Advertisement
Bantul Targetkan Internet di Tingkat Kalurahan dan Sekolah Tuntas 2029

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL--Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul menyiapkan langkah besar untuk memperluas dan menuntaskan jaringan fiber optic hingga ke tingkat kalurahan dan sekolah. Program ini ditargetkan selesai pada 2029, mencakup sekitar 700 kilometer jaringan.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Bantul, Bobot Ariffi' Aidin, menyampaikan bahwa saat ini belum semua wilayah di Bantul memiliki fiber optic. Dari total 75 kalurahan, baru 48 yang terhubung fiber optic, sedangkan 27 lainnya masih mengandalkan radio.
Advertisement
“Tapi, secara fungsi itu sudah terhubung dengan internet semua. Lalu, untuk sekolah, belum semuanya terpasang fiber optic,” ujarnya, Minggu (7/9/2025).
Ia menjelaskan, kebutuhan anggaran untuk membangun jaringan sepanjang 700 kilometer mencapai Rp77 miliar. Jika dikerjakan dalam lima tahun, maka dibutuhkan sekitar Rp15,4 miliar setiap tahunnya.
“Artinya, kalau sekitar 700-an kilometer dibagi dengan lima tahun pengerjaan, ya sekitar 140-an kilometer yang harus dikerjakan per tahun,” tutur Bobot.
BACA JUGA: Bupati Bantul Targetkan Pusat Industri Digital Tumbuh di Bantul
Pihaknya juga telah mengajukan usulan anggaran untuk program ini dalam pembahasan Kebijakan Umum Anggaran Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2026. Namun, dana yang diusulkan belum mencapai kebutuhan ideal Rp15 miliar per tahun.
“Kalau kita bicara kebutuhan anggaran dan pengerjaan ya seperti itu. Tetapi, ya coba nanti kita lihat apakah ada peluang anggaran di luar APBD untuk membantu menuntaskan fiber optic,” tambahnya.
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, menegaskan penyediaan fiber optic merupakan komitmen Pemkab untuk memastikan seluruh kalurahan di Bumi Projotamansari bisa terhubung. Dari jaringan tersebut nantinya juga dapat dipasang radio wireless di daerah-daerah blank spot.
“Fiber optic ini menjadi suatu jawaban. Tidak semua provider, tidak semua pengusaha jaringan signal itu mau membangun di daerah pelosok, karena faktor bisnisnya tidak masuk. Paling hanya beberapa orang dan budget investasi terlalu besar, tidak nutup, sehingga mereka (investor dan pengusaha jaringan signal) mundur,” katanya, Jumat (5/9) lalu.
Menurut Halim, pemasangan fiber optic pada 2026 akan dimulai dari kalurahan, mengingat sudah ada sistem informasi desa di 75 kalurahan di Bantul. Setelah itu, program dilanjutkan ke sekolah-sekolah negeri.
“Jadi, setelah itu SD negeri, SMP negeri. Karena, SD dan SMP sekarang itu kan pembelajaran digital sudah mulai diterapkan. Dan tantangan ini memang lebih berat dibandingkan di kota. Kota enggak ada masalah dengan signal, tapi kalau Bantul kan ada daerah pegunungan,” jelasnya.
Ia menambahkan, program ini juga akan mengalirkan bandwidth gratis ke sekolah negeri dengan dukungan APBD Bantul.
“Kemudian, nanti sekolah-sekolah negeri juga kami aliri dan diberikan jatah bandwidth secara gratis oleh anggaran dari anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) Bantul, sehingga pembelajaran digital bisa dijalankan,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Ungkap Aktor Utama Kerusuhan di Indonesia, Polisi Gandeng TNI dan BIN
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jadi Tuan Rumah Porda, Atlet Gunungkidul Ditarget Meraih 45 Medali Emas
- Polisi Dinilai Lamban Tangkap Pelaku Perusakan Pospol di DIY
- Proyek Parkir Nglanggeran Berpotensi Mangkrak, Kalurahan Minta Dilanjutkan
- Ini Toko Buku Unik di Jogja, Mirip Shakespeare and Company Paris
- Lagu-lagu Koes Plus Meriahan Wisata Malam Watu Gagak Bantul
Advertisement
Advertisement