Advertisement
Warga Diajak Menelusuri Peninggalan Hindu-Buddha di Bantul

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Upaya mengenalkan dan menumbuhkan kepedulian masyarakat terhadap benda serta situs cagar budaya mulai bermunculan di Kabupaten Bantul. Hal ini dilakukan agar sejarah berikut kisah dibalik peninggalan kebudayaan itu terus diturunkan dari generasi ke generasi.
Salah satunya melalui kegiatan historical tour ke sejumlah situs bersejarah di wilayah Piyungan dan Banguntapan, Bantul pada Sabtu (18/10/2025). Agenda yang melibatkan puluhan warga lintas generasi ini mengajak peserta menelusuri jejak-jejak peninggalan masa Hindu-Buddha yang tersebar di lokasi tersebut.
Advertisement
Kepala Seksi Sejarah dan Museum Dinas Kebudayaan Bantul, Devi Puspitasari mengatakan, acara ini bertujuan memberikan edukasi sejarah masa Hindu-Buddha kepada masyarakat umum.
“Selain mengenalkan sejarah, kami ingin masyarakat mengetahui keberadaan benda dan situs cagar budaya agar bisa dilestarikan dan dimanfaatkan untuk edukasi maupun peningkatan ekonomi warga sekitar,” ujarnya.
BACA JUGA
Sebanyak 20 peserta mengikuti tur sejarah ini, didampingi narasumber serta juru pelihara dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X guna memastikan bahwa kunjungan berjalan sesuai kaidah pelestarian. Rombongan mengunjungi sejumlah titik bersejarah, antara lain Situs Payak, Retjo Buntung, Situs Candi Gampingan, Situs Candi Mantup, dan Situs Watu Gilang Potorono.
Selain situs candi, peserta juga diajak melihat benda cagar budaya yang menyatu dengan kehidupan warga, seperti sebuah yoni yang berada di teras balai warga, serta Jaladwara dan Yoni di Ironayan. Menariknya, di salah satu titik yang dikira merupakan peninggalan masa Hindu-Buddha, peserta justru menemukan umpak yang belum diketahui asal usulnya dan perlu penelitian lanjutan.
“Ini jadi bagian dari proses belajar bersama, bahwa pelestarian budaya juga harus didasari pemahaman dan kajian ilmiah,” kata Devi.
Menurutnya, kegiatan semacam ini penting agar warga merasa memiliki situs budaya di sekitar mereka. Dengan begitu, pelestarian tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga menjadi kesadaran bersama.
“Kalau masyarakat paham nilai sejarah dan potensi ekonomi dari situs budaya, mereka akan ikut menjaga. Edukasi adalah kunci agar warisan budaya tidak hilang begitu saja,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Thai AirAsia Sambung Kembali Penerbangan Internasional di GBIA
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement