Advertisement

Promo November

Sultan Gelorakan Wawasan Nusantara Bahari

Sunartono
Rabu, 21 September 2022 - 23:07 WIB
Bhekti Suryani
Sultan Gelorakan Wawasan Nusantara Bahari Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X saat memberikan orasi ilmiah dalam Simposium Internasional dan Lifetime Achievement ISPEC Maritime Award 2022 di Jakarta Rabu (21/9/2022). - Ist.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA--Gubernur DIY Sri Sultan HB X menggelorakan semangat wawasan Nusantara bahari untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara poros maritim dunia. Hal itu disampaikan dalam Simposium Internasional dan Lifetime Achievement – ISPEC Maritime Award 2022 di Jakarta Rabu (21/9/2022).

Sultan mengatakan eksistensi jalur sutra maritim, selama perang dingin memang tidak menempatkan Samudera Hindia menjadi daya tarik kepentingan ekonomi dan politik bagi Amerika, Jepang, Cina, dan negara Eropa. Namun pada awal 2000-an berubah, dan Samudera Hindia muncul ke permukaan sebagai wilayah ekonomi dan politik yang sangat penting. Indonesia pun menjadi persilangan strategis, sebagaimana zaman kejayaan bahari Nusantara beberapa abad silam. Indonesia sendiri, telah berusaha menempatkan diri sebagai Poros Maritim Dunia.

Advertisement

Dengan letak strategis ini maka sudah seharusnya seluruh masyarakat Indonesia memiliki wawasan Nusantara, sekaligus wawasan nusantara bahari. Guna merevitalisasi semangat Nusantara, maka konsekuensinya Indonesia harus memiliki pemahaman tentang geopolitik dan geostrategis. Hal ini untuk menggugah wawasan dalam mengeksplorasi jatidiri bangsa, diaktualisasikan dalam konsep Bhinneka Tunggal-Ika, dan ditempatkan dalam konteks percaturan global.

“Di mana faktor geopolitik amat ditentukan oleh perkembangan sistem informasi dan teknologi informasi serta transaksi finansial internasional,” kata Sultan saat memberikan orasi ilmiah dalam kegiatan tersebut.

Sultan mengingatkan aktualisasi nilai Bhinneka Tunggal Ika menjadi penting untuk memperkuat integrasi bangsa di tengah upaya mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Artinya, tidak boleh dilupakan bahwa bangsa ini berbeda-beda dalam suatu kemajemukan. Bukan semangat kemanunggalan yang paling potensial untuk bisa melahirkan kesatuan dan persatuan, melainkan pengakuan akan adanya keberagaman dan kesediaan untuk menghormati kemajemukan bangsa Indonesia. Kenyataan kemajemukan ini, kata Sultan sering diabaikan dalam wacana politik elite. Meski diakui, bahwa Indonesia adalah masyarakat bhineka, tetapi harus selalu diingat bahwa sesungguhnya bhinneka tunggal ika harus dijadikan faktor perekat integrasi bangsa.

Semangat dan keterampilan bahari yang pernah menjadi kebanggaan Indonesia perlu digali dan dikembangkan kembali di kalangan generasi muda. Tujuannya agar bangsa Indonesia mampu menjadi tuan di negeri mereka sendiri. Dilhami oleh semangat bahari itu, upaya membangun Indonesia lebih maju memerlukan strategi budaya yang menyiapkan generasi muda Indonesia yang sanggup mengambil tanggung- jawab masa depan.

BACA JUGA: UIN Sunan Kalijaga Anugerahkan Honoris Causa kepada Habib Chirzin

Memenuhi tantangan tersebut, tentu menjadi relevan, apabila kita melakukan flashback atas upaya peneguhan wawasan nusantara bahari yang telah dilontarkan dalam Deklarasi Djuanda tahun 1957, yang didesain sebagai simbol pemersatu bangsa, meski nasib dari konsep itu belum mengalami kemajuan yang berarti,” ujarnya.

HB X menambahkan wawasan Nusantara bahari telah menjadi isu politik penting, terutama dalam ide pembentukan poros lajur laut bagi pelayaran internasional melalui perairan Indonesia. Diplomasi maritim sering bernilai tinggi karena manfaat wilayah maritim terhadap pembangunan ekonomi. Alasan lain diperbaruinya kepentingan geopolitik dalam wawasan nusantara, tidak dapat dilepaskan dari nilai simbolis wilayah maritim.

Melalui konsep Poros Maritim Dunia maka pembangunan maritim harus diprioritaskan sebagai garda peradaban Indonesia masa depan, yang menjamin kehidupan ekonomi, sosial dan politik, serta marwah Indonesia di percaturan politik global. Apabila Indonesia bertekad menggeser orientasi pembangunan menuju skala dunia, maka tidak lain harus mulai memperkuat basis pendidikan bidang kelautan.

“Oleh sebab itu, pendidikan Indonesia setidaknya harus berorientasikan pada tatanan benua maritim Indonesia. Selain itu, perlu bagi kita untuk memperkuat fungsi pengawasan. Dengan berbagai potensi yang melingkupinya, kemaritiman akan menjadi salah satu solusi kunci dalam berbagai permasalahan global di masa depan,” kata Sultan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

KJRI Upayakan Pemulangan 7 Jenazah TKI dari Malaysia

News
| Senin, 25 November 2024, 07:37 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement