AKN Seni dan Budaya Yogyakarta Luncurkan Tari Beksan Manunggal Jati, Terinspirasi Menyatunya Kasultanan dan Pakualaman
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL–Akademi Komunitas Negeri (AKN) Seni dan Budaya Yogyakarta meluncurkan tari Beksan Manunggal Jati. tarian tersebut merupakan pengembangan dari tari klasik gaya Kasultanan Ngayogyakarta dan tari klasik gaya kadipaten Pakualaman.
Tari Beksan Manunggal Jati yang akan menjadi simbol dan ciri khas AKN Seni dan Budaya Yogyakarta tersebut secara resmi ditampilkan perdana pada momen Wisuda Diploma Satu di Pendopo Bale Widya Budaya kompleks kampus setempat, Kamis (5/9/2024). Wisuda 91 mahasiswa Tahun Akademik 2023-2024 tersebut dihadiri langsung oleh Gubernur DIY Sri Sultan hamengku Buwono X dan sejumlah pejabat terkait.
Advertisement
Tari Beksan Manunggal yang dibawakan oleh tujuh mahasiswa tersebut berlangsung sekitar 20 menit. Rencananya setelah tarian tersebut diluncurkan akan didaftarkan ke Kemenkumham sebagai identitas milik AKN Seni dan Budaya Yogyakarta.
"Jadi, setelah tarian ini diluncurkan, kami akan mendaftarkannya ke dalam hak kekayaan intelektual, agar kami memiliki perlindungan hukum dan tidak di duplikat secara asal-asalan oleh orang lain," kata Direktur AKN Seni dan Budaya Yogyakarta Supadma melalui Kepala Sub Bagian tata Usaha, Bayu Aprianto melalui keterangan resminya, Jumat (6/9/2024).
Bayu menjelaskan tari Beksan Manunggal Jati diambil dari ide dan gagasan menyatunya Kasultanan Nyayogyakarta dan Pura Pakualaman Yogyakarta. Manunggal berasal dari bahasa Jawa yang memiliki arti "bersatu" atau "menyatu." Istilah ini sering digunakan dalam konteks yang menunjukkan kesatuan, persatuan, atau integrasi dari beberapa unsur menjadi satu kesatuan yang utuh.
“Pijakan garap Beksan Manunggal Jati adalah pengembangan dari tari klasik gaya Kasultanan Yogyakarta dan tari klasik gaya Pura Pakualaman Yogyakarta,” jelasnya
Beksan Manunggal Jati yang dibawakan oleh tujuh orang penari ini mengadaptasi beberapa esensi konsep bedhaya gaya Yogyakarta serta memunculkan idiom-idiom gerak baru dalam penyajiannya.
Gerak pokok yang digunakan pada Beksan Manunggal Jati ini adalah ragam gerak kambeng dan kinantang. Kambeng memiliki karakter gerak yang kuat, seimbang, teguh, menep, dan membumi. Sedangkan Kinantang memiliki karakter gerak tegas, patah-patah sak madya (biasa), keras tetapi tidak kongas.
Adaptasi esensi bedhaya pada konsep bedhayan Beksan Manunggal Jati juga diwujudkan pada rias dan busananya. “Bentuk dari rias dan busana yang sama itu merupakan ciri khas yang dimiliki oleh tari bedhaya. Penari Beksan Manunggal Jati menggunakan bentuk busana yang sama yaitu berupa kain panjang yang dibentuk atau biasa disebut kampuh,” ujarnya.
Lebih lanjut Bayu mengatakan bahwa seni dan budaya tradisional merupakan ruhnya masyarakat Yogyakarta. Keberlangsungan seni budaya Yogyakarta sangat pelu dijaga, agar tetap lestari, Kkhususnya seni tari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Kena OTT KPK, Gubernur Bengkulu Dibawa ke Jakarta untuk Pemeriksaan
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- 3 Alasan Relawan Bolone Mase Mendukung Penuh Kustini - Sukamto di Pilkada Sleman
- KPU Bantul Petakan TPS Rawan Bencana Hidrometeorologi, Ini Lokasinya
- Lestarikan Warisan Budaya Tak Benda, Kementerian Kebudayaan Gelar Indonesia ICH Festival di Jogja
- Kampanye Pilkada Kulonprogo Rampung, Logistik Siap Dikirim
- Begini Komitmen Paslon Pilkada Jogja untuk Mewujudkan Birokrasi Bersih Tanpa Korupsi
Advertisement
Advertisement