Advertisement

BTNGM Klaim Hutan Gunung Merapi di Wilayah DIY Tidak Ada yang Gundul

Hafit Yudi Suprobo
Jum'at, 14 Februari 2020 - 20:37 WIB
Bhekti Suryani
BTNGM Klaim Hutan Gunung Merapi di Wilayah DIY Tidak Ada yang Gundul Visual puncak Gunung Merapi dari pos Pengamatan Gunung Merapi di Selo, Boyolali, Minggu (3/3) pagi. - Twitter/BPPTKG DIY

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN--Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM) menyatakan kawasan hutan di bawah supervisinya khususnya di wilayah Kabupaten Sleman yang meliputi wilayah kecamatan Turi, Pakem, dan Cangkringan tidak ada yang gundul. Namun, kerusakan hutan akibat erupsi Merapi 2010 terjadi di wilayah Kecamatan Srumbung, Magelang.

Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM) Pujiati mengatakan jika hutan di wilayah Kabupaten Sleman tidak ada yang gundul. Pasca erupsi Merapi 2010, pihaknya lantas melakukan sejumlah aksi pemulihan ekosistem hutan di lereng Merapi khususnya di wilayah Kabupaten Sleman.

Advertisement

"Hutan yang rusak banyak di kecamatan Srumbung, Magelang, bukan gundul, tapi bekas erupsi atau kebakaran, tepatnya di Jurang Jero, Srumbung, Magelang, TNGM sudah mempunyai rencana pemulihan ekositem selama lima tahun sejak 2018 sampai dengan 2022," ujar Pujiati kepada Harianjogja.com, Jumat (14/2/2020).

Kegiatan pemulihan ekosistem, lanjut Pujiati, dilakuan terhadap kawasan TNGM yang mengalami kerusakan baik akibat erupsi 2010 maupun kebakaran hutan. Pujiati menambahkan, tidak semua kawasan yang rusak dilakukan penanaman tanaman. Namun, ada yang melalui mekanisme alam atau suksesi alam. "Terutama di daerah yang sulit terjangkau yang dekat puncak, yang kami lakukan adalah melakukan pengamanan dan memantau proses suksesi alam tersebut," jelasnya.

Penanaman tanaman di lereng Merapi juga dilakukan hanya dengan menanam tanaman organik yang memang berasal dari lereng Merapi. Adapun, enam tanaman organik yang berasal dari lereng Merapi antara lain Puspa, Sarangan, Pasang, Dadap, Tesek dan Sowo.

"Jenis sarangan merupakan jenis yang terancam punah. Terhadap enam jenis tersebut kami memperbanyak dengan melakukan pembibitan yang dilaksanakan oleh kelompok binaan TNGM. Pembibitan dilakukan baik melalui biji, stek atau cangkok. Kami juga sedang mencoba kultur jaringan untuk jenis sarangan," jelasnya.

Jenis-jenis tersebut, lanjut Pujiati, yang coba ia dan jawatannya kembangkan untuk kegiatan penanaman di lokasi-lokasi yang mengalami kerusakan. "Dari Maret 2019 dan Desember 2019 kami juga melakukan penanaman pengkayaan di Kalikuning, namun kami hanya menambah atau memperkaya pohon yang sudah ada," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pemberantasan Judi Online, Pakar Keamanan Siber: Penegakan Hukum Harus Maksimal

News
| Sabtu, 20 April 2024, 22:37 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement