkungan yang baik akan akan berpengaruh terhadap Kesehatan sehingga harus terus disosialisasikan dan dilengkapi yang ada dalam keluarga.
“Misalnya jamban sehat ini harus ada dalam keluarga. Sebab, kalau sanitasi atau kebersihan lingkungan tidak terjaga dengan baik, maka akan berpengaruh terhadap Kesehatan anak,” katanya.
Pelaksana Tugas Kepala Perwakilan BKKBN DIY, Mohammad Iqbal Apriansyah mengatakan, tujuan mengumpulkan ribuan TPK di Sleman City Hall untuk upaya menurunkan angka stunting. Diketahui bersama ada dua data berkaitan dengan stunting di DIY sehingga diperlukan konfirmasi agar ada kepastian terkait dengan data.
“Kalau mengacu dari SKI masih di kisaran 16% angka stunting di DIY. Tapi kalau dari EPP-GBM di angka 10,1%. Ini yang mau diklarifikasi agar datanya bisa sepadan,” katanya.
Diharapkan dengan kehadiran TPK juga bisa meningkatkan partisipasi warga untuk datang ke posyandu. Tingkat kehadiran ini sangat penting akan kepastian data di lapangan. “Kehadiran harus di atas 95%,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Hujan Deras, Dapur di Rumah Warga Kasihan Bantul Roboh Timpa Penghuni
- Bencana Hidrometeorologi, Pemkab Gunungkidul Segera Tetapkan Status Siaga
- Prediksi Cuaca BMKG, Seluruh Wilayah DIY Diguyur Hujan Lebat 3 Hari ke Depan
- Liga 1 Besok, PSS Jamu PSBS Biak, Ini Head to Head Kedua Tim
- KPU Bantul Mulai Mendistribusikan Undangan Nyoblos di Pilkada
Advertisement
Advertisement