Advertisement
Gunung Merapi Luncurkan Lava Pijar Puluhan Kali dalam Sepekan Terakhir

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN -- Sejumlah awan panas guguran dan puluhan guguran lava teramati terjadi di Gunung Merapi sepekan terakhir. Dalam kurun waktu pengamatan 14-20 Maret 2025, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat setidaknya ada 90 guguran lava yang terjadi. Masyarakat diimbau untuk menjauhi daerah potensi bahaya.
Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso menjelaskan selama sepekan terakhir Gunung Merapi menunjukkan dua kali awan panas guguran ke arah barat daya atau hulu Kali Krasak. Jarak luncur maksimumnya mencapai 1.800 meter atau 1,8 kilometer
Advertisement
Selain awan panas guguran, puluhan guguran lava juga teramati di Gunung Merapi dalam sepekan. "Guguran lava teramati sebanyak 31 kali ke arah hulu Kali Bebeng sejauh maksimum 1.800 meter, 29 kali ke arah hulu Kali Krasak 1.800 meter, 29 kali ke arah barat hulu Kali Sat/Putih 1.900 meter dan satu kali ke arah hulu Kali Boyong sejauh 1.200 meter," terang Agus dikonfirmasi pada Sabtu (22/3/2025).
Selanjutnya berdasarkan analisis morfologi dari stasiun kamera Ngepos dan Babadan 2, morfologi kubah barat daya disebut Agus teramati adanya sedikit perubahan akibat
aktivitas awan panas dan guguran lava. Untuk kubah tengah tidak teramati adanya perubahan morfologi yang signifikan.
"Berdasarkan analisis foto udara tanggal 11 Maret 2025, volume kubah barat daya sebesar 3.626.200 meter kubik, sedangkan untuk volume kubah tengah terukur sebesar 2.368.800 meter kubik," jelasnya.
Pada aspek kegempaan, Agus mengungkapkan salam sepekan terakhir Gunung Merapi mencatat dua kali gempa Awan Panas Guguran (APG), delapan kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 692 kali gempa Fase Banyak (MP), 996 kali gempa Guguran (RF) dan 9 kali gempa Tektonik (TT).
"Intensitas kegempaan pada minggu ini masih cukup tinggi," kata dia.
Di sisi lain, Agus juga menerangkan pada pekan ini hujan beberapa kali terpantau terjadi di area Pos Pengamatan Gunung Merapi. Intensitas curah hujan tertinggi sebesar 27 mm/jam selama 122 menit di Pos Kaliurang yang terjadi pada 17 Maret 2025. Kendati demikian tidak dilaporkan adanya penambahan aliran maupun lahar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.
Dia menambahkan berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental disimpulkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas Gunung Merapi ditetapkan dalam tingkat “SIAGA”.
Adapun Agus mengatakan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan–barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal tujuh kilometer. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal tiga kilometer dan Sungai Gendol lama kilometer. "Sedangkan
lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak," ungkapnya.
"Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya," tandas Agus.
Masyarakat diimbau Agus tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. "Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Spesial Kemerdekaan RI; Ini Promo dari Gojek, Grab, ShopeeFood
Advertisement

Sagon Wiyoro, Produsen Sagon Legendaris Berusia 70 Tahun
Advertisement
Berita Populer
- Mabuk dan Bawa Celurit, 2 Pemuda Bikin Resah di Jalan Sorogenen
- BRIN Ingatkan Ancaman Gempa Megathrust dan Tsunami Raksasa di Selatan Jawa
- Belasan Napi di Gunungkidul Langsung Bebas Seusai Peroleh Remisi Kemerdekaan
- Kelurahan Gedongkiwo Jogja Kelola Sampah dengan Program Mas Jos
- 5 ASN Bantul Diberi Hukuman Disiplin Berat
Advertisement
Advertisement