Advertisement
Punya Potensi Tinggi, UGM Dampingi Peternak Ayam Jowo Super di DIY

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Punya waktu pertumbuhan yang lebih cepat, budi daya ayam Jowo Super (Joper) punya potensi tinggi untuk mendukung ketahanan pangan. Agar budi daya ayam Joper dapat optimal, pendampingan para peternak dianggap perlu untuk digencarkan.
Langkah pendampingan ini yang coba dilakukan Fakultas Peternakan (Fapet) UGM. Pendampingan dikemas dalam program pengabdian kepada masyarakat agar mampu menciptakan inovasi yang bisa menjadi solusi atas tingginya permintaan daging ayam kampung.
Advertisement
"Peran kami adalah menyebarluaskan teknologi dan praktik budi daya yang tepat guna kepada masyarakat," terang Guru Besar Fapet UGM, Prof. Wihandoyo, Selasa (26/8/2025).
Dari sisi potensinya, Wihandoyo menambahkan jika ayam Joper punya kans untuk menjadi substitusi ayam kampung potong.
"Ayam Joper memiliki potensi besar sebagai substitusi ayam kampung potong sehingga dapat membantu memenuhi permintaan pasar tanpa menguras populasi ayam kampung asli," ujarnya.
Dijelaskan Wihandoyo, ayam Joper merupakan hasil persilangan ayam kampung jantan dan ayam petelur komersial yang memiliki keunggulan signifikan berupa masa panen yang jauh lebih singkat.
Ayam ini dapat mencapai bobot potong ideal (0,8–1 kg) hanya dalam 60 hingga 70 hari sehingga dapat menjawab tantangan lambatnya pertumbuhan ayam kampung tradisional. "Hasil persilangan ini paling optimal untuk menghasilkan ayam potong," jelasnya.
BACA JUGA: Stadion Mandala Krida Masih dalam Pengawasan KPK, Kajian Renovasi di 2026
Untuk pembibitan berkelanjutan, Wihandoyo mengatakan perlu penanganan genetik secara lebih lanjut. Fokus Fapet UGM saat ini memastikan peternak mendapatkan keuntungan maksimal dari siklus pembesaran untuk konsumsi.
Sementara itu, peneliti lain dari Laboratorium Ilmu Ternak Unggas Fapet, Heru Sasongko menjelaskan program pengabdian masyarakat pendampingan ayam jope dilakukan telah menjangkau seluruh wilayah DIY, mulai dari Sleman, Bantul, Kulonprogo, hingga Gunungkidul.
Berbagai kegiatan yang dilakukan di antaranya pelatihan keterampilan, pelatihan peningkatan ekonomi dan pelatihan kemandirian bibit.
Melalui berbagai pendampingan dan pelatihan yang berkelanjutan ini diharapkan dapat menjadi jembatan antara inovasi peternakan dan kebutuhan masyarakat.
Program ini lanjut Heru tidak hanya berkontribusi pada peningkatan ekonomi peternak lokal tetapi juga secara aktif mendukung stabilitas pasokan pangan hewani di tingkat regional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Pengemudi Truk Pengangkut Gas LPG Tewas Terseret Tronton di Tol JORR Jatiasih
Advertisement

Kebun Bunga Lor JEC Jadi Destinasi Wisata Baru di Banguntapan Bantul
Advertisement
Berita Populer
- Tim Saber Pungli Dibubarkan, Begini Penjelasan Pemkab Gunungkidul
- DPRD Kulonprogo Tetapkan Raperda Kesejahteraan Lansia Menjadi Perda
- Suryodiningratan Dorong Warga Terapkan Program Mas Jos
- SDN Terban Direnovasi, Siswa Belajar di Rumah Warga hingga Desember
- Waspada! Gelombang Tinggi hingga 4 Meter pada 27-30 Agustus 2025 di Pantai Selatan DIY
Advertisement
Advertisement