Advertisement
BTNGM Klaim Hutan Gunung Merapi di Wilayah DIY Tidak Ada yang Gundul
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN--Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM) menyatakan kawasan hutan di bawah supervisinya khususnya di wilayah Kabupaten Sleman yang meliputi wilayah kecamatan Turi, Pakem, dan Cangkringan tidak ada yang gundul. Namun, kerusakan hutan akibat erupsi Merapi 2010 terjadi di wilayah Kecamatan Srumbung, Magelang.
Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM) Pujiati mengatakan jika hutan di wilayah Kabupaten Sleman tidak ada yang gundul. Pasca erupsi Merapi 2010, pihaknya lantas melakukan sejumlah aksi pemulihan ekosistem hutan di lereng Merapi khususnya di wilayah Kabupaten Sleman.
Advertisement
"Hutan yang rusak banyak di kecamatan Srumbung, Magelang, bukan gundul, tapi bekas erupsi atau kebakaran, tepatnya di Jurang Jero, Srumbung, Magelang, TNGM sudah mempunyai rencana pemulihan ekositem selama lima tahun sejak 2018 sampai dengan 2022," ujar Pujiati kepada Harianjogja.com, Jumat (14/2/2020).
Kegiatan pemulihan ekosistem, lanjut Pujiati, dilakuan terhadap kawasan TNGM yang mengalami kerusakan baik akibat erupsi 2010 maupun kebakaran hutan. Pujiati menambahkan, tidak semua kawasan yang rusak dilakukan penanaman tanaman. Namun, ada yang melalui mekanisme alam atau suksesi alam. "Terutama di daerah yang sulit terjangkau yang dekat puncak, yang kami lakukan adalah melakukan pengamanan dan memantau proses suksesi alam tersebut," jelasnya.
Penanaman tanaman di lereng Merapi juga dilakukan hanya dengan menanam tanaman organik yang memang berasal dari lereng Merapi. Adapun, enam tanaman organik yang berasal dari lereng Merapi antara lain Puspa, Sarangan, Pasang, Dadap, Tesek dan Sowo.
"Jenis sarangan merupakan jenis yang terancam punah. Terhadap enam jenis tersebut kami memperbanyak dengan melakukan pembibitan yang dilaksanakan oleh kelompok binaan TNGM. Pembibitan dilakukan baik melalui biji, stek atau cangkok. Kami juga sedang mencoba kultur jaringan untuk jenis sarangan," jelasnya.
Jenis-jenis tersebut, lanjut Pujiati, yang coba ia dan jawatannya kembangkan untuk kegiatan penanaman di lokasi-lokasi yang mengalami kerusakan. "Dari Maret 2019 dan Desember 2019 kami juga melakukan penanaman pengkayaan di Kalikuning, namun kami hanya menambah atau memperkaya pohon yang sudah ada," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Pemberantasan Judi Online, Pakar Keamanan Siber: Penegakan Hukum Harus Maksimal
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Terbaru! KRL Jogja-Solo Sabtu 20 April 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan
- Jadwal KRL Solo-Jogja, Berangkat dari Palur Sabtu 20 April 2024
- Jadwal Buka Depo Sampah di Kota Jogja
- Jadwal Pemadaman Listrik Sabtu 20 April 2024: Giliran Sleman dan Kota Jogja, Cek Lokasinya!
- Wanita Berkebaya Gelar Aksi dengan Mata Tertutup di Tugu Jogja, Merespons Jelang Pembacaan Putusan MK
Advertisement
Advertisement