Advertisement

Anak Guru PAUD Gunungkidul Diterima Kuliah di 7 Kampus Luar Negeri, Begini Prosesnya

David Kurniawan
Kamis, 31 Agustus 2023 - 18:52 WIB
Budi Cahyana
Anak Guru PAUD Gunungkidul Diterima Kuliah di 7 Kampus Luar Negeri, Begini Prosesnya Bupati Gunungkidul Sunaryanta saat berfoto bersama dengan Allin Yahya Yasmin (nomor empat dari kanan), penerima beasiswa LPDP yang diterima kuliah di tujuh universitas di luar negeri di Aula Pemkab Gunungkidul, Kamis (31/8/2023). - Harian Jogja/David Kurniawan

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Allin Alya Yasmin, remaja asal Dusun Budegan II, Piyaman, Wonosari, Gunungkidul akan berangkat ke luar negeri untuk menempuh studi di University of Toronto pada 2 September 2023. Sebelum memutuskan kuliah di Kanada, ia telah diterima di tujuh universitas di luar negeri.

Senyum langsung mengembang di bibir Allin Alya Yasmin, dara kelahiran 26 Februari 2015 seusai keluar dari ruang kerja Bupati Gunungkidul Sunaryanta, Kamis (31/8/2023) sekitar pukul 08.30 WIB. Hampir setengah jam ia berbincang dengan bupati dan Sekretaris Daerah Gunungkidul, Sri Suhartanta.

Advertisement

Dia ditemani sang Ibu Siti Widyaningsih, dan beberapa anggota keluarga lainnya. Selain untuk beraudiensi dengan orang nomor satu di Gunungkidul, Allin juga berpamitan karena mulai 2 September 2023 akan berangkat ke Kanada guna menempuh studi di University of Toronto.

Prestasi gadis asal Dusun Budegan II, Piyaman, Wonosari ini bukan kaleng-kaleng. Sebelum menetapkan hati untuk kuliah di Kanada, ia diterima di tujuh universitas di luar negeri.

BACA JUGA: Cerita Penghuni Terakhir Bukit Kembang Gunungkidul: Tiap Hari Didatangi Kawanan Monyet, Waswas Didatangi Macan

Ketujuh universitas ini meliputi University of Toronto, Kanada; Monash University, Australia; Curtis University, Australia; University of Western Australia; Wageningen University, Belanda; University of British Columbia, Kanada; dan Hong Kong Univeristy of Science and Tenchonology.

Setelah bertemu dengan Sunaryanta, Allin sempat menunjukkan kemahiran berbahasa Inggris di depan awak media yang menunggu selama audiensi berlangsung.

“Kuncinya harus pandai berbahasa Inggris. Kalau sudah, maka untuk bisa diterima di universitas luar negeri akan lebih mudah,” katanya kepada wartawan, Kamis.

Allin harus melalui proses panjang sebelum diterima di tujuh universitas di luar negeri. Selain menyelesaikan studi di SMA Unggulan CT Arsa Foundation, Sukoharjo, selama tiga tahun, ia juga mempersiapkan bekal untuk mendaftar kuliah di luar negeri sejak pertengahan 2022.

BACA JUGA: Kegelisahan Pemain Boneka Magis Nini Thowong dari Bantul

Allin ikut program Beasiswa Maju dari Kementerian Pendidikan Kebudayan Riset dan Teknologi. Di tahap ini, Allin hampir tidak ikut karena baru mengetahui informasi beasiswa dua hari menjelang pendaftaran ditutup.

Di waktu yang mepet ini, ia bisa menyelesaikan segala persyaratan yang dibutuhkan, termasuk membuat tiga makalah dalam Bahasa Inggris. “Karena terburu-buru, saat teman seasrama tidur, saya menyusun makalah,” katanya.

“Setelah persyaratan dimasukkan, ada tes wawancara dengan Bahasa Inggris secara online dengan tim Kemendikbud Risetdikti.”

Perjuangan yang dilalui Allin akhirnya membuahkan hasil. Ia diterima sebagai salah satu penerima beasiswa Indonesia Maju.

Sebagai ganjarannya ia berhak mengikuti pelatihan dan pembinaan untuk persiapan pendaftaran kuliah di luar negeri. Pelatihan dilaksanakan oleh tim Pusat Prestasi Nasional dari kementerian.

BACA JUGA: Kampung Mati di Kulonprogo Benar-Benar Mati, Penghuni Terakhir Pergi

Selama enam bulan, Allin harus mengikuti pelatihan secara online yang melibatkan peserta dari seluruh Indonesia. Jadwal yang dilalui sangat padat karena saban hari dia harus mengikuti pelatihan yang terbagi dengan kelas siang, sore, dan malam. Materi pelatihan meliputi persiapan mengambil S1 di luar negeri: ada kursus Bahasa Inggris agar lulus IELTS, kemampuan akademik, hingga persiapan tes Scholastic Asessment Test (SAT).

“Selama enam bulan fokus persiapan agar bisa diterima kuliah di luar negeri,” katanya.

Tekad sudah dibulatkan, Allin pun mengikuti pembinaan dari tim Pusat Prestasi Nasional hingga tuntas. Setelah selesai, ia langsung mencoba ikut program beasiswa LPDP untuk kuliah di luar negeri.

Di awal 2023, Allin mulai memasukkan pendaftaran. Pada tahap ini, ia diperbolehkan mendaftar hingga delapan universitas, tetapi Allin hanya memasukan lamaran di tujuh universitas. Sesuai keinginan sejak awal berkuliah di Hong Kong, ia memasukan lamaran ke Hongkong University of Science and Tenchonology. Berikutnya Allin memasukan lamaran ke University of Toronto, Kanada; Monash University, Australia; Curtis University, Australia; University of Western Australial Wageningen University, Belanda; University of British Columbia, Kanada. “Akhirnya bisa diterima di semua,” katanya.

Ia sempat bimbang memilih Hong Kong Univeristy of Science and Tenchonology atau University of Toronto.

Allin pun membandingkan prestasi kedua universitas dan dia akhirnya memilih University of Toronto yang dinilai memiliki prestasi yang lebih baik di bidang sains. “Tahun pertama kuliah akan ambil life science, rencananya tahun kedua mau ambil farmasi,” ujar Allin.

Allin bersyukur dengan jalan baik yang ia dapatkan. “Saya tentunya akan kembali lagi ke Indonesia setelah pendidikan saya selesai,” katanya.

Menurutnya, apa yang ia jalani bisa dilakoni pula oleh pelajar lain. Ada begitu banyak tawaran beasiswa hingga kuliah di luar negeri, termasuk dari pemerintah. “Harus mau cari informasi sebanyak-banyaknya, serta inisiatif dari diri sendiri juga diperlukan untuk mewujudkan mimpi,” katanya.

BACA JUGA: Pemburu Harta Karun Kali Oya Gunungkidul: Temukan Keris Emas, Jadi Buruh Bangunan Saat Hujan

Ibu Allin, Siti Widiyaningsih, sangat senang anaknya bisa kuliah di luar negeri melalui program beasiswa LPDP. Menurut dia, anak sulungnya itu memiliki kemauan kuat dan semangat kerja keras. “Hasilnya sudah mulai terlihat sejak dia duduk di bangku SMP kemudian melanjutkan sekolah di CT Arsa Foundation dengan beasiswa penuh,” katanya.

Ia membesarkan Allin dan adiknya seorang diri lantaran sudah berpisah dengan suami. Sehari-hari, Siti menjadi guru pendidikan anak usia dini (PAUD) serta mengajar di taman pendidikan Al-Qur'an (TPA).

Allin pun selalu mendulang prestasi, mulai dari peringkat tertinggi di sekolah hingga memenangi berbagai perlombaan. “Semoga selama menempuh studi di luar negeri dapat berjalan dengan lancar,” ujar Siti.

Keberhasilan Allin dalam mencapai keinginannya untuk bersekolah ke luar negeri mendapat perhatian Bupati Gunungkidul Sunaryanta. Ia menilai Allin bisa jadi teladan bagi pelajar lainnya.

“Saya juga berpesan agar menjaga kehormatan sebaik-baiknya selama menempuh studi. Nanti setelah selesai, kembali lagi untuk membangun negara ini,” kata Sunaryanta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kecelakaan Maut Bus Pengangkut Rombongan SMK Depok di Subang Diduga Rem Blong

News
| Minggu, 12 Mei 2024, 00:07 WIB

Advertisement

alt

Hanya 85 Meter, Ini Perbatasan Negara Terkecil di Dunia

Wisata
| Jum'at, 10 Mei 2024, 17:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement