Nandur Srawung #11, Perayaan Warisan Seni dari Seniman Pendahulu
Advertisement
JOGJA—Dinas Kebudayaan DIY bersama Taman Budaya Yogyakarta kembali menggelar pameran seni rupa Nandur Srawung. Kegiatan ini dibuka pada Kamis (15/8) dan akan dilaksanakan hingga 28 Agustus mendatang.
Nandur Srawung #11 mengusung tema Wasiat: Legacy. Pameran ini menjadi perayaan warisan seni rupa dari para seniman pendahulu sejak 1945-1955. Di sisi lain, Nandur Srawung juga jadi wadah eksplorasi. Warisan seni yang ada sebelumnya mempengaruhi seniman masa kini dalam berbagai aspek seperti sosial, budaya, dan artistik.
Advertisement
Kepala Kundha Kabudayan atau Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, menjelaskan Taman Budaya Yogyakarta merupakan laboratorium sekaligus ruang untuk mengekspresikan seni. Baginya, Nandur Srawung #11 ini terbilang istimewa. Sebab, pelaksanaannya tak jauh dari Peringatan HUT ke-79 Kemerdekaan RI dan Peringatan Undang-Undang Keistimewaan ke-12 DIY. Menurut Dian, ini sejalan dengan tema Nandur Srawung kali ini, yakni Wasiat: Legacy.
"Legacy, warisan ini sangat masuk dengan tematik-tematik di Jogja saat ini. Agenda kami pada malam hari ini merupakan implementasi nilai Mikul Dhuwur Mendhem Jero, ini cara memaknai generasi penerus di seni rupa," jelas Dian di Taman Budaya Yogyakarta, Kamis.
Kundha Kabudayan, kata Dian, turut memberi dukungan pada kegiatan ini dengan dana keistimewaan. Lewat gelaran Nandur Srawung #11 pihaknya ingin mengajak masyarakat untuk menghargai karya seniman terdahulu. Melalui berbagai karya yang ada, masyarakat dibawa untuk melihat karya seni rupa dari berbagai generasi. "Ini maknanya dalam dan jadi tantangan bagi generasi sekarang spesial yang ikut aktivitas Nandur Srawung. Bagaimana menjawab tantangan yang terjadi dulu dan sekarang," ungkapnya.
Beberapa Dekade
Kepala Taman Budaya Yogyakarta Purwiati menjelaskan karya dibagi menjadi beberapa dekade mulai dari 1945-2015. Karya juga terbagi menjadi tiga klaster. Menurutnya, ini mengundang para seniman untuk menyajikan karya yang mengambil inspirasi dari seniman pendahulu. Baik dari segi pemikiran, metode yang digunakan, hingga gagasan artistiknya. Purwiati mengatakan pameran Nandur Srawung #11 akan digelar di Taman Budaya Yogyakarta pada 15-28 Agustus 2024. Dimulai pada pukul 11.00-21.00 WIB. "Pameran ini dibuka setiap hari dan gratis," kata Purwiati.
Salah satu kurator, Sujud Dartanto, menjelaskan dia bersama kurator lainnya membutuhkan waktu hingga enam bulan untuk mengkurasi karya yang ada. Karya tak hanya hadir dari DIY, tapi juga daerah lain seperti Madura hingga Tuban. Total ada 81 karya dari 75 seniman yang dipamerkan.
Sujud menambahkan karya yang ada di Nandur Srawung kali ini terbilang bervariasi. Ada karya lukisan dengan warna-warna cerah dan kekinian. Di sisi lain ada juga karya dengan warga gelap dengan kesan khas tempo dulu. Beberapa karya maestro seni juga ada di sini, seperti Djoko Pekik dan Djayengasmoro.
"Kami ingin perupa itu selalu confidence bahwa pencapaian yang ada sekarang itu tidak lepas dari pencapaian sebelumnya. Agar ke depan kualitas karya juga semakin baik," ujarnya.
Sujud mengaku sudah 8 kali ikut serta pada pameran Nandur Srawung. Menurutnya, karya seni yang dia kurasi dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dari sisi kualitas. Karya seni yang ada pun semakin bervariasi. Dari segi audiens pengunjung Nandur Srawung dari tahun ke tahun juga meningkat. Pada 2023 lalu, Nandur Srawung dihadiri oleh 22.000 pengunjung. "Harapannya paling tidak di tahun ini ada lebih dari 22.000 pengunjung yang hadir," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Profil dan Harta Kekayaan Setyo Budiyanto, Jenderal Polisi yang Jadi Ketua KPK Periode 2024-2029
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Catat! Malam Jumat Kliwon Pekan Depan Ada Sendratari Sang Ratu di Parangkusumo
- 124 Warga Sidomulyo Sleman Terima Ganti Rugi Tol Jogja-Solo Seksi 3 Sebesar Rp53 Miliar
- Tok! Eks Dirut PT Tarumartani Divonis 8 Tahun Penjara atas Dugaan Korupsi Rp8,7 Miliar
- 500 Kiai dan Nyai Sebut Harda-Danang sebagai Pilihan Tepat untuk Sleman Baru
- Beranda Migran Nilai Pemindahan Penahanan Mary Jane ke Filipina Langkah Maju untuk Keadilan
Advertisement
Advertisement