Advertisement
Sebar Video Jadi Korban Klithih, ternyata Pemuda Ini cuma Terkena Clurit saat Cari Rumput
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL — Sempat viral lantaran mengunggah video dirinya yang mendaku menjadi korban kejahatan jalanan, RK, pemuda asal Sanden, Bantul justru berurusan dengan polisi.
Pasalnya, alih-alih menjadi korban kejahatan jalanan, saat diperiksa polisi, RK mengakui bahwa ternyata luka yang ia alami lantaran terkena arit dan pecahan kaca sewaktu dia bertengkar dengan kekasihnya.
Advertisement
Kasi Humas Polres Bantul, Iptu I Nengah Jeffry Prana Widyana mengatakan video pengakuan RK yang viral tersebut awalnya disebarkan oleh S, 34, dan AN, 38, warga Sanden melalui grup Whatsapp.
“S dan AN yang menulis narasi di grup Whatsapp bahwa RK telah menjadi korban kejahatan jalanan di Jalan Samas-Parangtritis, tepatnya di sebelah timur Jembatan Merah Srigading, Sanden, Bantul,” kata Jeffry, Sabtu, (26/11/2022) malam.
BACA JUGA: Warga Kulonprogo Tertangkap Basah Curi Baterai PLTS Pantai Goa Cemara
Setelah video itu viral, Unit Reskrim Polsek Sanden pun segera mengecek lokasi kejadian serta meminta keterangan sejumlah saksi di sana.
Sayangnya, polisi tak berhasil menemukan seorang pun saksi yang mendengar atau pun melihat ada kejadian kekerasan jalanan di lokasi tersebut.
Curiga dengan kebenaran video unggahan tersebut, polisi lantas memeriksa korban serta dua orang penyebar berita tersebut. Setelah diinterogasi, akhirnya RK mengakui dirinya telah berbohong.
"Akhirnya yang bersangkutan [RK] mengakui bahwa cerita tersebut bohong. Kejadian sebenarnya adalah bahwa luka pada tangan kanannya itu karena terkena arit saat mencari rumput dan terkena pecahan kaca karena bertengkar dengan pacarnya,” katanya.
Kepada polisi, kata Jeffry, salah satu penyebar berita hoaks tersebut, AN, berkilah bahwa dia menyebarkan hoaks itu dengan alasan untuk memberi peringatan agar selalu waspada.
Jeffry menegaskan bahwa pelaku penyebar hoaks dapat dijerat dengan Undang-Undang No.11/2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
“Ancaman hukumannya juga tidak main-main, ancaman pidana paling lama enam tahun atau denda paling banyak sebesar Rp1 miliar,” ucapnya.
Untuk itu, dia mengimbau kepada masyarakat agar tidak mudah menyebarkan berita yang belum pasti kebenarannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Menteri Imigrasi & Pemasyarakatan Sebut Rehabilitasi Narkoba untuk Kurangi Kelebihan Kapasitas Lapas
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Peringati Sumpah Pemuda, Karang Taruna Rejowinangun Gelar Rejowinangun Fest 2024
- Ruang Melamun Bisa Jadi Rekomendasi Toko Buku Lawas di Jogja
- BKAD Kulonprogo Terbitkan SPPT, Nilai Pajak Bandara YIA Tahun 2024 Rp16,38 Miliar
- Grand Zuri Malioboro Corporate Gathering Nobar Home Sweet Loan
- Pilkada 2024: Politik Uang Tak Pengaruhi Preferensi Pemilih di Kota Jogja
Advertisement
Advertisement