Advertisement

Bukan Pengajian, Pemdes Sebut Penularan Covid-19 hingga 35 Orang karena Salat Berjemaah

Jalu Rahman Dewantara
Kamis, 11 Februari 2021 - 19:37 WIB
Bhekti Suryani
Bukan Pengajian, Pemdes Sebut Penularan Covid-19 hingga 35 Orang karena Salat Berjemaah Ilustrasi. - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO--Pemerintah Kalurahan Jangkaran, Kapanewon Temon, Kulonprogo memiliki versi berbeda terkait penyebaran Covid-19 yang menginfeksi 35 warga kalurahan tersebut.

Menurut Lurah Jangkaran, Murtakil Humam sumber penularan bukan dari pengajian seperti yang disampaikan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kulonprogo, melainkan salat berjamaah. "Bukan pengajian itu, tapi salat berjemaah," kata Murtakil Humam saat dihubungi wartawan, Kamis (11/2/2021).

Advertisement

Murtakil menjelaskan penularan bermula dari salah satu warga yang diduga sudah terinfeksi Covid-19 tetapi masih ikut salat berjemaah di masjid dan musala Jangkaran.

BACA JUGA: Kabur Setelah Bacok Orang di Gambiran, RAS Diciduk Polisi di Daerah Taman Siswa

"Jadi itu Itu tidak diketahui bahwa dia terpapar Covid, setelah itu ikut jemaah, dan dengan kondisi tubuhnya merasa gak enak itu diperiksakan, lalu diswab ternyata hasil positif," jelasnya.

Berangkat dari situ, satuan tugas Covid-19 tingkat kalurahan bersama Puskesmas II Temon dan Dinas Kesehatan Kulonprogo melakukan tracing. Pada awalnya kata Murtakil ada lima jamaah yang masuk radar tracing dinyatakan positif Covid-19. Salah satu jemaah yang dinyatakan terinfeksi virus itu sebelumnya juga mengikuti kegiatan takziah.

"Ada juga yang selalu rutin salat berjemaah ashar di masjid, nah kalau pas magrib dan isya salatnya di musala. Akhirnya yang kena tambah banyak juga," kata dia.

Dijelaskan, setelah tracing diperluas jumlah jamaah yang terkonfirmasi positif mencapai 35 warga. Seluruhnya merupakan jamaah masjid dan musala di wilayah Jangkaran. Dari 35 orang itu, lima di antaranya menjalani perawatan di rumah sakit. Sisanya isolasi mandiri.

Disinggung mengenai dugaan penyebab penularan karena adanya tradisi jabat tangan, Murtakil menegaskan selama pandemi kebiasaan itu telah dihilangkan. Dia juga menyatakan penyelengaraan salat berjemaah baik di masjid maupun musala tempat terjadi penyebaran sudah menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

"Sebetulnya di sini pemutusan rantai Covid-19 sudah dijalankan. Bahkan posko kami jadi pernah jadi percontohan, tapi ya namanya juga musibah, apalagi sekarang dengan adanya new normal banyak yang beranggapan pandemi udah selesai, jadi mulai kendor pelaksanaan prokesnya," ucap Murtakil.

Diberitakan sebelumnya, 35 warga yang mayoritas tinggal di Kalurahan Jangkaran, Kapanewon Temon, Kulonprogo terkonfirmasi positif Covid-19. Diduga mereka terinfeksi virus saat mengikuti pengajian yang digelar di salah satu masjid, kalurahan setempat belum lama ini.

Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kulonprogo, Baning Rahayujati mengatakan kasus yang oleh pihaknya disebut klaster pengajian itu bermula dari salah satu warga Jangkaran, yang dinyatakan positif Covid-19 berdasarkan hasil swab test pada 22 Januari 2021.

Warga berjenis kelamin laki-laki itu sebelumnya sempat mengalami demam, dan oleh pihak keluarga dibawa ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan. Karena menunjukkan gejala yang mengarah Covid-19, warga tersebut lantas dites swab dengan hasil positif.

"Saat dicek ternyata bapak itu [kasus positif] saat sakit sempat mengikuti pengajian yang rutin digelar seminggu sekali di salah satu masjid di Jangkaran," kata Baning dalam jumpa pers di Kantor Dinas Kesehatan Kulonprogo, Kamis (11/2/2021) siang.

Dari situ, gugus tugas tingkat kalurahan langsung terjun untuk melakukan tracing terhadap peserta pengajian. Dari 58 jemaah yang masuk radar tracing, 39 menunjukkan gejala. Terhadap yang bergejala telah dilakukan swab test dengan hasil 34 positif Covid-19 plus satu yang merupakan kasus pertama. Sehingga total penderita sebanyak 35 orang.

Baning mengatakan berdasarkan laporan yang ia terima, pelaksanaan pengajian itu tidak menerapkan protokol kesehatan, terutama soal aturan untuk tidak bersentuhan. Diduga hal itulah yang menyebabkan puluhan jemaah terinfeksi Covid-19.

"Jadi di sana masih ada budaya bersalam-salaman, kemungkinan karena itu, untuk pemakaian masker informasinya sudah dijalankan hanya memang ada beberapa yang tidak menggunakan dengan benar," jelas Baning.

Baning mengatakan pihaknya masih terus melakukan upaya tracing terhadap kontak erat kasus. Hingga pagi ini, ada 27 sasaran tracing. Sebanyak 25 di antaranya sudah menjalani swab test, dan saat ini masih menunggu hasilnya. Terhadap kasus positif maupun yang masih menunggu hasil swan test telah diminta melaksanakan isolasi mandiri. Masjid tempat pengajian itu juga sudah ditutup untuk sementara waktu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Hakim Konstitusi Arief Hidayat Tak Terbukti Melanggar Kode Etik

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 16:27 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement