Advertisement

Warga Padukuhan di Srandakan Ini Sejahtera karena Sapi

Catur Dwi Janati
Sabtu, 09 April 2022 - 08:57 WIB
Arief Junianto
Warga Padukuhan di Srandakan Ini Sejahtera karena Sapi Salah satu mitra budi daya sapi BUMDus Babakan, Suparlan menunjukan sapi peliharaannya pada Kamis (7/4/2022). - Harian Jogja/Catur Dwi Janati

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL--Banyak cara dilakukan warga Babakan, Kalurahan Poncosari, Kapanewon Srandakan untuk meningkatkan kesejahteraan. 

Salah satu strategi moncer yang mereka lakukan adalah melalui usaha budi daya penggemukan sapi dengan sistem bagi hasil. Dengan sistem bagi hasil di mana warga menjadi mitra Badan Usaha Milik Dusun (BUMDus).

Advertisement

Di tengah puluhan kaveling kandang kelompok sapi, Suparlan, salah satu mitra BUMDus Babakan, perlahan tiba dengan sepeda motor jadulnya ke balai yang terletak di antara kandang. Beberapa perkakas tampak semampir di leher motor bebeknya. Mengenakan kaos dan celana pendek, Suparlan mulai duduk di atas tikar sambil mulai bercerita soal kemitraannya dengan BUMDus Babakan.

BACA JUGA: Kocok Ulang Alkap DPRD Bantul, Golkar-Gerindra Dilucuti

Serabutan, itu adalah jawaban yang muncul pertama dari bibir Suparlan saat ditanya soal apa mata pencahariannya. Parlan panggilan akrabnya memang tak pilih-pilih pekerjaan yang ditawarkan, apa yang ada lekas disikat, asalkan dapur masih dapat terus mengebul dan anak bisa terus sekolah.

Sudah tiga tahun ini Parlan ikut bermitra dengan BUMDus untuk menggemukkan sapi. Di tengah ruwetnya mencari uang di masa-masa pandemi, menggemukkan sapi seolah jadi tabungan hidup Parlan. Tentu dia harus mengajukan diri saat BUMDus Babakan mencari mitra penggemukan sapi, bersaing dengan puluhan warga lainnya yang sama-sama melihat potensi tambahan pendapatan ini. 

Setelah diterima Parlan bersama BUMDus akan membeli bibit sapi untuk digemukkan. Bibit tadi selanjutnya diserahkan Parlan untuk diperlihara dan dirawat sampai waktu penjualan tiba. 

"Pagi memberi makan, paling nanti setengah jam. Kerja, nanti habis asar merumput, ngombor. Hanya untuk sambilan pelihara sapi," ujarnya.

Salah satu yang tentu paling menarik dari kemitraan ini adalah persentase pembagian hasil antara pemodal dan peternak yakni 30:70. Artinya dari keuntungan penjualan, tak tanggung-tanggung, warga yang merupakan mitra mendapat 70% bagian dari laba yang didapat. 

BACA JUGA: Bawa Gir di Malam Hari, Pelajar di Imogiri Bantul Ditangkap Polisi

Parlan memisalkan, bila bibit sapi dibeli dengan harga Rp16 juta per ekor dan laku Rp22 juta per ekor, untung yang didapatkan sekitar Rp6 juta. Dari Rp6 juta itu Parlan mendapat laba sekitar Rp4juta untuknya dan Rp2 juta untuk BUMDus.

Bila rata-rata penggemukan dilakukan empat bulan, maka Parlan mendapatkan pendapatan sekitar Rp1 juta tiap bulannya. Jumlah yang cukup besar untuk menambah penghasilan hariannya sebagai pekerja serabutan.

"Ya menguntungkan, ibaratnya saya memelihara selama empat bulan kalau penggemukan korban. Itu sapi satu, satu bulannya saya bisa dapat Rp1 juta," ungkapnya.

Soal pakan, Parlan tak perlu kebingungan. Pasalnya rumput melimpah di ladang dan bantaran Kali Progo. Bahan komboran juga disediakan oleh BUMDus dengan sistem pinjam. Setelah laku dijual, laba yang akan didapat Parlan akan sedikit dipotong dari jumlah bahan komboran yang ia pakai selama menggemukan sapi.

Soal kesehatan ternaknya, BUMDus berkoordinasi dengan Puskeswan. Saat datang sapi diberi obat dan vitamin. Nantinya beberapa pekan jelang Iduladha sapi-sapi di Babakan diperiksa kesehatannya dan diberi obat cacing kembali.

Total sudah tujuh sapi yang pernah ia gemukkan dan laku dijual untuk Iduladha. Jumlah tersebut belum termasuk sapi yang dimitrakan BUMDus pasca Idul Adha yang lebih condong pada pembuntingan sapi. Artinya setelah dibuntingkan sapi lalu dijual. 

Selama menjadi mitra, Parlan belum pernah gagal menggemukan sapi. Sapi-sapi yang ia rawat gemuk-gemuk dan cepat laku di pasaran.

BACA JUGA: Ingat! JJLS Ditutup Setiap Sabtu-Minggu Selama Ramadan

Untung yang Parlan peroleh sangat membantunya dalam memenuhi berbagai keperluannya khususnya untuk kebutuhan sekolah. Tabungan dari laba sapi ia gunakan untuk menyekolahkan anak bungsunya yang kini tengah duduk di bangku SMK. Selain untuk biaya sekolah dan makan sehari-sehari Parlan juga bisa membeli motor dari kemitraan ini.

"Ya untuk macam-macam untuk, kebutuhan hidup. Yang jelas sekolah anak. Harapannya program ini bisa lanjut terus. Supaya masyarakat bisa menikmati manfaat seperti yang saya dapatkan," ucap dia.

Kesepakatan

Kepala Padukuhan Babakan, Agus Sriyono menceritakan awal mulanya ide budi daya sapi dengan pemberdayaan warga ini disambut baik para sesepuh dan warga. Perumusan persentase bagi hasil juga dicetuskan dari rapat padukuhan. Karena tujuannya untuk menyejahterakan warga, maka disepakati porsi untung yang didapat warga jauh lebih tinggi ketimbang yang diterima padukuhan.

"Karena ini dana padukuhan yang dipakai kita enggak terlalu fokus ke hasil. Tapi kemanfaatannya, kesejahterannya. Arahnya ke kesejahteraan warga," tandasnya.

Pada tahun pertama penggemukan sapi, BUMDus Babakan baru mampu membeli 25 bibit sapi untuk diternakkan. Selanjutnya pada tahun kedua jumlah sapi yang dikembangkan makin bertambah yakni jadi 45 ekor. Sementara untuk tahun ini sapi yang dikembangkan sudah mencapai sekitar 120 ekor.

Dari modal pembelian bibit sapi sekitar Rp15 -19 juta per ekor, nantinya saat dijual harga sapi bisa mencapai Rp25 juta setelah digemukkan dengan laba sekitar Rp8 juta per ekornya. Adanya kerja sama penggemukan sapi ini dapat membantu perekonomian warga.

"Masyarakat tak perlu modal banyak untuk membeli sapi, karena dibelikan oleh BUMDus. Untuk pakan sapi tertolong dengan melimpahnya rumput yang ada di bantaran Sungai Progo," ujarnya.

BACA JUGA: Hamil Tua dan Terlilit Utang, Wanita Gasak Perhiasan Senilai Rp60 Juta

Skema kemitraan budi daya sapi ini dilirik tak hanya warga Babakan, tetapi warga di luar padukuhan. Dari 60 warga mitra, 70 persennya merupakan warga Babakan. Sisanya warga di padukuhan di sekeliling Babakan. Ini pun, masih banyak warga di Babakan yang masih mengantre ingin ikut program kemitraan penggemukan sapi ini.

Diceritakan Agus banyak padukuhan lain yang juga ingin terlibat mitra. Namun jauhnya lokasi membuat lengawasan BUMDus sulit dilakukan. "Kalau dari luar daerah mau menjiplak kita itu belum, cuma dari person to person misalnya ingin jadi anggota yang dari luar itu banyak," ujarnya.

Agus menambahkan bila para mitra dipilih berdasarkan keterampilan beternak juga faktor ekonomi. Ada mitra yang belum pernah berternak sapi, coba diberi satu sapi, berhasil, akhirnya setelah dinilai ahli kini malah diberi tujuh sekali memelihara.

"Kami pakai seleksi juga, karena yang namanya hewan itu harus punya rasa kasih sayang untuk hewan. Jadi kami pilih-pilih warga mana yang bisa memelihara, itu yang kami alokasikan dulu. Tapi kalau yang meragukan ya kami kasih tapi jumlahnya sedikit, uji coba. Kalau memang hasilnya bagus kami kasih lagi," tandasnya.

Sebenarnya penggemukan sapi tidak hanya dilakukan untuk menyambut Iduladha. Kemitraan juga diberikan kepada warga ingin menggemukan sapi pasca Iduladha. Namun disebutkan Agus, periode pasca Iduladha warga yang berminat sedikit, rata-rata hanya 35 sapi. Pada periode ini ada memilik membuntingkan sapi betina ataupun menggemukan sapi potong.

Warga untung, padukuhan pun maju. Meski hanya sekitar 30 persen keuntungan yang diperoleh pakuhan, manfaat yang diterima warga terbilang liar biasa. Dari keuntungan yang didapat padukuhan, uang dipakai untuk membangun jalan di padukuhan. "Jalan kemarin panjang sekitar 300 meter. Lebarnya 3,5 meter. Itu jalan wisata," jelasnya.

"Termasuk alokasi dana sosial juga banyak. Bansos tiga bulanan, bansos kaum duafa, yatim piati dan lain-lain, banyak," tandasnya.

BACA JUGA: Bangunan Semipermanen di Jl. Bantul dan Jl. Imogiri Barat Ditertibkan

Tak hanya itu, laba penggemukan sapi juga ikut sedikit banyak menyumbang pembangunan gedung PAUD, TK dan SD di Babakan. Sampai-sampai pembayaran guru honorer di sekolah tersebut pun ikut disumbang dari laba budidaya sapi ini. Dari budi daya sapi yang diusahakan secara berdikari, manfaatnya sampai diberbagai lini. Sektor ekonomi, pendidikan, infrastruktur maupun wisata kecipratan dana laba sapi ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

KPK Panggil Dirjen Anggaran Kemenkeu Terkait Dugaan Kasus Gratifikasi Eks Bupati Kukar

News
| Selasa, 22 Oktober 2024, 21:27 WIB

Advertisement

alt

Menengok Lagi Kisah Ribuan Prajurit Terakota Penjaga Makam Raja di Xian China

Wisata
| Kamis, 17 Oktober 2024, 22:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement