Advertisement
Dibandingkan E-Tiket Retribusi, Wisatawan di Bantul Lebih Memilih Bayar Tunai

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL–Wisatawan lebih memilih membayar tunai retribusi ke sejumlah destinasi wisata di Bantul daripada menggunakan layanan elektronik tiket (e-tiket).
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Bantul, Saryadi menyampaikan sebagian besar wisatawan yang berkunjung ke Bantul memilih membayar secara manual atau tunai. Dispar mencatat persentase pengguna pembayaran digital hanya berkisar 3,5% dari total pengunjung per bulan.
Advertisement
BACA JUGA: Disbud Bantul Targetkan 5.000 Orang Kunjungi Mataram Culture Fest 2024
Hal itu, katanya lantaran sinyal internet di beberapa destinasi wisata masih lemah. Saat wisatawan yang akan membayar secara digital, seringkali aplikasi yang akan digunakan tidak bisa diakses.
“Tetapi memang di beberapa loket Tempat Pemungutan Retribusi [TPR], terutama di Pantai Barat, sinyal HP cukup berpengaruh. Karena keterbatasan jaringan, proses HP [dalam bertransaksi secara digital] agak lama loadingnya. Itu yang membuat lebih cepat [pembayaran] manual, tinggal menyobek karcis,” ujarnya, Selasa (25/6/2024).
Dia menuturkan sebagian besar wisatawan yang membayar secara digital merupakan generasi muda. "Masih lebih dominan [pembayaran] yang manual, mungkin baru pengunjung generasi muda yang sudah familiar dengan telepon genggang android, mobile banking dan lainnya,” ujarnya.
Menurut Saryadi, Pemkab Bantul belum merancang kebijakan mengenai pembelian tiket retribusi secara daring. Namun, dengan perkembangan digitalisasi, tidak menutup kemungkinan pembelian tiket secara daring dapat diterapkan di waktu mendatang.
"Tiket online kita belum bisa melayani kita belum menyiapkan sistem. Ke depan bisa dikembangkan tiketing online [pembelian tiket retribusi secara daring], [pembayaran] dari tunai ke non-tunai," ujarnya.
Manfaat eTiketing
Saryadi mengatakan, pembayaran digital atau e-tiket retribusi yang diterapkan di destinasi wisata Bantul sejak akhir tahun 2023 lalu, bertujuan untuk mempermudah wisatawan dalam bertransaksi di destinasi wisata.
“Seluruh [wisatawan] objek wisata yang dikelola Pemkab [Bantul] telah kita berikan pilihan pembayaran tiket retribusi secara tunai dan non-tunai dengan QRIS dan zeepos,” ujarnya.
Selain itu, kata Saryadi pembayaran digital dilakukan untuk mengoptimalkan rekapitulasi capaian pendapatan asli daerah (PAD) sektor pariwisata Bantul. Hal itu lantaran dengan pembayaran digital, PAD yang diterima Pemkab Bantul akan terekap secara real time.
Menurutnya, pembayaran digital juga meningkatkan akuntabilitas dalam pembayaran retribusi tersebut. "Karena cashless jelas uang masuk ke rekening Pemkab. Jadi tidak ada petugas TPR yang terima uang," ujarnya.
Selama ini Pemkab Bantul baru bekerjasama dengan Dinpar DIY dalam aplikasi Visiting Jogja. Pemkab Bantul pun belum memiliki aplikasi untuk pembelian tiket retribusi yang dikelola sendiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

RI Siapkan Alternatif Penampungan Warga Gaza Butuh Perawatan Medis
Advertisement

Wisata Sejarah dan Budaya di Jogja, Kunjungi Jantung Tradisi Jawa
Advertisement
Berita Populer
- MAKI Nilai Kasus Penganiayaan Pengamat Penambangan Tak Bisa Dianggap Selesai dengan Berdamai
- Jadwal Bus DAMRI dari Jogja, Purworejo dan Kebumen Tujuan Bandara YIA, Kamis (7/8/2025)
- Polda DIY Nyatakan Semua Pihak Terkait Judol Akan Ditindak
- Jadwal KRL Solo Jogja yang Berangkat dari Stasiun Palur, Kamis 7 Agustus 2025
- Dinkes Jogja Klaim Leptospirosis Sudah Terkendali
Advertisement
Advertisement