TPS3R Karangmiri dan Piyungan Belum Beroperasi Maksimal
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Sampah-sampah di Kota Jogja saat ini dikelola oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jogja di empat TPS3R, yakni di Nitikan, Kranon, Karangmiri dan Piyungan. Sayangnya, beberapa TPS3R belum beroperasi maksimal sehingga pengelolaan sampah pun masih terkendala.
Dari pantauan Harian Jogja pada Rabu (6/11/2024) pagi, di TPS3R Nitikan terlihat sejumlah pekerja tengah sibuk mengolah sampah dengan mesin pengolah sampah. Beberapa gerobak penuh sampah telihat di area luar TPS3R. Beberapa truk sampah milik DLH Kota Jogja terparkir di halaman depan.
Advertisement
BACA JUGA : Keluhkan Bau Tak Sedap, Warga Sekitar TPS3R Nitikan: Tak Sesuai dengan yang Dijanjikan
Kabid Pengelolaan Persampahan DLH Kota Jogja, Ahmad Haryoko, menjelaskan pengelolaan sampah di Kota Jogja saat ini dilakukan di empat TPS3R, yakni Nitikan, Kranon, Karangmiri dan Piyungan. Namun untuk TPS3R Karangmiri dan Piyungan belum berjalan maksimal.
“Karangmiri sudah operasional tapi masih terbatas, hanya mengolah sekitar 10 ton sehari saja. Belum bisa dimaksimalkan, karena sedang ada proses pembicaraan legalitas terkait lahan. Jadi kami belum berani memaksimalkan. Standarnya bisa untuk 20 ton, tapi kalau dimaksimalkan bisa jadi 30 ton,” ujarnya, Rabu (6/11/2024).
Sementara untuk TPS3R di Piyungan yang menggunakan lahan pinjaman dari Pemda DIY seluas 2.600 meter persegi, saat ini sedang berlangsung pembangunan area insenerator. Hal ini menyebabkan operasional pengolahan sampah menjadi cukup terkendala.
“Yang di Piyungan masih ada proses pembangunan. Karena operasinya di Lembah, jalannya sempit. Terbatas lokasinya. Sudah beroperasi dari Juni kemaren, cuma di bulan Oktober sampai Desember ada proses pembangunan, jadi tidak maksimal. Paling 10 sampai 15 ton per harinya,” paparnya.
Adapun TPS3R Nitikan dan Kranon saat ini beroperasi maksimal, dengan kapasitas pengolahan sampah di Kranon 30 ton per hari dan Nitikan 60 ton per hari karena menggunakan dua mesin. Kedua TPS3R itu beroperasi dalam dua shift, dari pukul 06.00 WIB hingga 18.00 WIB.
Sementara timbulan sampah Kota Jogja saat ini diperkirakan sekitar 300 ton per hari. Dengan berbagai upaya pengolahan sampah di masyarakat melalui bank sampah maupun pengelolaan mandiri di rumah tangga, diasumsikan sampah yang masuk ke depo dan dikelola DLH Kota Jogja sebesar 200 ton per hari.
Angka ini menurutnya bisa diselesaikan pengelolaannya ketika semua TPS3R sudah bisa berjalan maksimal, yang ditargetkan pada awal 2025. Di samping dengan TPS3R, DLH Kota Jogja juga tengah menyiapkan dua lokasi insenerator untuk sampah residu, yakni di Giwangan dan Piyungan, dengan kapasitas normal masing-masing 20 ton.
BACA JUGA : TPS3R Banguntapan di Kompleks TPST Modalan Telah Diuji Coba, Ini Hasilnya
Sementara dalam kondisi saat ini, pihaknya masih bekerja sama dengan TPS3R Panggungharjo, Sewon Bantul, untuk mengelola sampah yang tidak tertangani di empat TPS3R tersebut. “Kisarannya sekitar 30 ton per hari,” ungkapnya.
Terkait tumpukan sampah di depo Kotabaru, hal ini terjadi lantaran di lokasi tersebut tidak ada penjagaan, sehingga menjadi sasaran pembuangan sampah di luar waktu yang sudah dijadwalkan. “Sekarang sudah dijaga, kami bekerja sama dengan Satpol PP juga,” kata dia.
DLH Kota Jogja sudah menjadwalkan pembuangan sampah di setiap deo bagi warga sekitar. Jadwal pembuangan sampah ini berbeda-beda intensitasnya, tergantung kebutuhan di setiap lokasi. “Kita lihat skala prioritas, kalau seperti yang di THR itu memang harus setiap hari untuk menjaga wajah kota,” paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Mantan Gubernur Maluku Utara AGK Kembali Diperiksa KPK soal Kepemilikan Asetnya
Advertisement
Menikmati Keindahan Teluk Triton Kaimana, Tempat Wisata Unggulan di Papua Barat
Advertisement
Berita Populer
- Nilai Produksi Perikanan Tangkap Gunungkidul Tembus Rp62,1 Miliar
- Data Geospasial Ternyata Bisa Dipakai untuk Penyaluran Bansos Agar Tepat Sasaran
- Kesbangpol Jogja Dorong Ormas Ikut Sukseskan Gelaran Pilkada 2024
- Ribuan APK di Bantul yang Melanggar Aturan Pemasangan Ditertibkan
- Manfaatkan Green House untuk Budi Daya Melon, Petani Sleman Meraup Untung Rp32 Juta Sekali Panen
Advertisement
Advertisement