Viral Wisata Esktrem Naik Layangan Raksasa, Ini Reaksi Satpol PP Bantul...
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL - Wisata ekstrem baru di Bantul, berupa menaiki layangan naga raksasa, kini tengah viral di media sosial. Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Bantul mengawasi unsur keamanannya secara serius.
Sebab, menaiki layangan naga raksasa yang biasa dilakukan di kawasan gumuk pasir dan Jalan Jalur Lintas Selatan (JJLS) Bantul itu dinilai berbahaya bagi wisatawan.
Advertisement
Kepala Satpol PP Bantul Yulius Suharta mengatakan jawatannya terus memantau informasi penerbangan layangan naga raksasa yang tengah viral di media sosial. Sekilas, Yulius memandang kegiatan wisatawan menaiki layangan naga tersebut sangat berbahaya, karena tidak didukung dengan alat keamanan yang sesuai standar.
“Kami akan cek ke lokasi. Kami lihat dulu. Jika memang benar-benar membahayakan, kami akan minta kegiatan itu dihentikan,” kata Yulius, Kamis (29/10/2020).
Baca Juga: UMP 2021 Tidak Naik, Ini Sikap Serikat Pekerja Rokok DIY
Yulius juga akan mengecek apakah kegiatan menerbangkan layangan raksasa tersebut menerapkan protokol kesehatan.
“Karena ini akan mengundang kerumunan. Kami tidak ingin ada kegiatan yang seperti di JJLS beberapa waktu lalu. Sekiranya menimbulkan kerumunan dan tidak menerapkan protokol kesehatan akan kami minta hentikan kegiatan itu,” lanjut Yulius.
Sementara, pembuat layangan Wardoyo mengakui belum ada koordinasi dengan Satpol PP untuk menerbangkan layangan raksasa. Selain itu, kegiatan ekstrem tersebut awalnya hanya digunakan sebagai hiburan. Dia tak menyangka bakal viral.
“Awalnya hanya untuk senang-senang teman-teman saja. Untuk keamanan memang sejauh ini memang belum ada jaminan. Namun, ke depan, kami imbau kepada teman-teman untuk siap dan berjaga di bawahnya. Untuk antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan,” katanya.
Wardoyo menuturkan, selama ini kegiatan menerbangkan layangan naga raksasa biasa dilakukan pada akhir pekan di dua tempat berbeda, yakni di JJLS dan gumuk pasir Pantai Parangtritis. Di dua lokasi tersebut, para anggota komunitas Kedon (komunitas layang-layang) biasanya hanya meminta izin kepada pengelola tempat wisata untuk menerbangkan.
Adapun yang terlibat dalam penerbangan layangan raksasa ini biasanya ada sekitar 30 orang. Lima orang bertugas untuk menaikkan, sisanya berjaga-jaga di bawahnya. Agar gerakan layangan terkontrol dan bisa dinaiki, di ujung tali untuk menerbangkan diikatkan ke pohon.
Baca Juga: Ini Alasan Putra Bungsu Jenderal Soedirman Bergabung di Pemuda Pancasila
“Ternyata responnya cukup baik. Pengunjung ramai. Sejauh ini memang tidak kami pungut biaya. Siapa saja yang berani silakan menaiki. Kami memilih gumuk pasir, karena lebih aman jika terjadi apa-apa,” ucapnya.
Menerbangkan layangan raksasa sebenarnya membahayakan jiwa. Pada Jumat (4/9/2020) lalu, seorang pelajar kelas II SMP, Nabil warga Mayungan 1 Desa Murtigading, Sanden sempat terangkat setinggi 3 meter, sebelum akhirnya terhempas dan terjatuh di lapangan.
Video menaiki layangan naga raksasa viral di media sosial. Video tersebut salah satunya diunggah oleh akun Instagram @wonderfuljogja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Satu-satunya yang Gelar Kampanye Akbar, Heroe-Pena Gandeng 15.000 Kawula Muda
- Jadwal Terbaru KRL Jogja-Solo Jumat 22 November 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo
- Jadwal SIM Keliling di Kulonprogo Jumat 22 November 2024
- Heroe-Pena Optimistis Kantongi 40 Persen Kemenangan
- Jadwal Terbaru KRL Solo-Jogja Jumat 22 November 2024: Berangkat dari Palur Jebres, Stasiun Balapan dan Purwosari
Advertisement
Advertisement