Advertisement
Program Pemberdayaan Tanah Masyarakat Diharapkan Sasar Kelompok Rentan

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Program reforma agraria berupa penataan akses atau pemberdayaan tanah masyarakat (PTM) di Kalurahan Selopamioro, Imogiri, Bantul dinilai berhasil membantu perekonomian warga. Namun ke depan, program ini harus mampu menyentuh masyarakat rentan.
PTM dilakukan melalui elektrifikasi lahan tanaman bawang merah, agrowisata dan sejumlah kegiatan lainnya. PTM merupakan salah satu program reforma agraria (selain sertifikasi tanah) meliputi pemberian kesempatan akses permodalan maupun bantuan lain kepada subjek reforma agraria (masyarakat pemegang sertifikat tanah maupun bukan) untuk meningkatkan kesejahteraan mereka berbasis pada pemanfaatan tanah. Di tingkat daerah, PTM dilaksanakan oleh Kantor Pertanahan (Kantah) setempat.
Advertisement
BACA JUGA : Kasus Tanah Kas Desa: Saksi di Dinas Pertanahan DIY Akan Ditambah
Dimulai pada 2021, PTM pertama dilaksanakan di Kalurahan Selopamioro, Imogiri. Kemudian 2022 dilaksanakan di Wukirsari, Imogiri dan 2023 dilaksanakan di Panjangrejo, Pundong.
Salah satu Field Staff Program PTM, Kus Sri Antoro, mengatakan pada PTM di Selopamioro, sebanyak 200 warga menjadi penerima manfaat. Tujuan PTM ini agar tanah tidak mudah lepas dan bisa dimanfaatkan sebagai sumber ekonomi warga.
“Ke depan terpenting bagaimana program ini bisa diakses sebanyak mungkin masyarakat terutama dari kelompok rentan seperti masyarakat difabel, kelompok berbasis gender atau mereka yang tidak punya tanah,” kata Kus Sri Antoro dalam Bedah Buku Pemberdayaan Tanah Masyarakat, di Selopamioro, Imogiri, Selasa (24/10/2023).
Kemudian yang menjadi catatan yakni penentuan lokasi PTM yang belum sesuai sasaran. “Selama ini lokasi penataan aset belum menyasar kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan. Banyak yang mengalami krisis lingkungan, kerawanan pangan dan bencana, kerentanan energi, kemiskinan ekstrem, termasuk konflik struktural agraria,” kata dia.
Kepala Kantor Pertanahan Bantul, Teguh Triastono, berharap melalui PTM ke depan bisa lebih maju lagi. “Harapannya tidak hanya di Selopamioro, tapi di kalurahan lain,” kata dia.
Salah satu petani Selopamioro, Tugimin, mengatakan salah satu program PTM yang sangat terasa manfaatnya yakni hasil kerja sama BPN dengan PLN, yakni elektrifikasi pertanian. “Sebelumnya pakai disel biaya operasional Rp858.000. Setelah menggunakan listrik, kami isi pulsa Rp170.000 untuk masa tanam pertama, masih sisa. Sangat irit,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Dapat Surat Jawaban dari KPK, Ratusan Warga Pati Membubarkan Diri
Advertisement

Kebun Bunga Lor JEC Jadi Destinasi Wisata Baru di Banguntapan Bantul
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement