Advertisement

Program Skrining Murid Sekolah Digencarkan Guna Menekan Penyakit Jantung

Yosef Leon
Rabu, 07 Agustus 2024 - 13:07 WIB
Abdul Hamied Razak
Program Skrining Murid Sekolah Digencarkan Guna Menekan Penyakit Jantung Ilustrasi serangan jantung (Freepik)

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Dinas Kesehatan DIY menyebut akan memaksimalkan program deteksi dini oleh guru di setiap Unit Kesehatan Sekolah (UKS). Upaya ini dilakukan menyusul tingginya prevalensi penyakit jantung di wilayah ini dengan angka 1,67% atau sebesar 11.757 orang pada 2023 lalu. 

Kepala Dinas Kesehatan DIY Pembajun Setyaningastutie membenarkan bahwa prevalensi penyakit jantung di wilayahnya paling tinggi se Indonesia. Hanya saja Pembajun mengklaim bahwa data lima tahun terakhir atau 2018-2023 prevalensi penyakit itu menunjukkan tren yang menurun. 

Advertisement

BACA JUGA: Waspada! Ada 1,8 Miliar Orang Dewasa di Dunia Berisiko Terjangkit Kardiovaskular karena Mager

"Per 2023 memang tinggi se Indonesia prevalensi penyakit jantung DIY tapi kalau dilihat sejak 2018 trennya turun," ungkap dia, Rabu (7/8/2024). 

Menurut Pembajun, penyakit jantung bisa diantisipasi dengan terapi sejak dini. Pihaknya pun menggencarkan program skiring jantung untuk anak sekolah lewat UKS. Namun, pada program skrining jantung anak sekolah itu Dinkes DIY baru menyasar murid perempuan. 

"Murid perempuan kami jadikan sasaran karena banyak kasus kematian ibu melahirkan akibat penyakit jantung," katanya.

Dalam proses skrining itu Puskesmas akan berkoordinasi dengan sekolah melalui UKS untuk dilakukan pemindaian kondisi kesehatan murid oleh guru. Guru kemudian melakukannya dengan data ceklis. begitu hasil ceklis keluar nantinya akan dikirim lagi ke Puskesmas dan dilakukan proses lebih lanjut. 

Hanya saja Pembajun tidak merinci kabupaten kota mana saja yang punya jumlah kasus penderita penyakit jantung paling tinggi se DIY itu. Hal ini disebut dia untuk mencegah perspektif negatif terhadap wilayah tersebut, sehingga sajian data dilaporkan dalam bentuk persentase saja. 

"Kami selalu bilang kalau kasus kesehatan yang terjadi di wilayah kabupaten kota berarti itu adalah kasusnya Pemda DIY juga dan harus ditangani bersama," katanya.

Menurutnya secara usia penderita penyakit jantung paling banyak di DIY rata-rata berusia 50 tahun ke atas. Hanya saja dalam Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) itu usia di bawah 45 tahun trennya juga sudah mulai naik yang dipicu oleh gaya hidup tidak sehat. 

"Masyarakat kami imbau untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat, berhenti merokok, berhenti makan makanan berlemak, berhenti konsumsi alkohol dan rajin olah raga minimal 30 menit sehari," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pengelolaan Barang Bukti Kripto, Kejaksaan Agung Gandeng OJK

News
| Rabu, 25 September 2024, 20:37 WIB

Advertisement

alt

Melihat Destinasi Wisata Stroberi di Kaki Rinjani, Selalu Ramai Pengunjung

Wisata
| Selasa, 24 September 2024, 11:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement